Langit sore hari ini benar-benar terlihat indah dengan warna jingganya. Cahaya mentari masih cukup terlihat cerah, secerah hati bagi para orang-orang yang menikmati keindahannya. Namun, tidak bagi sosok gadis rapuh itu.
Tatapan sendu dan kosong, tertuju pada satu titik yang entah apa di luar sana dengan air mata yang menggenang di kedua pelupuk matanya. Terduduk di atas kursi roda, dengan tubuhnya yang menghadap taman. Seakan menikmati keindahan taman luas tersebut—dari balik jendela besar.
Gadis itu tampak hampa, namun ia masih bisa mencerna tentang apa yang sedang dibicarakan oleh dua pramuwisma di belakangnya, yang kemudian membuat air matanya melesat cepat di pipinya ketika salah satu dari mereka menyebutkan nama Rachelia. Isakan kecilnya mengalihkan perhatian kedua wanita tersebut.
"Nona? Kau baik-baik saja?"
Tidak ada respon darinya. Sama seperti hari-hari sebelumnya. Gadis itu hanya semakin terisak pilu.
"Nona Ang—"