Keesokan harinya, Harini yang kesiangan. akhirnya memutuskan untuk berlari agar pintu gerbang tidak ditutup. dengan nafasnya yang ngos-ngosan Harini telah sampai di halaman sekolah R Internasional. setelah mengatur nafasnya, Harini kembali melanjutkan langkahnya menuju kelasnya. namun pandangan orang-orang yang menatapnya dingin dan berbisik-bisik membuat Harini mempercepat langkahnya.
"Dasar gadis murahan, keluarkan dia dari sekolah ini. dan jangan biarkan dia bisa bebas berpindah-pindah sekolah." Kata berapa siswa membuat Harini semakin merasa terpojok dengan kata-kata yang di ucapkan oleh para siswa.
"Harini, apakah kamu ..." Ucapan Nella, terhenti.
"Ada apa Nell?" Harini yang penasaran dengan sesuatu yang berada di ponsel sahabatnya.
"Ya, tuhan!!" Seru Harini saat melihat dirinya di video.
"Harini, aku tahu ini bukan kamu. tapi .." Nella menatap sendu wajah Harini.
"Nella, itu benar aku dan. dia adalah ..." Ucapan Harini terhenti saat seseorang memanggilnya.
"Harini, kamu di panggil guru BP." Kata salah satu siswa. Harini saling pandang dengan Nella dan Selly.
"Harini, katakan pada guru jika itu bukan kamu. kami percaya padamu." Kata Selly.
"Terima kasih, kalian adalah sahabatku." Kata Harini, sesaat menoleh pada Nella yang tertunduk. membuat hati Harini terasa sesak.
"Aku akan menceritakan pada kalian, siapa laki-laki yang ada dalam video itu." Kata Harini dan bergegas meninggalkan kelasnya.
Sepanjang langkah Harini, tatapan dan cemoohan para siswa terdengar. bahkan sebagian dari mereka meludah saat Harini melewatinya.
"Oh, ternyata anak pungut kakek bikin ulah. baguslah setidaknya kamu tidak mempermalukan keluargaku terlebih mendiang kakekku." Kata Carissa.
"Carissa, terima kasih. tapi sebelum aku melewatimu ada satu hal yang harus aku katakan padamu. Carissa yang terjadi denganku hari ini kamu tahu itu tidak benar dan kamu tahu siapa laki-laki yang ada dalam video itu bahkan kita pernah tinggal satu rumah. maksudku kamu masih tinggal bersamanya. atau dia lebih memilih tinggal di apartemen pribadinya dari pada tinggal dengan kalian yang penuh drama." Kata Harini sebelum meninggalkan Carissa.
"Carissa, apa yang di katakan Harini itu benar, jika kamu mengenali laki-laki itu?" Kata salah satu siswa yang kebetulan melewati Carissa dan mendengar apa yang di katakan oleh Harini.
sesampainya di depan ruang guru BP, Harini berusaha menetralkan detak jantungnya. dengan tangan bergetar Harini mengetuk pintu ruang BP, terdengar suara dari dalam yang menyuruhnya untuk masuk.
"Harini masuklah dan duduk disini."
"Terima kasih pak," Tatapan Harini menelusuri ruang BP yang ternyata bukan hanya ada guru BP tapi juga para guru yang telah menunggunya.
"Harini, kita langsung saja ke intinya. apakah kamu tahu kenapa kami memanggilmu? dan kamu tentunya tahu jawaban apa yang akan kamu berikan pada kami?"
"Kami sangat menyayangkan video yang beredar di sekolah. dan kami berusaha untuk tidak sampai ke pemilik sekolah, tapi kami tidak bisa berbuat apapun. selain memberikan surat ini padamu Harini. tapi jika kamu bisa membuktikan jika kamu bukanlah wanita yang berada di dalam video itu, kamu masih tetap bisa sekolah di sini dengan jalur beasiswa. tapi jika kamu tidak bisa membuktikan maka Hari ini kamu akan di keluarkan dari sekolah ini." Kata guru BP.
"Tapi Harini, jika kamu ingin. kami sebagai guru. bisa membantumu dengan jalur lain, tapi bukan mempertahankan dirimu di sekolah ini tapi, mengenai kelanjutan sekolah mu. kami ingin kamu lulus mengingat kamu anak yang cerdas dan kami ingin kamu memiliki ..." Ucapan salah satu guru terhenti ketika suara ketukan pintu.
"Masuklah!!"
"Maaf, menganggu. para guru sedang di tunggu oleh Nyonya di ruang kerjanya sekarang." Kata seorang pria.
"Baiklah kami akan datang."
"Harini, maafkan kami. kami ingin mempertahankan kamu tetap sekolah disini tapi ..."
