Chereads / Dunia Kelabu / Chapter 8 - Pertunjukan

Chapter 8 - Pertunjukan

Ketika para pedagang itu berada di dunianya sendiri, beberapa petualang yang berpengetahuan terkejut mendengar kata Bunga Kebangkitan.

"Hei. Bukankah orang itu bilang tentang Bunga Kebangkitan." Salah satu dari mereka menelan ludahnya dan berbisik pelan kepada orang di sampingnya.

"Hah! Maksudmu Bunga Kebangkitan yang itu." Para petualang mulai sadar satu-persatu bahwa mereka memang mendengar tentang Bunga Kebangkitan.

"Yang mana lagi jika bukan Bunga Kebangkitan yang itu." Orang itu bergumam pelan tidak yakin.

"Sialan. Jadi maksudmu di sini ada Bunga Kebangkitan." Gelombang kejutan mulai menyapu para petualang, beberapa orang senang mendengarnya, beberapa orang ragu-ragu akan kebenarannya, dan beberapa orang merasa aneh ketika memikirkannya.

"Kita akan kaya jika kita menemukannya."

"Kenapa kamu hanya memikirkan kekayaan, bunga itu adalah asuransi."

"Ya, kamu benar. Kenapa kita harus menjualnya, kita akan memiliki satu nyawa tambahan jika kita memilikinya."

"Mengapa kamu tidak membuatnya menjadi elixir. Meskipun efeknya akan berkurang, tidak akan ada perbedaan besar."

"Aku pernah mendengar bahwa satu Bunga Kebangkitan bisa menjadi beberapa elixir bahkan kamu bisa mendapatkan beberapa tambahan lagi jika kamu mempercayakan kepada alkemis yang ahli."

"Serius!?"

"Ya Tuhan. Aku berharap bisa memilikinya sekarang."

Keributan mulai terjadi di sisi para petualang. Mereka tidak lebih dari berharap untuk masuk ke Hutan Abyssal dan menemukan Bunga Kebangkitan. Para petualang tentu saja orang yang berdarah panas, mereka adalah orang yang akan melakukan apa yang mereka inginkan meskipun tahu bahwa ada bahayanya. Selain itu, tidak mungkin mereka tetap bisa tenang ketika mereka tahu bahwa ada ramuan legendaris yang berada di dalam Hutan Abyssal.

Konon, pernah ada orang yang sekarat dan seluruh tubuhnya terluka parah bahkan Saint dari Gereja Suci tidak bisa menyembuhkannya, tetapi beberapa hari kemudian orang itu ditemukan dalam keadaan sehat yang menimbulkan kegemparan besar. Ketika diselidiki ternyata orang itu tidak sengaja memakan sebuah bunga, dan ketika mereka bertanya-tanya bunga apa itu, mereka menemukan bahwa itu adalah Bunga Kebangkitan yang sangat sulit untuk ditemukan.

Dan sekarang mereka mendengar bahwa di dalam Hutan Abyssal terdapat Bunga Kebangkitan, bagaimana mungkin mereka tetap bisa tenang. Namun, tidak semua petualang kehilangan akal sehat mereka, beberapa masih berpikir jernih tapi hanya orang-orang itulah yang merasa bahwa kewarasan mereka dipertanyakan.

"Apa aku tidak salah dengar. Dia ingin menggunakan Bunga Kebangkitan untuk menyembuhkan Tuan Muda ini."

"Dari yang aku dengar, bukankah dia hanya terluka ringan?"

"Apakah menurut mereka Bunga Kebangkitan hanya rumput liar dipinggir jalan?"

"Ya Tuhan. Sepertinya rumor itu memang benar, kota ini dan seluruh penduduknya sudah gil..."

"Hei! Apakah kamu ingin mati!? Di sini ada tuan muda dari Keluarga Lloyd."

Kebisingan yang disebabkan oleh para petualang tidak menghentikan para pedagang dari adu mulut. Ketika mereka pada akhirnya lelah dengan apa yang mereka lakukan, pak tua Jizo tiba-tiba menggosokkan kedua tangannya dan menatap Narai dengan penuh senyum.

"Tuan Muda Ketiga, apakah kamu mau membeli daging tusukku." Hampir bersamaan dengan pertanyaan pak tua Jizo, semua pedagang menatap Narai seperti sekelompok serigala menatap domba yang gemuk, seolah semua keributan tadi tidak pernah ada.

