Chereads / BEYOND MARVEL / Chapter 16 - Gwyneth Leonora

Chapter 16 - Gwyneth Leonora

"Oy Alexo, sampai kapan lo duduk disana?"

"Bentar.. aku baca koran dulu.. siapa tahu ada berita bagus."

Alexo memeriksa satu-persatu halaman yang ada. Rata-rata berita yang ada hanya kerusuhan politik yang ada di Canada semenjak para makhluk humanoid hitam itu menjalar ke seluruh kota. Berbagai berita mengenai kematian massal di beberapa tempat, persebaran makhluk tersebut sampai ke belahan dunia dan yang lebih mengejutkan lagi perdana Menteri Canda, Antonio Sandaga terbunuh oleh orang dalam pemerintahan.

Namun ada suatu berita yang menarik atensinya. Menteri Sihir sedang melakukan kerja sama dengan Badan Riset Negara untuk membuat suatu projek penelitian mengenai humanoid tersebut dan bagaimana cara menanggulanginya.

Alexo berfikir apakah projek itu dapat dilakukan dengan segera sebelum wabah ini menjalar lebih cepat lagi. Mereka sedang diburu waktu.

"Sudah belum liat korannya? Cepetan.. nanti ketinggalan pesawat!"

"iya..iya.."

Watcher dan Alexo pergi ke bandara dengan menggunakan taksi. Setibanya mereka di bandara, Alexo pergi ke counter untuk check-in dan Watcher mengurus dua koper kecil yang akan mereka bawa. Isi koper tersebut berupa dokumen penting rahasia yang harus diamankan terlebih dahulu.

"Permisi, saya check visa dan tanda pengenalnya dulu.." ujar sang petugas. Alexo menyerahkan sejumlah kertas beserta kartu tanda pengenal dan visa milik mereka berdua.

"Air Canada boeing 777-300ER Tujuan Washington DC business class berangkat jam 11 siang.. Ini untuk boarding pass dan visanya.. Terimakasih.."

Alexo mengangguk. Watcher yang sudah menunggunya dari tadi kini memesan donat cokelat karena ia lapar.

Alexo menghampirinya di cafè dan duduk berseberangan dengannya. Watcher memilih spot yang agak sepi agar mereka bisa lebih leluasa berbicara tentang misinya.

"Bagaimana dengan dokumennya? Aman kah?" Tanya Alexo. Watcher mengangguk, kepalanya tersodorkan pada dua buah koper yang terletak disebelahnya. Koper tersebut memiliki keamanan tingkat tinggi dengan fingerprint beserta sandi alphabet yang tidak dimengerti orang awam.

"Baguslah, cepat habiskan donatmu, kita berangkat setengah jam lagi.."

Jam 11 mereka sudah ada di dalam pesawat, kru kabin sedang siap menata bagasi untuk di taruh di kap atas.

"Perhatian para penumpang.. harap untuk segera mengenakan sabuk pengaman, membuka penutup jendela.. menegakkan sandaran kursi, melipat meja dan mematikan jaringan alat elektronik.. tujuan akan ditempuh selama 1 jam 41 menit dari Montreal Canada menuju Washington DC.. terimakasih telah memilih penerbangan bersama kami, take a good seat and have a very pleasant flight." Ujar pramugari.

Pesawat telah lepas landas. Saat berada di udara. Alexo me sibuk membaca majalah dan sesekali berbicara pada Watcher mengenai isi majalah tersebut, namun watcher yang kurang tertarik hanya meng-iya kan saja.

Watcher yang bosan kini mengambil earphone dari sakunya dan menyetel musik apapun. Alexo yang ada disebelahnya kini tertidur. Di sebelah kanan Watcher ada pria asal Nigeria yang tertidur juga.

Karena ia tidak bisa tidur, dengan suara engine pesawat yang menderu kencang ia diam-diam menggunakan eyes of god dibalik kacamata hitamnya. Awalnya hanya iseng, ia melihat seorang pemuda yang asik mengetik di hpnya.

