Chereads / ALZYAS / Chapter 33 - Sakit

Chapter 33 - Sakit

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan Azka masih setia menunggu Alzyas sadar, matanya tidak berkedip memandang wajah pucat itu, dirinya duduk tepat di samping Alzyas yang terbaring lemah di atas bankar

" Azka, lebih baik kamu istirahat nak... biar mama dan papa yang menjaga Alzyas disini " ujar Larasati " kamu juga dari siang tadi belum makan "

" aku baik-baik saja ma, dan aku juga belum merasa lapar " jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya

Larasati sudah kehabisan cara membujuk Azka, beberapa saat kemudian Azka melihat pergerakan dari jemari gadis itu dan dengan segera Azka menggenggam jari jemari lentik Alzyas.

" Zyas..... "

Mendengar Azka menyebut nama cucunya, Larasati dan Herman pun mendekati Alzyas.

Perlahan tapi pasti akhirnya Alzyas membuka matanya, cahaya lampu begitu menyilaukan indra penglihatan Alzyas, dan ruangan serba putih itu begitu asing bagi nya.

" un-cle " suara Alzyas masih terdengar lemah

" yes baby.... uncle here "

Alzyas mencoba mengedar pandangan kesetiap sudut ruangan, ia pun tahu bahwa saat ini dirinya bukan berada dikamar nya

" Zyas dimana? "

" Zyas dirumah sakit sayang, tadi kata Opa, Zyas pingsan "

Dengan kepala yang masih terasa pusing, Alzyas mencoba untuk mengingat apa yang sudah terjadi, airmatanya kembali menetes setelah berhasil mengingat apa yang sudah terjadi, dan juga mengingat bahwa Raka sudah memukul dirinya.

" hey, kamu kenapa nangis sayang " Azka mengusap airmata keponakan nya dengan penuh kasih sayang

" Dad-dy " Alzyas mencoba untuk mengatakan apa yang sudah dilakukan oleh sang ayah pada dirinya namun hatinya terasa sangat sesak.

" syuuuuutt, Zyas tenang yah ada Uncle disini... Uncle nggak akan pernah ngebiarin orang-orang menyakiti kamu " ucap Azka dengan lembut, namun sejujurnya di dalam hati dia sudah tidak sabar untuk menghajar Raka.

" Sekarang Zyas istirahat yah sayang " pinta Larasati

Alzyas mengangguk, namun tangan nya menahan Azka untuk tidak beranjak dari samping nya.

" ada apa? Zyas butuh sesuatu? "

" Uncle jangan kemana-mana, please " pinta Alzyas dan sekali lagi cairan bening itu menetes

Azka tersenyum lalu kembali duduk pada kursinya, Larasati yang melihat semua itu sangat terharu.

" uncle nggak akan pergi kemana-mana "

" promise " Alzyas mengangkat jari kelingkingnya

" promise " dengan tersenyum Azka juga mengangkat jari kelingkingnya dan menautkannya pada jari ramping Alzyas.

~~~~~~~

Tiga hari telah berlalu, namun Alzyas masih belum masuk ke sekolah, Meskipun Alzyas sudah diizinkan pulang oleh dokter namun Azka masih melarang nya untuk masuk sekolah dengan alasan kesehatan Alzyas yang masih belum pulih total.

Setelah keluar dari rumah sakit, Alzyas tidak kembali ke kediaman Raka melainkan di apartemen Azka karena kejadian beberapa hari lalu sudah membuat Alzyas trauma.

Masih teringat dengan jelas diingatan Raka bagaimana Alzyas begitu takut ketika melihat dirinya dan berlindung di balik tubuh tegap Azka.

" apa kamu menyesal? "

Pertanyaan Larasati menyadarkan Raka dari lamunannya, saat ini Raka berada di kamar putrinya sambil memegang bingkai foto Alzyas.

" Alzyas tidak ingin kembali kerumah ini " ujar Larasati

" aku akan mencoba kembali membujuk Alzyas ma, agar dia mau "

" dengan cara apa kamu akan membujuk nya? jangankan untuk kembali, melihat kamu saja Alzyas sudah begitu sangat ketakutan!!! " ucap Larasati dengan sarkas.

" Alzyas lebih memilih tinggal bersama Uncle nya dari pada kedua orang tua kandungnya sendiri... kamu sudah gagal jadi seorang suami dan kamu juga gagal menjadi seorang ayah Raka!!!!!! "

Raka tertunduk lemah, menyesal sudah tak ada gunanya karena apa yang dikatakan oleh ibunya memang benar, dirinya sudah gagal menjadi seorang suami dan juga seorang ayah.

~~~~~~~

Alzyas memandang langit gelap dari balkon apartemen, dirinya duduk meringkuk di atas ayunan di sana, beberapa kali dia mengerejapkan matanya saat angin malam menyapu wajahnya.