"Tuan Muda belilah buah-buahanku ini, mereka masih segar."

"Kemari Tuan Muda, roti kukusku masih hangat."

"Tuan Muda belilah ini..."

"Tuan Muda..."

"Haa! Kalian pikir, kalian bisa menipuku lagi. Tidak mungkin!" Menyaksikan mereka melihatku seperti domba gemuk, aku menolak untuk terjebak ke dalam tipuan mereka lagi.

"Paman kamu tidak bisa membohongiku lagi. Kamu menipuku. Bagaimana mungkin satu daging tusuk seharga satu koin perak." Aku menunjuk pak tua Jizo yang biasanya menagihku satu koin perak untuk satu daging tusuk. "Kakak Aaron memberitahuku bahwa di Ibukota Sihir, satu koin perak bisa mendapatkan tiga daging tusuk. Dan kamu selalu menagihku satu koin perak untuk satu, terlebih lagi setiap hari selama tiga tahun aku selalu membeli setidaknya empat daging tusuk darimu."

"Paman, roti kukusmu juga tidak mungkin seharga satu koin emas."

"Jangan menipuku...."

"Tidak mungkin...."

Ketika keributan terjadi lagi, para petualang menjadi terkejut lagi. Mereka tidak mengira harganya akan selangit, dan beberapa yang ingin membeli juga ikut mengutuk mereka diam-diam, bahkan tuan muda dari keluarga mereka sendiri tidak lepas dari cakar mereka. Tapi ada juga beberapa orang yang terlihat bingung, karena mereka yakin bahwa mereka tidak membayar semahal itu ketika mereka membelinya tadi.

"Hei. Apakah di Ibukota Sihir, daging tusuk memang dihargai dengan koin perak!?"

"Tidak mungkin! Aku pernah ke sana dan itu dihargai dengan koin tembaga. Jika itu memang lebih mahal, tidak mungkin sampai koin perak, paling-paling hanya koin perunggu." Salah satu dari mereka menolak dengan penuh kepastian.

"Kamu salah. Ada satu tempat di mana itu dijual dengan mahal." Seorang petualang tiba-tiba berbicara dengan tenang, menolak apa yang dikatakan oleh orang tadi.

"Toko Eastern!?"

"Ya ampun. Bagaimana aku bisa melupakan toko itu."

"Maksudmu Toko Eastern yang terkenal itu."

"Iya, itu yang aku maksud." Orang itu menggangguk pelan, menatap langit sambil termenung. "Aku memiliki seorang teman, dia pernah menyelamatkan seorang anak dari pedagang yang terkenal. Karena jasanya itu, dia ditraktir oleh pedagang itu di Toko Eastern."

"Beberapa hari kemudian, dia memberitahuku bahwa dia bisa mengalahkan High Ogre dalam sepuluh gerakan yang sebelumnya tidak mungkin dia lakukan seorang sendiri."

"Apa! Tidak mungkin."

"High Ogre merupakan monster kelas B dan kamu membutuhkan beberapa petualang kelas B untuk mengalahkannya."

"Jika dia bisa mengalahkannya, sudah pasti dia setara dengan petualang kelas A, terlebih lagi seorang veteran di antara kelas A."

"Kamu benar. Tapi bukankah kamu baru saja naik ke kelas B? Dan temanmu seharusnya sama denganmu bukan?"

"Iya. Aku baru naik ke kelas B dan temanku tidak berbeda denganku."

"Jadi, itu bukan hanya sekedar bualan."

"Aku juga berpikir itu hanya promosi ketika toko itu mengadakan acara pembukaan."

"Tunggu. Tidakkah kalian pikir nama toko itu berhubungan dengan tempat ini?"

"Eastern, east. Tempat ini berada di timur Ibukota Sihir, sudah pasti kalau yang dimaksud adalah tempat ini."

"Kenapa tidak ada yang menyadarinya lebih awal."

Melirik satu sama lain, para petualang mulai memikirkan sebuah kemungkinan, jika Toko Eastern awalnya berasal dari tempat ini bukankah apa yang para pedagang ini jual sama dengan apa yang di toko itu jual. Selain itu meskipun harganya mahal tapi itu tidak semahal apa yang Toko Eastern jual, apalagi toko itu tidak hanya mengambil ratusan sampai ribuan koin emas untuk setiap barang yang mereka miliki tapi juga harus lulus persyaratan dari mereka.

