Sarapan pagi ini begitu sangat berbeda, karena semakin ramai karena kehadiran Larasati, Herman dan juga Azka suasana pun jauh terasa sangat hangat, karena untuk pertama kalinya Emely bisa melihat keceriaan Alzyas.
" Oma sama Opa sering-sering ya main ke sini, terutama Uncle " pinta Alzyas " Uncle Azka cuma satu tahun sekali pulang itupun harus diminta dulu " sambung nya, membuat yang punya nama tersenyum hangat pada Alzyas.
" kami semua berada disini itu untuk kamu sayang " jawab Larasati mengelus puncak kepala Alzyas yang duduk di sampingnya.
" buktinya Uncle Azka jauh-jauh dari Belanda datang kesini untuk ketemu kamu " sambung Herman
" Andai Mommy Zyas masih hidup, pasti Zyas lebih bahagia lagi " lirih nya
Seketika Raka dan Emely menghentikan aktivitas mereka, dan serentak langsung menoleh ke arah Alzyas begitupun dengan Milly.
" kan sekarang ada Mommy Emely yang gantiin " sahut Milly dan langsung mendapat kan tatapan tajam dari Alzyas.
" dia nyokap Lo, bukan nyokap gue!!!! dan selamanya akan begitu" ujar Alzyas dengan penuh penekanan.
Suasana yang tadi hangat kini kembali menjadi dingin dan mencekam, setelah mendengar pernyataan Alzyas ingin sekali rasanya Emely berteriak bahwa dirinya lah ibu Alzyas, dialah yang melahirkan Alzyas dengan bertaruh nyawa.
" Alzyas, jaga batasan kamu " ucap Raka dengan tegas di hadapan kedua orang tuanya dan juga kakaknya.
" Why Daddy? selama ini aku juga udah jaga batasan aku, anak kesayangan Daddy aja yang selalu begitu sangat membanggakan ibunya, seakan ibuku begitu buruk " bantah Alzyas yang tak kalah tegas
" Alzyas, kamu!!! " Raka berusaha menahan amarahnya saat Emely menggenggam tangan nya.
" CUKUP!!!!!!!! " suara bariton Herman begitu menggema
Alzyas langsung beranjak dari kursinya lalu berlalu pergi tanpa menghiraukan mereka yang masih berada di ruang makanan
" Alzyas!!!! Daddy belum selesai bicara " Raka sedikit meninggikan suaranya namun tidak di hiraukan oleh anaknya
" begini kah cara kalian menghadapi Alzyas? " tanya Herman.
" Milly, kamu berangkat ke sekolah sekarang yah sayang biar pak Ujang yang antar " ucap Emely pada Milly
" iya Mom " jawabnya sedikit melirik kearah Herman dengan takut-takut kemudian beranjak dari duduknya.
" Papa sangat kecewa sama kamu Raka, sampai kapan kamu akan menyembunyikan semua ini!!! "
" Pa, aku sudah berusaha namun tidak mudah melembutkan hati Alzyas "
" itu karena kamu sudah sangat lama menyembunyikan semua nya Raka!!!!!! "
Raka dan Emely hanya menunduk saat menghadapi murka dari Herman.
" Coba kalian Selami lebih dalam lagi hati Alzyas, dan kalian akan melihat betapa rapuhnya anak tak bersalah itu!!!!! wajar jika Alzyas sangat menyayangi Kirana yang dia pikir ibunya, karena Kirana membesar kan nya dengan penuh cinta dan kasih sayang, bahkan tidak pernah sedikitpun Kirana berlaku kasar pada Alzyas yang jelas-jelas bukan terlahir dari rahimnya, sama hal nya dengan Emely yang membesarkan anak angkat kalian!!! " ujar Herman dengan lantang
" dan kamu Emely, kamu adalah seorang ibu yang melahirkan Alzyas, tidakkah kamu merindukan nya? " tanya Herman
" aku merindukan Alzyas Pa, bahkan sangat merindukan nya " setetes cairan bening membasahi pipi Emely " tapi bagaimana cara ku menyampaikan nya, jika Alzyas saja tidak pernah dan tidak ingin memandang ke arah ku Pa "
Herman tersenyum sinis, lalu menatap Raka dan Emely secara bergantian.