You : Sayang.. tolong jangan marah.. itu hanya ketidak sengajaan.

Natalia : Maksud lo ketidak sengajaan apa?! Kalau sudah ketahuan selingkuh yasudah! Kenapa harus minta balikan?!

You : Aku khilaf! Janji nggak bakal ngulangin lagi!.

Natalia : Bullshit! Sana lo pergi jauh-jauh dari gue!

Natalia has blocked you number

Terlihat pemuda itu menyapu wajahnya. Watcher yang melihat pesan itu hanya membatin.

'Siapa suruh selingkuh'

Kini ada pula satu wanita yang duduk berseberangan di samping pria Nigeria yang diketahui bernama Kimberly. Ia adalah seorang pengusaha besar dan disebelahnya adalah kekasih gelapnya bernama Brandon. Kimberly membisikkan sesuatu kearah Brandon.

'Join aku ke kamar mandi sekarang..'

Kimberly terlebih dahulu masuk ke kamar mandi saat semua orang tertidur. Lalu Brandon menyusul dengan diam-diam memasuki kamar mandi.

Secara tak sadar Watcher melihat aksi yang mereka lakukan di kamar mandi. Ia melotot dan menundukkan pandangannya. Ia ambil kantung muntah dan memuntahkan semua isi perutnya ke dalam kantung muntah sampai membangunkan lelaki Nigeria di sampingnya.

"nak.. kamu nggak papa?" pria itu panik, ia merogoh sakunya dan menyerahkan pil pereda muntah. Alexo yang tidur bak koala tak gusar sekalipun dengan kepanikan yang terjadi.

"Terimakasih paman.."

"Ya.. sama-sama.."

Asal kalian tahu

Perjalanan masih sangatlah panjang...

Sesampainya mereka di Bandar Udara Internasional Washington Dulles, Alexo dan Watcher disambut oleh seorang wanita albino berpakaian serba putih. Rambutnya sepanjang bahu. Ia mengenakan jas dan selop, tak lupa sebuah cincin perak di jari telunjuk kanannya.

"Selamat datang Tuan Alexo Bertolini dan Watcher.. senang bisa bertemu kalian."

Wanita itu berjabat tangan dengan Alexo lalu melirik Watcher dan tersenyum hangat.

"Senang juga bertemu juga dengan Anda Deputi Direktur Gwyneth Leonora."

Wanita itu tertawa,"hahaha.. panggil saya Gwyneth saja. Bagaimana dengan dokumennya?"

"Semua ada di saya." Kata Watcher.

"Baguslah kalau begitu, saya akan antar kalian ke markas CIA sekarang."

Dijemput langsung oleh Deputi Direktur sangatlah mengejutkan Watcher dan berupa suatu kehormatan. Tak jarang ia melihat beberapa pria berjas hitam mengiringi mereka sampai ke mobil.

"Jadi.. mengenai makhluk yang menjadi wabah sekarang.. aku dengar perdana menteri dibunuh oleh seseorang?"

"ya, dia meninggal saat sedang berpidato mengenai wabah ini dan seseorang menyerang beliau dengan spell tingkat tinggi." Jawab Alexo.

"Sayang sekali, beliau salah satu orang yang paling berpengaruh dalam pemerintahan Canada."

"Ngomong-ngomong.. bagaimana keadaan Washington DC? Saya dengar makhluk itu sudah menjalar sampai ke Arkansas.."

"Benar, menteri sihir kami sementara mengisolasi beberapa kota dan melakukan lockdown agar meminimalisir korban jiwa. Bagaimana dengan Canada?"

"Kami juga melakukan lockdown massal karena tingkat keparahannya mencapa 75 persen dan kami juga sedang melakukan riset terhadap makhluk tersebut agar bisa kita tekan perkembangannya."

"Oh.. kalau begitu-"

DOR!!

Suara tembakan terdengar. Iris biru Watcher terbelalak. Gwyneth kini tertunduk dengan wajah penuh darah.

Tak lama setelah itu, mobil tersebut meledak.