"Sudah baikan, ingat ini hutang. suatu saat aku akan menagihnya," kata Rion tepat di telinga Harini.
Harini menatap dingin Rion yang membuat darahnya mendidih, Harini memberanikan diri menatap laki-laki yang kini berada tepat di hadapannya. tatapan ke-dua saling beradu.
"Seperti kamu salah orang senior Aksa, aku tidak menyukai hutang. dan kamu tahu bukan jika aku tidak memintamu untuk mengobati kakiku dan aku tidak memintamu untuk mengangkat tubuhku, jadi dalam hal ini siapa yang meminta dan siapa yang di minta. kamu tahu bukan jika aku tidak meminta untuk itu semua senior Aksa?!" Kata Harini membuat Rion tersenyum penuh arti.
"Apapun dan siapapun yang memintanya. aku tidak perduli jadi semua yang aku lakukan padamu. aku anggap hutang." Kata Rion, menjauhkan wajahnya dari Harini. kegaduhan terjadi di kantin, mereka tidak percaya apa yang mereka lihat seorang Rion membantu Harini wanita yang mereka tahu sering di bully oleh seluruh sekolah termasuk Rion cs. merasa menjadi pusat perhatian para siswa, Harini memutuskan meninggalkan kantin dan di ikuti oleh dua temannya.
''Harini tunggu!! kenapa kamu berlari?'' Tanya Nella. ''Aku, tidak apa-apa Nell, aku hanya ingin ke kelas. kamu tahu bukan jika aku harus rajin belajar?'' Ucap Harini, kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas. namun langkahnya terhenti saat seseorang menghalangi langkahnya.
""Tunggu wanita PENGGODA!! jangan kira kamu sudah menang dariku!! tidak Harini, aku akan menghancurkan dirimu dan Aksa. jangan kamu pikir jika dia mencintai kamu dan tergoda denganmu. kamu hanyalah wanita yang hanya di jadikan sebagai mainan dan setelah Aksa puas, aku yakin kamu akan di campakkan olehnya. dan pada saat itu aku akan dengan senang hati berpesta dan mengumumkan jika aku adalah calon istri Aksa dan kamu hanyalah pelampiasan semata.'' Kata Clara dengan tatapan mencemooh membuat berapa siswa yang berlalu lalang menatapnya dengan tatapan tidak suka dengan pada Harini.
''Maaf kak, aku tidak bermaksud untuk lancang tapi aku benar-benar tidak ada hubungan apapun dengan senior Aksa. jika tidak percaya, kak senior bisa bertanya langsung dengan senior Aksa.'' Harini menjelaskan apa yang sebenarnya pada Clara, namun wanita di depannya tidak mendengarkan apa yang di katakan nya.
"Harini sebaiknya kita pergi dari sini, biarkan mereka yang berfikir apapun tentangmu, karena mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi bukan? ayolah Harini kita pergi.'' Nella dan Selly membawa harini dari hadapan Clara.
"Hei!! hentikan aku belum selesai bicara dengannya!!" kata Clara dengan suara lantang.
"Apa yang ingin kamu bicarakan dengan Harini? kamu bisa bicarakan denganku." Kata Nella dingin.
"Aku, hanya ingin bicara dengan Harini bukan dengan pelayanannya!!" Nella, menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Clara yang dengan menatapnya dengan dingin.
"Apa kamu bilang?" Nella mendekati Clara yang berkacak pinggang kearahnya.
"Kamu adalah pelayanan dari wanita penggoda itu bukan? kamu pikir aku takut hah!! aku tidak takut sekalipun kamu adalah adik dari ..." Ucapan Clara terhenti saat tangan Nella dengan sigap menutupnya.
"Jangan banyak bicara, jika kamu masih ingin sekolah dan masih ingin berdekatan dengan Aksa!! jika tidak aku pastikan akan membuat perhitungan denganmu." Kata Nella dingin.
Nella kembali mengikuti langkah Harini dan Selly kelasnya dirinya tidak ingin jika Harini dan Selly mengetahui jati dirinya. karena baginya berteman dengan Harini dan Selly adalah yang paling menyenangkan, ayah Selly adalah orang yang memiliki jabatan di perusahaan tinggi di salah satu perusahaan ternama, dan ayahnya yang memiliki berapa usaha pribadi di berapa kota. namun Selly yang memiliki tubuh sedikit berisi dan kaca mata yang menempel di wajah. membuat dirinya kesulitan mencari teman walaupun Selly terlahir dari orang kaya. berbeda dengan dua sahabatnya. Harini yang ternyata bukan anak dari keluarga Herlambang, pada akhirnya harus merelakan dirinya meninggalkan kediaman keluarga Herlambang setelah sang Kakek yang menyayanginya telah meninggal dunia. dan Dafa yang mengabaikan dirinya.