Tidak hanya berhenti disitu saja, pelanggan toko itu juga dibatasi dalam pembelian produk mereka. Mereka hanya diperbolehkan untuk membeli satu produk untuk setiap satu bulan, untungnya pembatasan itu hanya berlaku untuk produk makanan dan minuman yang secara khusus untuk meningkatkan kekuatan mereka secara permanen.

Oleh karena itu, untuk membeli produk khusus ini dari Toko Eastern sangatlah sulit, tidak hanya mereka yang merupakan petualang merasa sulit untuk membelinya tapi para bangsawan juga mengalami hal serupa. Jadi di hadapkan dengan produk yang serupa dengan toko itu, dan terlebih lagi lebih murah tanpa harus melalui ujian membuat mereka ingin menerobos dan mengambil barang para pedagang.

Tapi mereka tidak sampai segila itu untuk melakukan tindakan gila dan ini bukan hanya karena akan mempengaruhi kepercayaan guild dan pemberi quest. Namun mereka juga sadar kota apa yang sedang mereka tinggali ini, terlebih lagi tidak ada bukti bahwa barang yang mereka jual sama dengan apa yang Toko Eastern jual.

Ketika para petualang sedang merenung untuk bertaruh atau tidak, mereka tidak menyadari bahwa sejak awal fokus Narai dan para pedagang adalah mereka. Meskipun Narai dan para pedagang sedang berdebat sengit, mereka tidak pernah melepaskan perhatian mereka dari para petualang.

Selain itu, tidak di ketahui kapan, tapi senyum licik terlihat di sudut mulut Narai. Tidak hanya itu, para pedagang juga memiliki pandangan licik yang tersembunyi di mata mereka. Sudah jelas bahwa kedua belah pihak sudah sepakat untuk menggali lubang dan sekarang mereka sedang menunggu para petualang itu untuk masuk ke dalamnya.

"Tuan Muda, kamu tidak mengerti. Jangan bandingkan mereka dengan kami."

"Barang kami bisa meningkatkan kekuatanmu. Jadi jangan lihat harganya."

"Tuan Muda, meskipun harga kami mahal tapi itu hanya dibandingkan dengan barang biasa. Jika dibandingkan dengan barang super yang dimiliki toko tertentu, tentu saja mereka masih sampah jika dibandingkan dengan kami." Sebuah perkataan yang tidak masuk akal keluar dari salah satu pedagang.

"Selain itu mereka tidak bisa menandingi kami dalam kecepatan produksi, setiap dari kami bisa menghasilkan setidaknya lima barang per harinya." Suara bangga pedagang terdengar sangat keras di telinga para petualang.

"Um. Bolehkah aku bertanya, apakah yang kamu katakan itu benar?" Umpan terakhir telah disajikan di hadapan mereka, dan tidak butuh waktu lama seseorang secara sukarela masuk ke dalamnya.

"Hmph. Kamu pikir kami semua adalah pembohong." Seorang pedagang mendengus tidak senang, tapi tidak dengan matanya yang bersinar dengan gembira.

"Tentu, apa yang kami katakan itu benar. Tapi kami sepakat untuk mencampurnya dengan barang biasa lainnya. Jadi itu semua tergantung keberuntunganmu." Jika ada yang berperan sebagai penjahat tentu saja ada juga yang menjadi pahlawan, kecuali saat ini mereka semua adalah penjahat itu sendiri.

"Aku membeli lima." Dengan satu dorongan terakhir, para petualang akhirnya berbondong-bondong mengerumuni para pedagang.

"Tidak. Aku membeli sepuluh."

"Aku membeli..."

"Aku..."

Tapi tidak semua petualang ikut serta dalam keributan ini, beberapa dari mereka berdiri di sudut dengan mata kasihan saat melihat mereka. Kelompok petualang kecil ini adalah petualang yang telah tinggal di Kota Grey setidaknya selama satu tahun, mereka telah melihat kejadian yang serupa beberapa kali dan tentu saja pernah mengalaminya juga.

Saat mereka tahu bahwa mereka telah ditipu, mereka akhirnya sadar bahwa semua rumor tentang kota ini bukan sepenuhnya tidak berdasar malahan mereka tidak sebanding dengan yang aslinya. Terutama iblis kecil itu yang sedang duduk di salah satu lapak pedagang, menikmati kacang di tangannya sambil tersenyum gembira, karena dia adalah pelaku sebenarnya dibalik semua kejadian itu.