Chereads / WANITA PEMBURU / Chapter 4 - BAB 04. First Sex Anne

Chapter 4 - BAB 04. First Sex Anne

"Kau tidak berbohong?"

Anne menggeleng cepat, membuat Othniel tersenyum miring. Setelah itu, Othniel kembali mencium bibir Anne. Sama seperti tadi, lembut dan membuai.

Anne membalas ciuman Othniel, ntah kenapa jantungnya berpacu cepat.

"Eunghh..." Anne melenguh ketika Othniel menurunkan ciumannya ke leher wanita itu. Mengecup basah, menghisapnya lembut sehingga meninggalkan bekas merah kebiruan di sana. Othniel menatap hasil karyanya seraya tersenyum puas. Ntahlah, ada rasa senang yang membuncah dalam diri Othniel ketika melihat tanda kepemilikan di sana.

Tanpa menunggu lagi, Othniel dengan cepat melepas baju Anne, hingga tersisa dalaman saja pada tubuh wanita itu. Anne menutup dadanya dengan cepat ketika Othniel hendak menarik bra miliknya.

"Ada apa?" tanya Othniel dengan deep voicenya. Anne menelan susah salivanya. Jantungnya semakin berpacu cepat. Anne memejamkan matanya sejenak, sebelum ia memberikan sesuatu yang paling berharga dalam dirinya.

"Semoga ini pilihan yang tepat. Demi harta warisan!" tekad Anne membatin. Ia kembali membuka matanya, lalu menyingkirkan tangannya dari sana, pertanda membiarkan Othniel melakukannya.

Othniel tersenyum miring. Ia membuka semua kain yang menutupi tubuh Anne, sehingga tubuh wanita itu polos di depannya. Othniel menelan ludah kasar. Gairahnya semakin memuncak. Tanpa menunggu lagi, ia melepas semua kain yang menutupi tubuhnya hingga polos, sama seperti Anne. Anne memalingkan wajahnya ketika melihat milik Othniel yang mengacung di depannya. Othniel tanpa sadar terkekeh melihatnya. Menggemaskan, pikir Othniel.

Anne kembali memalingkan wajahnya ketika mendengar Othniel membuka plastik sebuah benda di sana.

"Ke-kenapa kau menggunakan itu?" tanya Anne gugup, ketika Othniel hendak memasang alat kontrasepsi pada miliknya.

"Karena aku tidak ingin benihku masuk ke dalam rahim jalang sepertimu," jawab Othniel. Anne membelalak.

"Ta-tapi bukannya lebih nikmat jika tidak menggunakan itu?" ujar Anne. Othniel mengurungkan niatnya. Ia menatap Anne lekat.

"Apa kau lupa? Aku membayarmu, jadi turuti saja kemauanku. Tidak perlu banyak bicara!" tajam Othniel. Anne menelan susah salivanya.

"Tapi aku membutuhkan benihmu!" kesal Anne membatin.

"Tapi aku tidak suka memakai itu," ujar Anne.

Othniel menatapnya menyelidik. "Siapa kau sebenarnya? Apa yang kau inginkan?" tanya Othniel, bangkit dari atas tubuh Anne. Anne meringis, sial, lagi-lagi ia membuat kesalahan. Akan tetapi, jika pria ini memakai benda itu, bagaimana caranya Anne mendapatkan benihnya!

"Kau ingin menjebakku hem? Siapa kau sebenarnya?" tanya Othniel menyelidik.

"A-aku bukan siapa-siapa. Hanya saja aku tidak suka jika pasanganku memakai benda itu. Aku rasa tanpa itu lebih nikmat," ujar Anne.

"Kalau begitu pergilah! Aku bukan pasanganmu kalau kau lupa, dan aku tidak akan sudi mengeluarkan benihku di dalam rahim sialanmu itu!" tajam Othniel. Turun dari atas ranjang dan kembali mengenakan boxernya. Lagi-lagi Anne merutuki dirinya sendiri.

"Sial, ternyata tidak semudah yang aku bayangkan," gumam Anne. Ia bangkit mengikuti Othniel turun dari atas ranjang. Akan tetapi ... ah Anne memiliki ide.

"Kau yakin menyuruhku pergi?" tanya Anne.

Othniel menatapnya tajam. "Aku bisa menyewa jalang yang lebih darimu, dan tidak secerewet dirimu!" tajam Othniel.

Anne terkekeh sinis. "Benarkah? Jadi kau tidak ingin menjadi pria pertama yang memasukiku?"

Othniel sontak menoleh mendengar ucapan Anne.

"Jangan berdusta, kau itu seorang jalang! Ntah sudah seberapa banyak pria yang memasukimu. Cih!"

Anne tersenyum miring. "Baiklah, jika kau tidak percaya." Anne beranjak, memungut baju dan dalaman miliknya hendak keluar dari sana. Akan tetapi langkahnya terhenti ketika Othniel dengan cepat mencekal tangannya.

"Ada apa? Kau tidak mempercayaiku buk--aaaa!!"

