" Alzyas..... kamu kenapa nak? "
Emely langsung menghampiri Alzyas yang baru saja tiba di rumah dengan raut wajah merah padam matanya menyiratkan kebencian, kemarahan, dan kesedihan yang begitu mendalam, serta raut wajah ketakutan Milly saat ini.
" KENAPA AUNTY MENGHANCURKAN HIDUP AKU DAN MOMMY!!!! "
Seperti di hantam batu besar, hati Emely begitu sakit ketika suara lantang Alzyas menghujani dirinya.
" A-apa maksud kamu nak? " tanya Emely dengan suara terbata-bata, dan mencoba menahan agar air matanya tidak jatuh
" berhenti memanggilku nak, KARENA AKU BUKAN ANAK AUNTY!!!!!? " dengan penuh emosi Alzyas mengatakan nya " aunty sudah menghancurkan kebahagiaan aku!!!!! dan aunty adalah penyebab dari kematian Mommy!!!!!!! "
Sakit, yah itu lah yang saat ini Emely rasakan dirinya benar-benar tidak tahu bagaimana cara menenangkan Alzyas saat ini.
" Alzyas..... kamu tenang yah nak, kita bicara baik-baik " Emely berusaha mencoba untuk mendekati Alzyas dan menangkan gadis itu
" sudah aku bilang jangan panggil aku nak!!!!! aunty tidak memiliki hak untuk memanggil ku dengan sebutan itu!!!! " Alzyas Kembali meninggi kan suaranya
" apa salah ku dan Mommy hingga aunty begitu tega merebut kebahagiaan kami!!!!!!! gara-gara aunty aku kehilangan kasih sayang mommy, dan gara-gara aunty juga aku kehilangan semua kebahagiaan aku!!!!!!! "
" Alzyas, itu tidak benar "
" lalu apa yang benar? "
Emely terdiam, ingin sekali rasanya dia mengungkapkan yang sebenarnya pada Alzyas namun ini bukan saat yang tepat apa lagi dengan keadaan Alzyas seperti ini.
" apa benar Mommy merebut Daddy dari aunty? dan apa benar aku anak seorang pelakor? "
" tidak!!!!!! itu tidak benar, siapa yang mengatakan hal buruk seperti itu "
" lalu kenapa Daddy lebih memilih meninggalkan Mommy dan pergi bersama aunty!!!!! dan kenapa Daddy lebih memilih menjauh dari aku di saat aku membutuhkannya!!!!! Daddy lebih memilih aunty dan Milly!!!!! " airmata Alzyas begitu deras membasahi pipinya.
" GARA-GARA KALIAN AKU KEHILANGAN IBUKU!!!!! KALIAN ADALAH PENYEBAB DARI KEMATIAN IBUKU!!!!!! "
PLAKKKKKK
Sebuah tamparan keras mendarat tepat di pipi mulus Alzyas. Sakit, panas, dan perih begitu terasa di pipi Alzyas namun semua tidak sebanding dengan apa yang di rasakan nya saat ini, dan lebih sakit lagi yang melakukan itu adalah ayah nya sendiri yaitu Raka.
" Da-dy " gumam Alzyas, dengan bibir bergetar
" mas Raka, apa yang kamu lakukan " Emely hendak menghampiri Alzyas namun langsung mendapat tatapan tajam dari gadis itu, Emely pun mengurungkan niatnya.
" kamu sudah benar-benar keterlaluan Alzyas!!!! kurang sabar apa selama ini kami menghadapi sikap egois dan keras kepala kamu!!!! "
" aku egois? aku atau kalian yang egois? apa Daddy lupa dengan apa yang sudah Daddy lakuin? Daddy adalah orang pertama yang menyebabkan meninggalnya Mommy!!!! " suara dingin Alzyas begitu menusuk relung hati Emely dan juga Raka
" ka-kamu " tunjuk Raka dengan mata yang menyalang menahan amarahnya
" Raka!!!!!!!!!!!! " suara bariton Herman mengehentikan niat Raka yang hendak mengangkat tangan nya untuk menampar Alzyas kembali.
Herman dan Larasati baru saja pulang dari jalan-jalan mengitari komplek perumahan. Herman memandang wajah sang cucu dan ada yang menarik perhatian nya yaitu bercak darah disudut bibir Alzyas.
" ya Allah Alzyas.... " Larasati yang juga melihatnya pun langsung berlari menghampiri Alzyas
" kenapa bisa seperti ini " Larasati hendak menyentuh wajah Alzyas, namun dengan cepat Alzyas melangkah kan kakinya mundur kebelakang.
" Raka!!!!!!! apa yang kamu lakukan pada Alzyas???? apa kamu sudah memukul nya???? " ucap Larasati dengan amarah
" dia pantas mendapatkan nya ma.... karena dia sudah bersikap kurang ajar pada Emely "
" kamu benar-benar kelewatan Raka!!! kamu benar-benar sudah di butakan akan cinta!!!! kamu tega melukai putri kamu sendiri "
Alzyas merasa bumi berputar dengan cepat, samar-samar dirinya mendengar kakeknya memarahi sang ayah, penglihatan nya pun mulai berkunang-kunang dan lama-kelamaan Alzyas tak dapat melihat apapun hingga semuanya menjadi gelap.
~~~~
Azka mempercepat laju mobilnya setelah mendapatkan kabar buruk dari sang ayah, dia tak menghiraukan banyaknya sumpah serapah para pengguna jalan, dirinya benar-benar tidak sabar agar segera sampai di rumah sakit.
