"Bagaimana dia?" Regan menyeruak di antara kerumunan perawat itu. Sedangkan para perawat dari ruangan lain tampak mengejarnya karena luka di lengannya belum selesai diobati dan dibalut dengan kain kasa.
Dokter dan perawat yang menangani Rachelia menoleh serentak dan sedikit terpana ketika menyadari bahwa di pintu ruangan gawat darurat itu, tengah berdiri sosok lelaki yang luar biasa tampan, mengenakan kemeja putih yang berlumuran darah, dan tampak begitu marah.
"Bagaimana dia?" Sekali lagi Regan bertanya, dengan sedikit berteriak.
Dokter Alex, yang bertugas di sana, cukup mengetahui reputasi Regan yang begitu pemarah. Oleh karena itu dia cukup berhati-hati menghadapi pria itu. Dia kemudian menghampiri Regan dan mulai menjelaskan keadaan Rachelia.
"Dia baik-baik saja, Tuan Regan. Kami sudah menjahit luka di kepalanya. Tetapi dia kehilangan banyak darah, dan saat ini kami sedang mencari darah dari penyedia terdekat—"