Anne memekik ketika Othniel menghempas kasar tubuhnya kembali ke atas ranjang, diikuti oleh pria itu yang kembali mengeluarkan boxernya.

Othniel hendak mencium bibir Anne, akan tetapi dengan cepat Anne menahannya.

"Aku siap untuk dimasuki pertama kali olehmu, asalkan ... kau tidak memakai benda itu. Karena aku menginginkan kenikmatan yang tidak terlupakan pada seks pertamaku." detik itu juga Othniel membuang alat kontrasepsi itu bergitu saja ke lantai. Setelahnya Othniel mulai melakukan aksinya, dan memberikan kenikmatan yang tidak terlupakan seperti keinginan Anne.

*****

Anne perhalan membuka matanya. Mengerjap-ngerjapkannya seraya menyesuaikan cahaya yang masuk menerpa retinanya. Ia mengerutkan kening ketika merasakan sebuah tangan yang memeluk perut rampingnya dari belakang. Anne menoleh, mendapati wajah tampan nan polos Othniel di belakangnya. Ah ya, Anne mengingat apa yang terjadi semalam dengan dirinya dan Othniel. Bibirnya menarik garis ke atas membentuk sebuah senyum lebih tepatnya senyum puas. Akhirnya, apa yang ia inginkan sudah ia dapatkan.

"Tumbuhlah dengan cepat, Boy." Anne mengelus-elus perut ratanya, lalu terkekeh geli. Bersyukurnya Anne jika saat ini ia tengah berada dalam masa suburnya.

Anne tersadar. Ia menurunkan tangan Othniel yang memeluk tubuhnya.

"Aku harus cepat-cepat pergi sebelum dia bangun. Dan aku tidak boleh bertemu dengannya lagi," gumam Anne membantin. Ya, Anne hanya membutuhkan benih Othniel, tidak dengan pria itu. Anne tidak menginginkan Othniel menjadi pasangannya atau bahkan bertanggung jawab atas benih yang berada di rahimnya. Tidak, Anne hanya membutuhkan seorang anak untuk memenuhi syarat dari ayahnya. Bukan seorang pasangan atau suami.

Anne meringis merasakan perih pada intinya ketika ia bangkit dari tempat tidur. Ia kembali mengingat bagaimana ia berteriak semalam. Sial, rasanya sangat sakit dan ... nikmat. Ya, Anne tidak menampik jika Othniel benar-benar mewujudkan keinginan untuk kenikmatan pada seks pertamanya ini.

Anne memungut dressnya, berjalan dengan tubuh polos telanjang sesekali meringis merasakan perih di bawah sana, memasuki kamar mandi. Tidak membutuhkan waktu lama, Anne keluar. Ia sudah mengenakan kembali dressnya. Ia terlebih dahulu mengambil ponselnya di atas kasur, dan menghubungi Naomi untuk menjemputnya. Setelah itu, ia menuju meja rias yang tersedia di sana untuk merapikan rambutnya.

Sementara itu, Othniel melenguh dari tidurnya, tangannya meraba-raba kasur di sampingnya, dan tidak mendapatkan seseorang di sana. Othniel sontak membuka matanya, dan mendapati seorang wanita yang tengah berdiri sudah rapi di depan meja rias.

"Mau kemana kau?" tanya Othniel dengan suara serak khas baru bangun tidur.

Anne menoleh. "Tentu saja pulang. Memangnya ke mana lagi," jawab Anne enteng.

"Apa maksudmu? Sebelumnya tidak pernah ada jalang yang berani meninggalkanku. Harusnya aku yang meninggalkanmu, dengan setumpuk uang di sampingmu!" tajam Othniel. Anne memutar bola mata malas.

"Lalu aku harus melakukan apa yang dilakukan para jalang sewaanmu itu?" tanya Anne, menatap Othniel dari cermin.

"Ya, karena kau juga seorang jalang! Lepas bajumu dan kembalilah ke tempat tidur!" tegas Othniel tajam. Lagi-lagi Anne memutar bola mata malas.

Anne membalikkan badannya, menatap Othniel datar seraya melipat tangan di depan dada.

"Sayangnya aku tidak punya waktu untuk mengikuti semua kemauanmu itu, Tuan Othniel." setelah mengatakan itu, Anne pergi dari sana meninggalkan Othniel yang masih berada di atas kasur dengan selimut yang menutupi setengah badannya.

Othniel mengeraskan rahangnya ketika melihat Anne pergi begitu saja meninggalkannya. Ia menoleh, melihat bercak darah yang berada di atas kasur, lalu tersenyum miring. "Jadi, kau ingin bermain-main denganku, wanita angkuh?" gumam Othniel. Ia meraih ponselnya yang berada di atas nakas, mengotak-atiknya, menelpon seseorang di sana.

"Cari tau semua yang berhubungan dengan wanita bernama Rosseanne sekarang juga, dan kirimkan padaku!"

___________

Rencana Anne berhasil guys! :v

Jangan lupa tinggalkan jejak ya ><