" karena dia tidak tahu, kalau kamu adalah ibu kandungnya!!!! dan kamu lah yang melahirkan nya!!!! mengatakan itu saja kamu tidak berani " suara lantang Herman kembali bergema
" CUKUP PA!!!!! " dengan suara tinggi Raka membantah sang ayah
" RAKA!!!!!!!!! " balas Azka dengan tak kalah tingginya.
Dan untuk pertama kalinya, Larasati melihat kemarahan yang begitu besar di mata biru milik Azka.
" Berani-beraninya Lo bentak Papa di hadapan gue!!!!!! " tunjuk Azka " seharusnya Lo sadar dengan kesalahan Lo!!!!! demi cinta, Lo mengorbankan segalanya!!!!!! " ujar Azka dengan penuh amarah, membuat Raka bungkam " Lo adalah satu-satunya suami sekaligus ayah yang sangat egois yang pernah gue temui!!!! " lanjut nya
" kalian bisa mengatakan yang sebenarnya pada Milly bahwa dia bukan anak kandung kalian, tapi kenapa kalian tidak bisa mengatakan pada Alzyas bahwa dia adalah anak kalian, dan darah daging kalian!!!! " serang Azka lagi " bahkan sudah 16 tahun lebih kalian menyembunyikan nya " Azka tersenyum sinis pada adiknya
" maafkan kami bang Azka " lirih Emely
" katakan itu pada Alzyas, dia yang berhak mendapatkan kalimat itu " sahut Azka dengan dingin
" bisakah semua diselesaikan dengan kepala dingin, jika kalian merasa sama-sama paling benar lalu cara apa yang baik untuk menyampaikan semua kebenaran ini pada Alzyas, anak malang itu ? bisakah kalian semua menjawab pertanyaan sederhana ku? " tanya Larasati yang sudah tidak tahan lagi.
********
~disekolah
Alzyas hanya berdiam diri di kursinya, saat bel istirahat berbunyi, dirinya masih mengingat dengan jelas kejadian dimana Milly dengan mudah mengatakan bahwa sudah ada Emely yang menjadi ibunya, karena sampai detik ini Alzyas masih belum bisa menerima atas meninggalnya Kirana yang dia tahu bahwa wanita itu adalah ibunya.
" Alzyas, Lo kenapa sih dari tadi bengong mulu " Shasa mendekati Alzyas " bahkan Lo sama sekali nggak merhatiin waktu buk Ranta jelasin materi tadi "
" nggak apa-apa kok "
" kalo Lo ada masalah, Lo cerita sama kita " pinta Narina
" huhhhhhhhhhhhhhhh " Alzyas menghela nafas lelah kemudian memandang kedua sahabatnya.
" Alzyas..... kok Lo nangis " Shasa dan Narina langsung memeluk Alzyas yang mulai menetes kan airmata.
" jangan nangis, kan ada kita-kita " bujuk Shasa
" sekarang Lo tarik nafas terus hembuskan " ucap Narina, dan Alzyas melakukan nya.
" gimana, udah tenang? " tanya Shasa, Alzyas hanya tersenyum kecil lalu mengangguk.
" sekarang Lo cerita sama kita, ada masalah apa? " ujar Narina
" sebenernya gue sama Milly itu saudara, tapi kami beda nyokap " pandangan Alzyas lurus keluar jendela kelas " gue nggak tau persis ceritanya, karena saat itu waktu nya begitu cepat. Malam setelah pesta ulang tahun gue yang ke 7 tahun " Alzyas menghela nafas berat sebelum melanjutkan ceritanya " dan pada malam itu juga nyokap gue meninggal " cairan bening itu kembali menetes di pipi mulus Alzyas.
Alzyas kembali mengingat saat dirinya terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk dan saat itu juga dia mendengar pekikan suara Kirana dari lantai bawah. Alzyas kecil melihat Kirana sudah menangis tersedu-sedu di hadapan Raka dan seorang wanita yang juga menggandeng seorang anak kecil. Dengan langkah kaki nya yang kecil, Alzyas berlari menghampiri Kirana.
