Semua berawal dari Zinedine dan Christian, mereka berdua adalah alchemist yang handal. Mereka membuat sebuah penelitian tersembunyi mengenai sel X, yaitu sebuah sel yang mereka kembangkan dan berkemampuan khusus untuk mengambil alih kendali sebuah mahluk hidup serta memberikan mereka kekuatan khusus.
Suatu hari, christian berpikir apa jadinya jika sel x dapat mereka kembangkan menjadi serum. Tentu akan menjadi penemuan yang briliant. Disitulah peran Enrico sebagai penguji serum tersebut.
"Enrico, apa kau bersedia? Dengan ini kami mengikat perjanjian dengan lo. Bahwa apapun yang akan terjadi pada tubuh lo setelah penyuntikan serum ini akan menjadi tanggung jawab kami." Ujar Zinedine. Enrico menatap mereka berdua, kemudian netranya menangkap suntikan berisi cairan hitam yang dipegang christian
"Lakukanlah."
Cairan itu kini disuntikkan di daerah arteri pada lehernya. "Rileks Rico.." Zinedine memegangi kepala sambil menutup
matanya. Rasa pusing mulai menjalar di daerah kepala dan perutnya terasa mual.
Setela Christian menyuntikan semuanya. Kini ia memgeluarkan stopwatch dari saku. Sesaat setelah ia menekan tombol, jantungnya berdebar sangat kencang, kabut mulai menyelimuti matanya.
3
4
5
Kini Enricko memuntahkan sesuatu dari perutnya. Bukan makanan, melainkan gumpalan hitam yang panas melobangi lantai basement.
"AAKHHH!!", Teriaknya kesakitan. Wajahnya ikut meleleh karena cairan tersebut.
6
7
8
Badannya mulai mengeluarkan sisik hitam.
Sementara itu Zinedine memasang kuda-kudanya untuk memanggil makhluk alchemistnya.
9
10
Namun semuanya terhenti setelah Enricko tumbang dari kursi dan tergeletak tak sadarkan diri.
6 bulan kemudian
"Rick."
"Hm?"
"Sebenarnya apa alasan lo sih mau nerima ini semua? Maksud gua.. jadi objek percobaan kita?"
"Um.. gimana ya.. gua selama ini ngerasa ngga spesial aja. Ngga kaya kalian, seorang alchemist yang bisa summon-summon makhluk ngga jelas itu.. yang menjamin hidup kalian ngga bakal mati
dengan mudah. Ngga seperti gua.. gua cuma siswa biasa dan gua gampang mati. Ibaratkan bertemu orang kaya kalian dan mereka mau bunuh gue.. gue bisa apa? Itu yang membuat gua ingin merasa spesial. Ketika ketemu orang kaya lo dan Zinedine."
Disuatu malam
"Four king!"
"Ah sial.. minum lagi.."
"Ayo minum-minum!!"
"Eugh.. Breeeeuggghh-"
"Eh, jangan disini!!"
*tok tok tok*
"Ricko tolong buka pintunya ya! Gue memapah Zinedine ke toilet dulu."
"Yaelah~", Enricko menghela nafas. Ia
berjalan gontai ke depan pintu.
*cklek*
"Ya, ada yang bisa diban-"
SWAP
Beberapa lama berlalu tak ada suara yang muncul diruang tamu menaruh kecurigaan pada Christian.
"Rick? Kok lu lama-"
Mata Christian terbelalak mencari eksistensi Enricko, namun nihil. Pandangannya terarah pada pintu yang terbuka lebar tanpa ada seseorang disana.
Detik itu juga ia berlari ke kamar mengahampiri zinedine yang tengah memijit kepalanya.
"ADINE!"
"Apa sih lo? Teriak-teriak.. gue lagi pusing gegara elu!"
"Enricko hilang."
"HAH-"