Derasnya hujan yang disertai angin kencang membuat Rachelia bergerak mundur ke sudut halte saat percikan-percikan air hujan mengenai rok kerjanya. Sudah sejak lima belas menit yang lalu, gadis itu menunggu setelah Mike menelepon dan mengatakan bahwa pria itu kemungkinan akan terlambat menjemput dirinya selepas pulang kerja. Namun, hingga sekarang kakaknya itu masih belum menunjukkan batang hidungnya. Gadis itu hanya bisa mendengkus kasar saat melihat ponselnya yang mati total karena kehabisan baterai.
Rachelia menghembuskan napas berat. Entah sudah kali ke berapa Mike seperti ini. Sebenarnya, Rachelia sudah tahu bahwa kakak lelakinya itu tidak benar akan menjemputnya, tetapi ia masih bersikeras untuk menunggu. Momen seperti ini sangat jarang ia lewati bersama kakaknya. Mereka jarang bertatap muka meskipun tinggal di satu atap yang sama. Pria itu terlalu sibuk.