Rachelia kembali menyandarkan pipinya ke tempat tidur sembari memejamkan matanya pasrah. Membiarkan tubuhnya bergerak hebat. Namun, kepasrahan itu membuat Regan semakin bergerak tidak manusiawi bak binatang buas yang hanya ingin memenuhi kepuasannya. Dan pada saat itu juga, cengkeraman Rachelia semakin kuat. Erangannya bahkan semakin keras.
"S—sakit, Regan ...."
Ini bukan hal yang baru bagi wanita itu untuk melayani nafsu bejat Regan, hanya saja ia masih belum terbiasa dengan gerakan serta ukuran tubuh pria itu.
"Regan, please .... oh Tuhan!"
Wanita itu kembali merintih ketika Regan sesekali menarik tubuhnya, dan kembali menghujamnya dalam-dalam.
Gerungan keras itu terdengar dari mulutnya Regan. Ia lalu melepas kasar tautan tubuh mereka, membuat sang wanita mengerang lega. Namun, kelegaan yang baru saja dirasakan Rachelia sepertinya belum bisa ia nikmati lebih lama ketika Regan kembali membalikkan tubuhnya dengan kasar.