Chereads / AKHIR DARI CINTAKU AD VOL 3 / Chapter 22 - 22. Mempermalukan.

Chapter 22 - 22. Mempermalukan.

"Ya, aku tahu kamu benar-benar orang baik." Lita memeluk Harini.

"Tentu aku orang baik, karena kakekku orang yang sangat baik." Kata Harini bangga.

"Ya, dah iya. yang punya kakek mah beda ya!" Seru Lita yang menggoda Harini.

"Harini, ayo kita rapikan meja. bukankah kamu akan pulang satu jam lagi?" Kata Lita, di angguki oleh Harini.

Mereka kembali merapikan meja yang telah di tinggalkan oleh pengunjungnya.

"Harini, bagaimana jika setelah pulang ini kita pergi. aku ingin mengajakmu untuk makan di sebuah tempat makan yang jauh lebih sederhana dan tidak kalah enak dari restoran ini. aku yakin kamu akan menyukainya." Kata Lita.

"Maaf, Lita. hari ini aku tidak bisa pergi kemanapun. karena aku harus pergi ke perpustakaan masih beberapa tugas sekolah yang belum terselesaikan. bagaimana jika lain kali saja?" Kata Harini, tidak bermaksud untuk menolak ajakan Lita, tapi karena dia tidak bisa pergi ke manapun karena hari ini ia harus menyelesaikan semua tugas sekolah sebelum waktu acara pesta untuk sekolah dan bertepatan dengan ulang tahun pemilik sekolah.

"Baiklah, tapi lain kali kamu tidak bisa menolaknya Harini?" Kata, Lita.

"Tentu, kamu bisa membawaku dengan paksa. jika aku sulit untuk pergi." Kata Harini.

"Ok! lain kali aku akan menarikmu Harini." Ucap Lita, mereka kembali fokus bekerja untuk membersihkan meja dan menyambut para pengunjung restoran.

"Harini, jam berapa kamu akan pulang dari perpustakaan?" Lita, mendekati Harini yang telah bersiap untuk meninggalkan restoran karena jam kerjanya telah habis.

"Aku, tidak tahu jam berapa Aku bisa menyelesaikan tugas ini. tapi yang pasti aku tidak akan mungkin pulang sampai larut malam. kamu tahu bukan jam berapa kita harus berada di kost?" Kata Harini.

"Ya, kamu benar. Harini, ya sudah sebaiknya kamu hati-hati sampai ketemu di kost."

"Kamu juga, harus hati-hati Lita." Kata Harini.

Lita, yang menghentikan angkutan umum sedangkan Harini memilih berjalan kaki menuju perpustakaan yang tidak jauh dari restoran.

Harini, yang berjalan tanpa memperhatikan di sekitar hingga tiba-tiba seseorang menabraknya hingga terjatuh ke aspal.

Bruk!!

"Arrgghhh !!" Erang Harini, saat tubuhnya mencium aspal.

"Nona, maafkan Aku." Kata laki-laki yang menabraknya.

"Biar, aku bantu." Laki-laki yang menabrak Harini mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri.

"Tidak, tidak perlu. terima kasih," Ucap Harini, berusaha berdiri namun. lengannya dan telapak tangannya yang terluka karena pada saat keluar dari restoran Harini yang tidak memakai sweater nya.

"Sepertinya, lengan mu terluka? biar aku obati walau bagaimanapun aku yang bersalah. berjalan tanpa memperhatikan sekeliling, sehingga aku harus menabrak dirimu." Kata laki-laki yang kini berusaha untuk mengobati lengan Harini.

"Maaf, sebaiknya kamu tidak perlu menyentuhku karena aku akan baik-baik saja." Harini, berusaha untuk menghindari tangan laki-laki yang ingin menyentuhnya.

"Tapi, lenganmu berdarah nona," Ucap laki-laki yang kembali berusaha untuk menyentuh Harini.

"Tidak, apa-apa." Harini, berusaha untuk meninggalkan laki-laki yang ingin menyentuhnya namun tiba-tiba, Harini tersandung dan tersungkur ke depan. beruntung laki-laki dengan sikap menahan tubuhnya sehingga Harini tidak sampai mencium aspal.

"Kamu, tidak apa-apa nona?" Harini, berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan laki-laki yang menolong.

"Ya, terima kasih." Kaya Harini, berlari meninggalkan laki-laki yang menatapnya dengan tatapan rumit. tanpa mereka ketahui seseorang telah mengambil foto mereka.

"Neng, Harini! apa kabarmu Neng?" Kata seorang penjaga keamanan di perpustakaan.

"Mang, Jaja. kabarku baik. maaf apakah perpustakaan akan segera tutup?" Tanya Harini.

