"Ahh sakit! Hiks...hiks sakit. Qia lo jahat banget sama gue, padahal gue udah minta maaf tapi kenapa lo dorong gue hiks..kaki gue makin sakit Qia hiks.. Ellard tolong!" lirih Ines yang dibuat-buat padahal dia sendiri yang menjatuhkan diri sendiri ke lantai.
Ellard langsung berdiri dan membalikkan badan Qia menghadapnya tak lupa memegang bahu Qia serta menatap Qia dengan tatapan yang tajam dan emosi yang memucak.
"QIA! LO KALO GAK SUKA GAK USAH PAKE DI DORONG. LO BUKANNYA BANTU BUAT INES SEMBUH MALAH MAKIN NYAKITIN! KALO GAK SUKA INES SETIDAKNYA JANGAN BUAT MASALAH KAYAK GINI!!! GUE KECEWA SAMA LO BISA - BISA NYA LO SEJAHAT INI!"
marah Ellard yang sedikit mendorong Qia dan membantu Ines berdiri keluar kelas mungkin ke UKS.
Qia langsung memeluk Clara yang dibelakang nya dan langsung menagis.
"Hiks..hiks...Qia gak dorong Ines Ra..hhiks Qia gak tau Ines bisa jatuh hikss...Bunda...Qia jahat bund..."
Tangis Qia yang malah memeluk erat Clara.
Bella dan Darla kaget pasalnya tidak pernah ada yang membentak Qia seperti itu dan sukses membuat Bella marah.
"Mau cari mati lo Ellard!" Ucap kesal Bella yang ingin menyusul Ellard dengan sangat emosi tapi ditahan Darla.
"Ingat masih disekolah Bel, kita sekarang bujuk Qia aja daripada menemui Ellard."
Darla yang berusaha menenangkan emosi Bella dan mengajak para sahabatnya menuju Rooftop sekolah untuk menghibur Qia supaya tidak membuat Qia berpikir keras.
"Qia sayang, kita ke rooftop yok nanti pulang sekolah kita jajan beli banyak makanan atau mainan mau?"
Bujuk Darla dan membuat Qia mengaguk setuju.
Mereka pun berjalan menuju rooftop sekolah, lumayan naik tangga hitung-hitung olahraga.
Qia yang masih memeluk Clara dan belum berhenti menangis tapi Clara tak mempermasalahkan malah Clara mengelus lembut rambut Qia.
Mereka pun duduk di sofa yang berada dirooftop. Mereka sedih melihat Qia masih menangis malah sesegukan.
"Hhiks..hiks Qi..qia jahat..hiks!"
Ucapan Qia membuat para sahabatnya merasa bersalah dan gagal menjaga Qia.
"Gak Qia, Kamu baik Ines aja yang jahat jelas-jelas Ines tadi yang jatuhin diri sendiri. Dia juga bohong dia fitnah kamu," ucap Clara berusaha menjelaskan semua namun Qia masih tetap menyalahkan dirinya.
"Hiks..Eng‐gak Clara kata El– " ucapan Qia terpotong karena mereka tidak ingin mendengarkan Qia menyalahi diri sendiri.
"Hustt!! Qia udah jangan dengerin, itu gak bener. Qia jangan nangis lagi dong nanti sakit lagi. Kita sedih lo liat Qia gitu. Ayo senyum dong biar gak jelek," ucap Bella.
Bella menahan agar Qia tidak memeluk Clara kasihan bajunya sangat basah, lalu Bella memegangi bahu Qia dan berusaha agar berhenti menangis.
"H-hiks...Qia gak JELEK!!! hiks..Bella resek Qia c-cantik Bella!" Ucapnya yang masih sesugukan.
Qia mendongak menatap wajah Bella karna tak terima dengan ucapan yang dilontarkan. Tapi melihat wajah Qia yang sangat basah dengan mata bengkak hidung merah membuat mereka bertiga tertawa gemas dan membuat Bella mengunyel-unyel pipi kedua pipi Qia.
"Uhh gemes banget sih baby Qia, gak terima ya dibilang jelek! hahahaa makanya jangan nangis apalagi gara-gara cowok. Masih kecil makanya jangan pacaran dulu," ejek Bella.
Bukannya membujuk Bella malah mengejek Qia.
"Ih bella Qia cantik tau. Qia juga udah gede!"
" Hahaha gede apaan masih kecil gini. Nanti kamu gak usah pacaran sama Ellard lagi nanti nangis lagi."
"Jangan Bella. Qia kan sayang Ellard itu juga salah Qia."
"Buset lo udah tau sayang-sayangan aja padahal paling kecil polos, ini pasti kebanyakan baca Novel nya Clara."
Karena merasa namanya disalahkan membuat Clara tak terima. Itu juga salah Qia mau aja baca novelnya.
"Eh dugong! Lo kenapa nyalahin gue? salahin dia dong masih kecil udah pinjam novel romansa untung kagak yang 18 plus-plus bahaya mati gue dimarahin bunda."
Qia yang menatap aneh sahabatnya memilih duduk disamping Darla dan bersandar dibahunya.
"Darla Qia mau di pukpuk, tapi kan gak boleh tidur disekolah hmm."
"Ya udah Darla elus rambut Qia aja ya?"
Qia mengangguk dan mempotkan bibinya membuat Darla gemas lalu mencubit hidungnya.