" bertahan lah Zyas, demi uncle!!!! " batin Azka " Lo benar-benar sudah gila Raka!!!!! " Azka terus mengupat dalam hati.
Setelah sampai di halaman rumah sakit, Azka memarkirkan mobilnya sembarang dan dengan langkah kaki yang cepat Azka menerobos lobby utama rumah sakit.
Azka melihat Raka dan Emely yang duduk di kursi tunggu tepat di sebuah ruang VVIP, tanpa aba-aba Azka langsung mencekram kerah kemeja Raka dengan kuat, membuat laki-laki itu sedikit sulit untuk bernafas
" brengsek!!!!!! gue nggak akan pernah maafin Lo kalo sampe terjadi sesuatu sama Alzyas!!! " Azka menekan setiap kalimat yang dia ucapkan dengan menahan emosi nya agar tidak meledak.
" Azka..... " suara lembut Larasati menyadarkan Azka
Dengan kasar Azka melepaskan cengkraman nya pada Raka dan langsung menghampiri Larasati
" bagaimana keadaan Zyas ma? "
Larasati tak menjawab pertanyaan dari Azka, dirinya hanya diam dan mempersilahkan Azka untuk masuk dan menemui Alzyas yang sudah terbaring lemah di atas bankar rumah sakit.
Azka mendekati Alzyas yang masih terpejam, wajah cantik itu terlihat sangat pucat, bola mata Azka terbelalak saat melihat memar disudut bibir Alzyas, laki-laki itu mengepal kan kedua tangan nya.
" keadaan Alzyas saat ini sangat lemah, batinnya sudah sangat terluka " ujar Herman
" mau kemana kamu? " Herman menahan Azka saat dirinya hendak beranjak keluar
" memberi pelajaran pada seorang ayah yang tidak memiliki hati nurani itu pa "
" apa kamu mau menghajar nya? " tanya Larasati
" dia pantas mendapatkan nya "
" dan apa setelah itu semua akan selesai? "
Azka diam, dirinya kembali menatap ke arah Alzyas dengan ibah. Laki-laki itu mengusap wajahnya dengan kasar lalu merebahkan dirinya keatas sofa.
~~~~~~
" kita kembali melakukan kesalahan mas " Emely menahan isak tangis nya " kita sudah sangat melukai Alzyas, bahkan berkali-kali "
" Emely..... cukup menyalah diri sendiri " ujar Raka yang merasa sama sekali tidak bersalah telah melukai putri nya.
" kamu sudah bertindak kasar pada Alzyas mas.... kamu sudah melukainya, bukan hanya kamu tapi aku juga "
" Emely aku hanya memberikan Alzyas pelajaran, karena dia sudah bersikap kurang ajar sama kamu "
" tidak mas... dia sama sekali tidak bersikap kurang ajar.... dia hanya mengungkapkan isi hatinya yang tidak pernah kita ketahui.... dia hanya mengungkapkan kesedihan nya selama ini.... dan dia hanya mengungkapkan betapa hancur nya ketika dia harus kehilangan Kirana " ujar Emely
" hanya itu mas.... hanya itu yang dia lakukan " Emely sudah tidak dapat membendung air matanya lagi " tapi kamu, kamu sudah melukai hati dan juga tubuh nya " Emely beranjak meninggalkan Raka seorang diri.
~~~~~~~
Menyesal, yah itu lah yang saat ini Raka rasakan setelah mencerna setiap suku kalimat yang di ucapkan oleh Emely, perlahan Raka membuka pintu kamar Alzyas dan terlihat Alzyas yang masih belum sadar kan diri. Azka tersadar dari lelap nya dan langsung menghampiri Raka saat dia hendak menghampiri Alzyas.
" mau ngapain Lo " ucap Azka dengan sedikit berbisik agar tidak membangun kan Alzyas yang masih terlelap.
" gue mau liat Alzyas bang "
" untuk apa, apa Lo mau mukul dia lagi "
" bang gue minta maaf, gue hilaf "
" sudah berapa kali Lo minta maaf "
Raka terdiam dan hanya bisa memandang Alzyas dari kejauhan, sedangkan Herman dan Larasati yang juga ada di dalam ruangan itu hanya diam saja.
" mendingan sekarang Lo keluar, selagi gue masih baik dan sabar " pinta Azka dengan penuh penekanan.
" Raka, apa yang dikatakan oleh Azka benar lebih baik kamu keluar dulu " pinta Larasati
Dengan langkah kaki tergontai-gontai Raka pun keluar dari kamar itu.
" Daddy.... " Milly berlari dengan cepat menghampiri Raka yang duduk di kursi tunggu
" gimana keadaan kak Zyas Dad..... tadi waktu aku pulang rumah sepi, dan kata Bik Sumi kak Zyas di bawa kerumah sakit.... dia baik-baik aja kan Dad " kali ini Milly benar-benar sangat khawatir dengan keadaan kakaknya.
" kak Zyas masih tidur dan dia baik-baik aja sayang, kamu tenang yah " Raka meminta agar Milly duduk di sampingnya kemudian merangkul gadis itu.
" Dad.... apa benar kalau kak Zyas adalah anak kandung Mommy? " dengan menahan air mata dan memberanikan diri Milly mempertanyakan status Alzyas.
Tubuh Raka menegang, dalam hatinya bertanya
' bagaimana bisa Milly tahu '
" mungkin Daddy terkejut kenapa tiba-tiba Milly nanya kayak gini sama Daddy kan? "
Raka masih setia pada bungkam nya.