"Saya, tahu Bu. terima kasih." Harini keluar dengan langkah gontai, saat ini dirinya ingin memenangkan diri. Harini memilih ke taman belakang yang tidak pernah di datangi oleh para siswa. Harini duduk di salah satu kursi dan membaca surat yang di berikan guru BP. 'Aku tahu jika hal ini akan terjadi, siapapun pelakunya aku tidak bisa berbuat apapun.' Kata Harini melipat kertas yang di berikan guru BP padanya.
"Aku akan memberikan pilihan padamu, jika kamu bersedia maka saat ini juga aku akan membersihkan namamu. tapi jika tidak. kamu tahu sendiri akibatnya." Harini menatap pria yang tengah berdiri dengan santai. tanpa rasa takut Harini berdiri dan mendekatinya
"Apakah ini ulah mu?" Kata Harini.
"Siapa lagi yang bisa melakukan ini selain aku?" Kata pria yang kini berdiri tegak di depan Harini.
"Apa tujuan mu, melakukan ini padaku?" Kata Harini dingin.
"Untuk mendapatkan dirimu," Kata pria yang kini menatap manik sendu milik Harini.
Deg
Pria yang tidak lain adalah Rion, memalingkan wajahnya kearah lain. entah kenapa dirinya tidak bisa menatap mata teduh Harini yang membuatnya tidak bisa berkutik.
"Jangan menatapku seperti itu." Kata Rion.
"Kenapa? bukankah kamu menyukai ku? bukankah kamu suka denganku? jika kamu tidak suka tidak mungkin kamu melakukan ini hanya untuk menyingkirkan diriku, kamu terlalu sibuk untuk mengurus hal semacam ini senior Aksa. katakan apa tujuanmu sebenarnya, apakah kamu tidak ingin aku menjadi yang terhebat di sekolah ini? apakah kamu menganggap aku sebagai saingan mu senior Aksa? selamat kamu berhasil. kamu berhasil menyingkirkan aku dari sekolah ini dan kamu berhasil menghancurkan masa depanku." Kata Harini meninggalkan Rion yang terdiam tanpa mampu mengatakan apapun. melihat Harini pergi, dengan cepat Rion. menahan pergelangan tangan Harini.
"Tunggu." Harini menarik tangannya dari genggaman tangan Rion.
"Yang kamu katakan semuanya benar, tapi bukan itu tujuanku. aku ingin kamu menjadi milikku. jadilah kekasihku. kamu ingat apa yang aku katakan padamu? atau kamu ingin aku mengulanginya?Jadilah, kekasih simpanan ku. dan aku pastikan akan membungkam mulut mereka. mengenai video syur yang beredar aku akan bertanggung jawab." Kata Rion.
"Dalam mimpimu!!" Sahut Harini dingin.
"Aku, sudah mendapatkan dirimu dalam mimpiku. aku ingin dalam dunia nyata kamu menjadi milikku." Lanjut Rion.
"Dan jawabanku tetap sama tidak mau." Kata Harini.
"Jika, kamu bersedia menjadi kekasihku. maka masalah ini akan selesai dan kamu bisa melanjutkan sekolah disini sampai lulus dan aku menjamin keselamatan dirimu selama di sekolah ini. Ok!! kamu tidak perlu menjawabnya sekarang, kamu bisa memikirkannya lebih dulu." Kata Rion.
Harini, memikirkan ucapan Rion. benar yang di katakan nya jika dirinya harus menyelesaikan sekolah, dan membuktikan pada kakeknya. Rion menunggu reaksi Harini, namun semua di luar dugaan Harini mendekati Rion. 'Kakek maafkan aku.' Kata Harini dalam hati.
"Aku bersedia menjadi kekasih simpanan mu. tapi dengan satu syarat." Kata Harini, membuat Rion terkejut.
"Apa syaratnya? aku akan memenuhi syarat yang kamu ajukan itu." Kata Rion.
"Jangan menututku untuk melakukan hal-hal yang di luar keinginanku dan jangan pernah mencampuri urusanku dan seperti yang kamu katakan bersihkan namaku di sekolah ini." Kata Harini.
"Hanya itu?" Jawab Rion dengan seringainya.
"Ya, untuk saat ini." Kata Harini.
"Ok!! akan aku kabulkan apapun yang kamu inginkan. dan aku akan .." Ucapan Rion terhenti saat tatapan Harini padanya.
"Lakukan, aku tidak ingin menunggu." kata Harini, meninggalkan Rion.
"Harini, kamu tidak bisa pergi. kamu harus keluar dari tempat ini bersamaku dan mulai detik ini kamu adalah kekasihku. dan dalam waktu satu detik masalah ini akan hilang dan kamu tidak perlu cemas lagi." kata Rion.
Harini mengikuti langkah Rion yang berada di belakangnya. dan benar saat dirinya keluar dari taman tatapan para siswa tidak lagi mencemooh bahkan kini mereka menundukkan kepalanya saat Harini melewatinya.