~Flashback
" Mommy Alzyas takut, tadi Alzyas mimpi buruk "
" tenang sayang ada Mommy disini, Alzyas jangan takut lagi yah.... "
" jangan tinggalin Alzyas ya..... Alzyas nggak mau Mommy pergi "
" hey..... Mommy nggak akan pergi, Mommy akan terus sama Alzyas "
" selamanya? "
" forever "
Alzyas pun mengurai pelukannya, lalu beralih menatap Raka dan dan wanita yang sama sekali tidak dia kenal secara bergantian lalu beralih memandang anak perempuan yang berada di samping wanita itu.
" Daddy.... Aunty ini siapa, kenapa dia ada di rumah kita? "
" Emmm Alzyas... Alzyas masuk kekamar yah sayang ini udah malem, besok kan Alzyas harus sekolah "
" ok Mommy... tapi Mommy jangan pergi ya.... Good Night Mommy, Good Night Daddy " Alzyas mencium pipi kedua orang tuanya dengan bergantian
Belum sampai Alzyas membuka kamarnya, gadis kecil itu kembali mendengar pekikan dan mengurung kan niatnya untuk masuk kamar dan sedikit mengintip dari lantai atas
" KIRANA... "
" Kirana jangan lakukan itu "
" Kirana kita bisa selesai kan ini dengan kepala dingin "
" hahahahahaha " Kirana hanya tertawa di dalam tangisnya, dirinya menatap Raka dan Emely dengan penuh kebencian
" kalau kamu lebih memilih Emely, lebih baik aku mati mas..... bertahun-tahun aku mengabdikan diriku menjadi istri kamu, tapi kamu malah menyakiti aku!!!!!! dan sekarang dengan bangganya kamu lebih memilih perempuan murahan ini dari pada aku "
" aku tidak pernah menyakiti kamu.... justru aku dan kamu yang sudah menyakiti Emely, bahkan berkali-kali... kamu jangan lupa bahwa- "
" CUKUP!!!!!! "
" Cukup..... seharusnya aku tidak kembali, seharusnya aku tidak menerima pinangan mu kembali mas.... ini semua salahku "
" Tidak Emely, ini bukan salah kamu... ini semua karena keserakahan Kirana " balas Raka
" kamu tega mas.... kamu sangat begitu tega "
" KIRANA!!!!!!!!!!!!!!!!!! " sebilah pisau tajam menusuk tubuh Kirana dengan sempurna
Raka langsung meraih tubuh Kirana yang hampir tumbang kelantai, darah segar mengalir dari luka Kirana.
" Emely hubungi ambulance "
" MOMMY... "
~Flashback off
Alzyas memejamkan kedua matanya dan menutup kedua telinganya dengan tangan nya, dirinya tidak sanggup mengingat kejadian buruk itu lagi.
" Alzyas Lo tenang " Narina langsung memeluk tubuh Alzyas yang sudah bergetar karena menangis.
" ternyata malam itu terakhir kali gue denger suara, ngeliat, dan meluk nyokap gue Narina..... Lo pasti bisa rasain kan gimana sakit dan sedihnya gue " Alzyas memeluk Narina dengan erat karena dirinya benar-benar membutuhkan tempat bersandar saat ini.
Narina dan Shasa tak dapat menahan air mata mereka untuk tidak jatuh, mereka bisa merasakan kesedihan Alzyas saat ini, dan untuk pertama kalinya mereka berdua melihat Alzyas serapuh dan sesedih ini. Shasa mengusap lembut pundak Alzyas yang masih berada dalam pelukan Narina.
" selama ini, ternyata gue dan nyokap gue di bohongi... dan ternyata bokap gue udah nikah sama nyokap Milly " Alzyas merasa dadanya terasa sesak " gue benci sebuah kebohongan... karena kebohongan itu sudah merenggut nyawa nyokap gue "
" Alzyas Lo tenang yah, ada kita disini buat Lo " bujuk Shasa dan di angguki oleh Narina.
Shasa dan Narina terkejut karena saat ini bukan hanya mereka berdua yang mendengar kan cerita Alzyas namun ada beberapa orang lagi yang sudah sejak tadi berdiri di depan pintu kelas mereka.
" Aditya " gumam Narina, dan bisa di dengar jelas oleh Alzyas