" angin malam nggak baik untuk kesehatan Zyas... "

Alzyas langsung menoleh kearah sumber suara, nampak Azka berdiri didepan pintu dengan membawa segelas teh hangat di tangan nya. Azka mendudukkan dirinya tepat disebelah Alzyas.

" Uncle, Zyas mau nanya sesuatu boleh? " ucap Alzyas dengan kembali menatap langit.

" tentu "

Azka menatap lekat wajah sayup itu, lalu mengangguk

" Apa sebenarnya yang terjadi antara Mommy, Daddy dan Aunty Emely? " Alzyas menatap lekat wajah Azka yang sudah menegang.

" Kenapa tiba-tiba Zyas tanya itu? " bukannya menjawab, Azka justru memberikan pertanyaan kepada Alzyas.

" Zyas cuma ingin tahu semua kebenaran nya, kenapa Daddy tega mau ninggalin Zyas dan Mommy sebelum Mommy meninggal " jawab Alzyas tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya kearah Azka

" malam dimana Mommy meninggal, Zyas sempet denger Mommy sama Daddy berantem " Alzyas mulai menunduk kan pandangannya

" bahkan Aunty Emely sempat bilang kalau dia nggak seharusnya menerima pinangan Daddy lagi, apa itu artinya sebelumnya mereka sudah pernah menikah sebelum Daddy menikah sama Mommy? " ucap Alzyas

" dan dengan lantangnya Daddy bilang kalau semua ini karena keserakahan Mommy, apa Mommy seburuk itu? " lanjut Alzyas dengan airmata yang sudah kembali menetes

Azka langsung memeluk tubuh Alzyas yang sudah bergetar karena menangis.

" cukup nak, jangan lanjutkan lagi karena semua pertanyaan itu hanya akan menyakiti batin Zyas " Azka mengecup puncak kepala Alzyas berkali-kali

Azka masih setia dengan diamnya, dirinya tidak tahu harus menjawab apa karena jawaban itu hanya akan kembali membuat luka di dalam diri Alzyas.

" ada saat nya, Zyas mengetahui yang sebenarnya terjadi " tutur Azka dengan lembut.

~~~~~~

Dikediaman Raka, sarapan pagi ini begitu sunyi tak ada satupun dari mereka yang berada di ruang makan mengeluarkan suara.

Larasati sedikit melirik kearah Raka yang masih belum menyentuh makanan nya, Raka justru memandang kursi yang biasanya di duduki oleh Alzyas dan itu juga tak luput dari pandangan Emely dan Herman begitupun Milly.

Milly sudah lebih dulu menyelesaikan sarapan nya, kemudian beranjak dari kursinya dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.

" Milly berangkat dulu ya "

" Mommy antar kedepan ya nak " tawar Emely, Milly hanya tersenyum kecil kemudian sedikit melirik kearah Raka yang masih fokus memandang kursi Alzyas.

Setelah Milly berangkat ke sekolah, Herman dan Larasati juga hendak pergi ke apartemen Azka untuk melihat keadaan Alzyas disana.

" Emely, malam ini mama dan papa akan menginap di apartemen Azka, karena Alzyas sendirian disana " ucap Larasati

" memang nya bang Azka kemana Ma? "

" Azka harus berangkat ke Singapura ada kerjaan yang harus dia urus " Larasati langsung berlalu meninggalkan Emely, setelah mendengar panggilan suaminya yang sudah lebih dulu berada di dalam mobil.

Emely kembali keruang makan, namun tak nampak lagi Raka disana. Setelah membereskan meja makan dan dapur, Emely menuju kamar Alzyas di lantai dua karena Emely yakin bahwa suaminya saat ini pasti berada dikamar Putri nya. Dan benar saja ternyata Raka berada disana sedang duduk di atas ranjang besar itu sembari memandang foto Alzyas.

~~~~~

#disekolah

"ALZYAS!!!!!!!!!!!!!!!!! "

lengkingan suara Narina dan Shasa begitu menggema di setiap sudut sekolah.

" ya ampun... kita kangen banget sama Lo " Narina dan Shasa masih memeluk tubuh Alzyas dengan erat

" Guys..... gue susah nafas " ucap Alzyas dengan suara yang hampir tidak terdengar

" sorry sorry sorry... soal nya kita kangen sama Lo " ucap Narina

" bener banget, Lo udah hampir satu Minggu nggak masuk.... " sambung Shasa

"Alzyas... ya ampun, masih hidup Lo " ujar Joko yang baru saja tiba

" Astaga Jo, tu mulut kurang sajen ya mangkanya kalo ngomong suka nggak di cetak dulu, asal koar aja " ucap Narina

Alzyas hanya tersenyum melihat perdebatan antara Narina dan Joko yang tiada habisnya, ternyata setelah hampir satu minggu dirinya tidak masuk kesekolah, tidak ada perubahan sama sekali.

Senyum Alzyas semakin merekah dan bahagia saat melihat seorang siswa tampan berjalan menuju kearah nya dengan senyum yang tak kalah bahagia dari dirinya, siapa lagi kalau bukan Aditya kekasihnya.