Chereads / BEYOND MARVEL / Chapter 13 - DeLeon

Chapter 13 - DeLeon

Esoknya Keiser dan Enricko pergi ke sebuah gedung. Gedung itu mirip seperti bangunan Pantheon roma cuma lebih tinggi dan modern. Di terasnya banyak orang berlalu-lalang dan tak jarang pula banyak yang duduk di pelataran tangga. Kenapa Keiser mengajaknya kesini?

Terakhir kali ia bertamasya dengannya malah menimbulkan bala bencana tanpa diduga-duga.

"Kei, kali ini gue serius. Kita mau ngapain kesini?"

Keiser yang ada di depannya sedang mengotak-atik hp untuk mencari kontak seseorang. "Kita mau ketemu orang."

"Halo? DeLeon? Lo dimana? Gue udah masuk lobby. Lo jemput kita, resepsionisnya nggak ada."

"..."

"Gila lo?! Main nerobos masuk aja entar kita dikira maling."

"..."

"Yaudah gue tunggu. Cepetan!"

"Ricko, kita ngopi yuk disana." Keiser menunjuk ruangan dengan banyak pengunjung. Rupanya itu adalah sebuah cafè.

Seorang wanita cantik berambut merah datang kepada mereka dengan membawa buku menu.

"Silahkan, mau pesan apa?"

"aku pesan hatimu aja boleh nggak?"

GUBRAK!!

Suara keras menggema di cafè tersebut yang berasal dari Enricko akibat terjatuh saat hendak duduk di kursinya.

Seluruh pengunjung menatap mereka, Keiser yang bodo amat dengan Enricko hanya mengedipkan satu matanya kearah sang pegawai. Sang pegawai bersemu merah, antara malu digombali atau malu melihat teman si pria jatuh dengan tidak elitnya.

"Canda.. canda.. saya pesan kopi hitam tanpa gula ya? Enricko, lo mau apa?"

"Macchiato.. pakai cokelat." Kata Enricko sembari mengelus bokongnya yang sakit.

"Baik, silahkan ditunggu.." Ujar pelayan itu pergi.

"Lo kenapa pakai jatoh segala? Bikin malu aja."

"Ya elo yang bikin malu tolol, mentang-mentang nemu cewek cantik. Main gombal sembarangan!"

"Baru mau neraktir malah dimarahin.. ngajak berantem?!"

Sembari duduk, mereka berdebat dan berbincang bincang ringan sambil menunggu pesanan.

"Kita mau ketemu siapa sih?"

"Lo emang orangnya kepoan ya?"

"Ini menyangkut masalah gue juga makanya gue nanya!"

"Pokoknya kalo lo lihat cowo muka songong kepala botak mata hijau berarti dia orangnya."

"Permisi.., ini pesanannya."

Sang pelayan membawa dua buah minuman yang sudah jadi. Asap masih mengepul dari cangkir tersebut.

"Makasih cantik~"

"Hoek.." Keiser mendelik, bukan berarti dia iri. Tapi Keiser ini kalau dilihat-lihat memang cukup alay.

Sang pelayan pergi. Sambil menyesap minuman masing-masing, Enricko menerawang kearah jendela. Bagaimana kabar Christian? Apakah dia masih berada disana? bagaimana dengan Zinedine? Apakah ia masih mencarinya? Semua pikiran itu berputar di otaknya. Machiatto yang tadinya manis kini terasa pahit, mengingat kedua sahabat yang paling ia percaya kini telah hilang dan menjauh. Mau tak mau ia pun turut menjauh.

Tak disadari seseorang kini sedang berjalan kehadapan mereka.

"whassup? Udah nunggu lama?" Ujar pria botak.

Enricko yang terdistraksi akan lamunannya kini menoleh menampakkan orang asing yang berada di sampingnya.

"Gue DeLeon, sekertaris Menteri sihir Quebeq."