Nella menghela nafasnya, mengingat dua sahabatnya yang sangat ia sayangi. baginya berteman dengan mereka adalah sesuatu yang membuatnya bahagia.
"Harini, kamu tidak apa-apa?" Tanya Nella, dengan wajah cemas.
"Ya, aku tidak apa-apa Nell." Harini duduk di kursi dan membuka buka pelajaran namun belum sempat buku sampai di meja seseorang dengan kasar merampasnya dengan kasar.
"Carissa, mau apakan buku itu?" Tanya Harini.
"Untuk ini!!" Carissa menyobek buku Harini dan menginjaknya di lantai hingga kotor. Harini hanya diam melihat buku miliknya yang kini berserakan di lantai.
"Carissa, apa yang kamu lakukan? kamu tahu itu buku tulis ku?" Kata Harini.
"Ya, aku tahu dan aku tidak peduli. kamu menulisnya dan aku tidak ingin jika kamu masih belajar disini. sebaiknya kamu keluar dari sini, karena kamu tidak pantas Sekolah disini." Carissa dan dua temannya mengelilingi meja Harini.
"Carissa, jangan ganggu Harini. jika kamu tidak mau berhadapan denganku. dan aku pastikan jika kamu akan keluar dari sekolah ini jika aku mau melakukannya. berhenti mengganggunya atau hati ini hari terakhir kamu sekolah disini? keputusan ada padamu Carissa." Kata Nella dingin, Carissa mendengus mendengar perkataan Nella, Carissa tidak ingin bergabung dengan adik salah satu senior yang ditakuti di sekolah.
"Harini, kali ini kamu menang dan tunggu suatu saat nanti aku pastikan kamu akan keluar dari sekolah ini dan aku tidak akan tinggal diam. aku pastikan akan terus mengusik kehidupanmu!!" Kata Carissa dan meninggalkan kelasnya.
"Harini, pakai buku ini." Selly, memberikan buku miliknya yang masih baru pada Harini.
"Harini, apakah kamu akan diam saja di perlakukan olehnya? kamu tidak tinggal disana dan kamu masih diam saja. Ok!! kalau kamu tetap diam aku yang akan maju." Nella bergegas mendekati Carissa yang kebetulan masuk kedalam ke dalam kelas.
Bruk !!
"Aarrggghhhh!!!"
Nella tersenyum, melihat Carissa terjatuh tepat di bawah kakinya.
"Nella, beraninya kamu padaku!! apakah kamu tahu siapa aku!! dan ..." Ucapanya terhenti, saat tatapan tajam dari Nella.
"Apa!! kenapa kamu diam? lanjutkan apa yang ingin kamu katakan padaku?" Nella mendekati Carissa yang berdiri dengan angkuhnya.
"Jika bukan karena keluargamu. aku yakin saat ini kamu keluar dari sekolah ini!!" Kata Carissa.
"Kalau begitu ayo!! kita buktikan siapa yang akan keluar dari sekolah ini. aku atau kamu?!" Nella tidak tinggal diam dengan ancaman Carissa. baginya saat ini adalah kenyamanan untuk Harini.
"Sebaiknya, aku pulang lebih awal. untuk tugas sekolah aku titipkan pada Kalian bagaimana?" Tanya Harini.
"Ya, pulanglah. kita ada waktu sampai dua Minggu ini tidak ada pelajaran yang diharuskan untuk tetep ada di kelas. dan aku minta padamu tetaplah jaga kesehatan Harini kamu ingat bukan. jika dari pihak sekolah mengijinkan kita untuk tidak mengikuti pelajaran secara langsung? sudahlah kamu pulang Harini nanti kita akan berkunjung setelah kamu pulang kerja." Ucap Nella, tanpa menjawab perkataan dua sahabatnya Harini menganggukkan kepalanya dan meninggalkan kelasnya.
Sepanjang perjalanan menuju parkiran, para mahasiswa terus mencemooh dirinya. bahkan diantara mereka memanggil dirinya dengan sebutan penggoda.
"Arrrgggghhhhhh!!"
"Eehhmmm ...."