Masih inget kasusnya tuan Ayakashi? Itu loh ayahnya Rin yang tewas beberapa tahun lalu. Kalian masih inget gak? Pasti masih dong. Iya, kata terakhir yang tercucap dari seorang Karl kepada Rin adalah: "Kamu, ternyata suka padaku. Benarkan? Lebih baik jangan."
Sebenarnya disitu Karl ngelarang (bener-bener ngelarang) Rin suka sama dia. Kenapa? Bukan karena Karl takut kalau Rin bakalan kayak Cleo (pacarnya Herman) yang ganasnya minta ampun, tapi Karl takut si Rin kenapa-napa. Karl takut Rin akan di jadikan sebagai titik lemah dirinya. Dan itu terbukti di episode Last Hug. Dimana Cloudy (yang dengan licik dan dinginnya) minta anak buahnya menyeret Rin di hadapan Karl. Setelah itu, Cloudy siap nembak Rin dan kita tau kelanjutannya.
Back to topic. Ya, cerita ini adalah kejadian setelah kasus tuan Ayakashi dan sebelum cerita part 6 dimulai.
2 March 2013. Pkl: 04:00 pagi.
Mengalami mimpi buruk, Karl tiba-tiba terbangun dari tempat tidurnya. Dia menghela nafasnya beberapa kali, mencoba menenangkan diri.
"Enggak. Itu cuman mimpi" Pikirnya.
Dia duduk di tempat tidurnya dan menyandarkan kepalanya ke tembok yang ada di belakangnya. Untuk beberapa saat, dia hanya terdiam. Entah apa yang ada dipikirannya. Dia menoleh ke arah jam yang ada di meja di samping tempat tidurnya.
"Jam empat pagi." Katanya.
Dia meraih botol minum di meja itu, dan minum beberapa teguk. Setelah itu dia terdiam kembali. Mati kutu di kamar, dia mencoba berjalan ke balkon. Sampai disana, dia hanya berdiri memandang jalan dan langit yang masih gelap. Pikirannya kacau balau gak karuan. Entah efek dari mimpi buruk atau karena hal yang lain.
"Damn! Damn!" Teriaknya sambil memukul pagar pembatas balkon.
"Gak bisa! Dia gak boleh suka sama gue! Anak itu. Anak perempuan itu. Gak! Dia bakalan jadi penghalang! Dia gak boleh dan gak bisa suka sama gue!"
Karl lalu menunduk. Raut wajahnya berubah.
"Enggak. Dia gak bisa suka sama gue. Maafin gue.. Rin" Katanya penuh dengan penyesalan.
"Bukan. Bukan karena dia lemah." Sambungnya. "Tapi…. Tapi…. Gue takut. Gue takut dia disentuh orang jahat. Gue gak bisa."
Dia menegakan kepalanya kembali. Matanya berkaca-kaca dan air matanya siap menetes. Dia sadar akan hal itu. Sebelum air mata jatuh ke pipinya, dia menutup mata, mengambil nafas dalam-dalam, dan mengeluarkannya secara perlahan.
"Gue tau. Perasaan gak bisa di tutupi. Tapi… Tapi suka sama gue adalah kesalahan fatal. Lo gak bisa. Lo gak bisa. Enggak."
Karl kembali terdiam. Pikirannya masih kacau balau.
"Walapun lo cewek yang gak ribet" Lanjutnya "Tapi tetap. Lo gak bisa suka sama gue. Bahkan walaupun… Walaupun…"
Lagi. Karl terdiam. Perasaan yang sangat berat menimpa dirinya. Apa yang telah terjadi pada Karl?
"Walaupun gue suka sama lo. Tapi hal itu tetap gak bisa terjadi." Mata Karl kembali berkaca-kaca.
Kali ini dia tidak bisa menahannya lagi. Setetes air mata mengalir dari mata kanananya turun menuju pipinya dan terjatuh di lantai, di ikuti oleh beberapa tetes yang lain.
"Kenapa?! Kenapa harus gue?!" Protesnya.
"Gue… Gue udah cukup trauma dengan perasaan yang begini. Perasaan suka. Perasaan sayang. Itu hanya akan membuat sakit!" Kata Karl.
Karl kembali diam untuk beberapa saat. Mencoba menenangkan dirinya sendiri. Lalu di melanjutkan.
"Beverly… Apa.. Apa yang harus gue lakukan? Kalau gue nerima dia, berarti gue harus siap kehilangan. Sama… Sama seperti gue pernah kehilangan lo, Bev."
Karl lalu mengingat kembali masa lalunya. Masa-masa yang indah bersama seorang wanita yang menjadi cinta pertamanya di London.
To Be Continued
Next Issues: Karl mengingat kembali masa lalunya. Sebenarnya, apa yang pernah terjadi pada Karl di masa lalu? Dan siapa itu Beverly?