Chereads / BEYOND MARVEL / Chapter 20 - Behind the Track

Chapter 20 - Behind the Track

"Maresille berita darurat!!!"

Marseille yang yang sedang menerima tamu kini menghadap kearah DeLeon.

"Tak apa sir Marseille, kita bisa bicarakan itu dilain hari." Ujar Elyon yang adalah tamu dari Marseille. Elyon yang duduk tenang hanya meminum teh nya. Marseille memohon maaf pada Elyon untuk distraksi yang secara tiba-tiba.

"Ada apa?" Tanya Marseille.

Jawaban yang ia dapat justru membuat Marseille kaget bersama para asisten yang menjaga disana.

"Watcher kehilangan satu matanya!"

"Apa?!"

"Bagaimana itu bisa terjadi?!"

"Saya dapat telepon langsung dari Deputi Direktur CIA kalau mereka terkena serangan saat mengantarkan dokumen rahasia."

Namun semuanya terhenti saat mereka mengamati Elyon yang tidak bereaksi apa-apa.

"Elyon? Kenapa kamu tidak terkejut?"Tanya Marseille. Elyon mengendikkan bahu.

"Saya sudah tahu dari Arka."

"tunggu.. kenapa Arka ada di Washington DC?" Tanya DeLeon.

"Kami lagi melakukan survei untuk mencari tanah agar bisa membuat basecamp." Jawabnya.

"Jadi itu alasan kenapa kalau dia ditelpon selalu sibuk?!" Kata DeLeon geram. Ia berencana menyuruhnya untuk membantu Luke dalam melakukan pembasmian pada beberapa kota di Canada. Tahunya dia Cuma bilang lagi sibuk ngurusin tanah. Dasar bodoh!

"Masalah itu bakal gue jelasin ke lo DeL, sekarang fokus ke Watcher saja." Ujar Elyon.

"Dia masih di DC, dan nggak bisa pulang.. Alexo lagi koma. Kalau Watcher pulang sendiri, ada kemungkinan besar dia bakal diserang lagi."

"Gue bisa suruh Arka buat bawa Watcher kesini." Kata Elyon sambil menyeruput tehnya.

"Tolong bantuannya Elyon, saya jadi hutang budi sama kamu.."

"Ngga papa om, nanti saya kabari saudara kembar saya. Dia ada di DC juga."

"Makasih Yon, Gue titip salam sama kembaran lo. Bilang kalau dia punya hutang misi sama gue." Tambah DeLeon.

"Iya.."

"ngomong-ngomong Enricko bagaimana? Saya telpon Keiser dari tadi nggak di angkat-angkat."

"Keisernya Lagi pergi cari makan buat Enricko, Enricko baik-baik saja kok. Saya barusan jenguk dia."

"Emang Enricko nggak bisa makan makanan rumah sakit? Padahal makanan disitu enak-enak, udah gitu sehat pula." Tanya DeLeon

"Lidah orang bisa berbeda DeL, mungkin aja dia ngga suka makanan rumah sakit." Kata Elyon tersenyum.

"Baiklah, saya pergi dulu tuan Marseille." Kata Elyon bersalaman dengan Marseille kemudia pergi.

.

.

.

.

.

.

"Rick cepetan! Gue mau boker!"

"Sabar tolol! Lo kira mandi pake infus itu gampang?!"

"Mau lo gue mandiin?!"

"Pegangan ama lo aja najis gue!"

Kericuhan tengah terjadi di kamar 207, Kaiser yang ingin buang air dan Enricko yang masih di dalam kamar mandi menjadi hal yang lumrah beberapa hari ini.

"Lo pasang baju di luar! Awas kalo gue sampai boker di tempat, gue samber pala lo!"

"Iya.. iya... bawel!"

Enricko keluar hanya bermodalkan handuk di pinggang dan menderek tiang infus yang baru terisi.

Keiser buru-buru masuk ke kamar mandi dengan secepat kilat. Enricko kini mengambil bajunya dan mulai memakai pakaiannya.

Sambil menunggu Keiser ia menyetel tv tentang siaran berita.

"Delegasi Canada dari Montreal Quebeq, mengalami serangan saat mengantar dokumen rahasia. Diberitakan kecelakaan tersebut terjadi pada hari selasa jam 1 siang. Seorang delegasi bernama Alexo Bertolini mengalami koma di rumah sakit Washington DC dan tidak dapat pulang dalam beberapa bulan kemudian. Saya Michelle Wan dari stasiun tv mengabarkan."

"Alexo.. Alexo.., kek pernah denger.." Enricko mengelus dagu.

"Ricko, ngapain lo bengong?" Tanya Keiser yang sudah keluar dari kamar mandi. Ia kini mengganti bajunya dengan t-shirt dan boxer.

"Itu.. berita di tv.. noh lihat." Ujar Enricko menujuk tv yang menyiarkan berita.

"Keknya gue pernah denger nama Alexo.., tapi dimana ya? Siapa sih?! Kok gue jadi amnesia gini!!!"

Keiser yang mendengar nama Alexo hanya terdiam. Dengan hati-hati ia mencoba berbicara dengan Enricko.

"Lo kenal dia? Delegasi Canada.. si pak tua yang rada songong itu?"

"Kayaknya gue pernah dengar namanya."

Keiser sepertinya tak ingin menanyakan lebih jauh tentang hal itu dan memilih untuk mengambil dompetnya di atas meja.

"By the Way gue mau ke kantin rumah sakit.. lo mau apa?" Tanya Keiser.

"Gue nitip daging kayak biasa.. 2 porsi. Kalau bisa extra darah."

"Hoek.." Keiser mendelik. Ingatannya kembali pada saat Enricko memakan daging itu dengan ganas dan rakus. Rasa geli menghampirinyam seperrinya ia hanya akan membelikan Enricko daging saja.. karena nafsu makannya sudah hilang.

"Iya."

Tak lama setelah itu Keiser pergi meninggalkan Enricko sendirian. Suasananya sunyi. Hanya bunyi tv yang bisa ia dengar. Namun tiba-tiba, seseorang mengeruk pintu kamarnya.

Enricko yang malas bergerak, mau tak mau membukakan pintu. Paling Elyon, Sir Marseille atau DeLeon yang datang menjenguknya seperti biasa.

Namun tak disangka, saat ia membuka pintu, nampak surai ungu dengan iris biru yang sangat ia kenali sekaligus orang yang paling ia ingin hindari sekarang kini tengah berdiri di hadapannya.

"Enricko, lama nggak ketemu."

Zinedine