"Tidak, neng. tapi dua jam lagi perpustakaan akan tutup apakah ada yang neng Harini cari?" Kata menjaga keamanan yang tidak lain adalah Jaja.

"Kalau, begitu. aku akan cepat menyelesaikan tugas hari ini mang." Ucap Harini, dan masuk kedalam perpustakaan setelah memberikan identitasnya kepada penjaga perpustakaan.

"Harini, tunggu!" Harini, menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap wanita menatapnya penuh tanya.

"Apakah, kamu baik-baik saja Harini?" Kata Wita wanita yang yang sudah tidak muda lagi namun masih terlihat cantik.

"Ya, aku baik-baik saja." Ucap Harini.

"Lenganmu terluka apa kamu tidak merasakan perih? kemarilah bibi yang mengobati mata lebih dulu sebelum mencari buku." Ucap Wita.

"Bibi, aku baik-baik saja. ini hanya luka kecil sebentar juga sembuh." Kata Harini, bersikeras tidak ingin di obati.

"Kalau, bibi. memintamu untuk mendekat maka mendekatlah. biar bibi yang memberikan obat lebih dulu. jika luka kecil kamu biarkan akan semakin parah dan infeksi Harini." Ucapnya, mendekati Harini dan membawanya ke kursi.

"Kamu, duduk dulu disini." Kata Wita.

"Baik, bibi." Harini, mengikut apa yang dikatakan oleh Wita padanya.

"Sudah selesai. sekarang pergilah dan selesaikan tugas sekolah dan kamu hanya memiliki waktu kurang dari dua jam." Ucap Wita, dan di angguki oleh Harini.

"Terima kasih, bibi. aku kembali belajar dulu." Ucap Harini.

"Ya, pergilah."

'Kamu, anak yang baik tapi kenapa banyak orang yang ingin melukaimu bahkan mereka dengan terang-terangan memintaku untuk menyingkirkan dirimu. tapi percayalah siapapun kamu aku akan menjagamu dan aku telah menganggap mu seperti anakku sendiri. Harini, semoga kelak kamu akan menemukan kebahagiaan sendiri dan mereka yang berniat jahat terhadapmu biarlah mereka yang menerima akibat dari perbuatan mereka.' kata Wita, dirinya teringat berapa orang datang menemuinya memberikan sebuah cek yang bernilai milyaran hanya untuk menyingkirkan Harini. bahkan bukan hanya satu atau dua orang yang datang untuk memintanya agar menyingkirkan Harini. namun dirinya dengan tegas menolak permintaan mereka karena dia tahu bahwa harini adalah anak yang baik, santun dan bekerja keras. bahkan kehadiran Harini di perpustakaan bukan kali ini tapi pertama kali Harini harus berjuang. bahkan Harini menerima jasa untuk mengerjakan tugas sekolah dari beberapa orang yang telah meminta jasanya. dan semua yang dilakukan oleh Harini agar bisa mendapatkan uang. karena uang yang diberikan oleh Malik sang kakek, selalu diambil kembali oleh Harumi.

"Harini, maafkan bibi. tapi dua jam sudah berlalu dan waktunya perpustakaan harus ditutup. jika kamu ingin menyelesaikan tugas itu maka sebaiknya kamu bawa semua buku yang kamu butuhkan dan selesaikan di rumah," Kata Wita. pada Harini.

"Baiklah, aku akan membawa semua buku ini terima kasih bibi." Kata Harini.

Harini merapikan semua buku yang berada di atas meja dan memasukkannya ke dalam tas, bergegas meninggalkan perpustakaan setelah berpamitan dengan Wita, dan Jaja. dengan langkah lebar Harini meninggalkan perpustakaan dan kembali ke kost yang memakan waktu dua puluh lima menit jika berjalan kaki.

Di sebuah restoran, seorang laki-laki menerima amplop coklat yang cukup tebal.

"Ini, untukmu. kerja sangat bagus dan rapi, jika uang ini masih kurang kamu bisa menghubungiku." Kata seseorang dengan seringai menyeramkan.

"Tidak, perlu. karena uang yang kamu berikan padaku sudah lebih dari cukup. lain kali jika kamu membutuhkan jasaku, kamu bisa menghubungiku dan pekerjaan ini sangat menguntungkan untukku tetapi. jika boleh jujur wanita itu benar-benar sangat cantik dan aku siap untuk melakukan apapun asalkan bayaran sesuai dengan hasil pekerjaanku. bagaimana menurutmu?"

"Kamu, jangan khawatir jika kamu bekerja dengan baik maka aku akan membayar sesuai dengan pekerjaanmu. sekarang pergilah Aku tidak ingin ada seseorang yang mengetahui keberadaan mu disini."

'Harini, bersiaplah karena sebentar lagi aku akan mempermalukan dirimu.'