"Qia kamu gak pernah berubah ya, masih tetap imut kayak masih kecil dulu jadi mau gigit rasanya." Ucapan Darla membuat Qia mengingat kejadian dulu.
"Ih Darla jangan gigit! Qia gak mau digigit lagi kayak dulu sakit tau."
Dulu Qia korban kekerasan dari mereka bertiga yang suka menggigit, membuat Qia kesakitan dan memerah kulitnya hingga dua hari lamanya Qia marah memusuhi mereka, karna tak tahan mereka meminta maaf dan tak berani lagi mengigit Qia lagi. Sejak saat itu mereka hanya menahan gemas takut kebablasan lagi mengigit Qia.
"Hahaha iya jadi inget lagikan. Salah sendiri lo gemesin banget jadi orang, kita gak tahan lihatnya."
.
Di lain tempat ada dua orang yang berbeda jenis sedang di Uks. Ya siapa lagi kalau bukan Ellard dan Ines. Ellard duduk disamping brangkas tempat Ines
Berbaring.
"Lo gakpapa?"
"Gakapapa kok El, cuma makin sakit aja di lukanya. Hmm aku gak nyangka banget Qia bisa setega itu sama gue. Hiks padahal aku udah minta maaf aku gak sengaja numpahin air ke dia..hiks hiks..padahal dia udah maafin aku tapi dia malah dendam untung aku gak dibunuh nya hiks hiks aku takut Ellard."
Ines yang memanasi Ellard dengan kebohongan nya yang berpura - pura sakit dan menangis.
" Hah kok bisa gitu? Gue gak tau kalo Qia bisa gitu setau gue Qia gak pernah jahat sama orang. Gue minta maaf ya Nes atas kesalahan Qia. "
" hiks..gapapa kok El ini juga bukan salah kamu. Hiks.. hiks kaki aku gimana El? kalo gak sembuh nanti diamputasi Ellard..hhikss. "
Karna kasian Ellard mengelus punggung Ines dan ya Ines tak menyia-nyiakan momen pastinya Ines langsung memeluk Ellard.
Cekrek
"Waw keren banget Ines aktingnya dan tinggal kita kirim ke Qia hahaha."
"Hahaha bener banget luna. Kita buat si Qia makin sedih kalo bisa pindah sekolah."
"Ya udah, yok kita pergi nanti ada yang melihat kita," ucap luna mengajak Reva dan mereka pun meninggalkan tempat tersebut.
Tak lama dari Luna dan Reva meninggalkan Uks tibalah Gallen, Harry dan Farrel yang ingin masuk Uks melihat Ellard tapi mereka terkejut melihat Ellard dan Ines berpelukan.
Prok prok
Bunyi tepuk tangan mereka bertiga dan membuat Ellard dan Ines melepaskan aktifitasnya.
"Wah wah. Hebat banget lo Ellard! Sudah bentak-bentak Qia dan buat dia nangis tapi malah pergi ke UKS dan pelukan sama wanita gila ini!"
Marah Gallen yang melihat kelakuan Ellard.
"Kayaknya ada apa-apa tuh sama wanita ini." Harry yang juga ikut kesal atas semua kejadian.
"Udah-udah jangan dipeduliin gak penting banget. Gue juga muak lihat mereka terutama wanita Ja**ng itu. Dan ya Ellard kalo lo gak suka lagi sama Qia, putusin aja masih banyak yang mau sama dia. Bisa-bisanya lo buang intan berlian demi batu pinggir kali! Lo bakal nyesel." UcapFarrel tak tahan akhir mengumpat kepada meraka berdua.
Farrel pun melangkah pergi keluar Uks disusul Harry tapi Gallen masih tetap disana.
"Ellard camkan ini! lo bakal nyesel udah membuat Qia udah menangis dua kali dan jangan salahkan gue kalo Qia gue ambil dari lo! Gue bisa bahagiakan dia." Ucap Gallen memanasi Ellard.
Ellard yang tak terima akhirnya berdiri dari duduknya dan ingin menghajar Gallen tapi dihindarinya.
Bughh bugh Gallen memukul Ellard.
"Brengsek lo Ellard! Gue benci sama lo gue bakal rebut Qia dari lo karna lo gak pantas!"
"Gue gak bakal biarin lo deketin Qia! Karena dia milik gue dan selamanya MILIK ELLARD!" Teriak Ellard tak terima.
Bugh bugh bugh
Gallen yang melayangkan lagi pukulan ke Ellard saat ingin meninju perut terrhenti.
"STOPP!!!!"
....
Suara lantang Qia yang memberhenti kan aktifitas mereka berdua.
"Gallen udah jangan pukulin Ellard kasihan Ellard luka hhiks hiks. "
Qia yang merentangkan tangan menutupi badan Ellard karna berusaha melindungi Ellard.
"El? hidung kamu berdarah.. hhiks gimana ini? ini gimana?? Hhiks..hiks nanti El mati..."
Ellard tersenyum menatap Qia dengan wajah khawtir nya sangat menggemaskan apalagi dengan ucapan polosnya. Ellard yang ingin memeluk Qia terhenti akibat ada tangan yang menahannya.
"Stop jangan sentuh sahabat Que!! Dan jangan coba-coba mendekatinya lagi!" Tegas Bella dan membawa Qia keluar UKS.
"Camkan itu!" lanjut Gallen dan ikut meninggal kan UKS juga.