Chereads / The Adventure of Detective Karl / Chapter 13 - File Case 07: Last Hug (Part One) - Buang Ego!

Chapter 13 - File Case 07: Last Hug (Part One) - Buang Ego!

Karl, lo serius mau ngelakuin hal ini? Scarlet itu brutal! Cloudy bisa saja membuat kita terbunuh dengan cara-cara yang tidak manusiawi! Dan gue gak mau hal itu terjadi sama lo Karl! Gak!"

"Herman. Udah berapa lama lo jadi sahabat gue? Berapa lama lo kenal gue? setahun? dua tahun? Kita sudah dari kecil barengan terus. Dan lo seharusnya ngerti. Scarlet bukan hanya ingin membunuh gue. Dia juga mau bunuh keluarga gue, sahabat gue, bahkan Rin! semua terancam dalam bahaya!"

Aku terdiam sejenak. Apa yang diungkapkan Karl benar. Scarlet mengancam semua yang berhubungan dengan Karl dan aku. Dan kita sama-sama tau. Satu-satunya cara untuk menghancurkan Scarlet adalah dengan menangkap Cloudy. Karl bahkan rela menjadi umpannya. Dan itu yang aku takuti. Karl bisa saja mati dengan cara-cara brutal yang dimilki Cloudy.

"Tapi kan Karl.. tapi..."

"Udah. Cukup. Besok pagi, jam 9, kita ke kantor inspektur Susilo. Kita bicarakan semua, persiapkan semuanya disana. Dan juga...."

Terdengar suara ketukan 3 kali di depan pintu. Kami pikir itu mrs. Susan. Namun, saat aku melihat wajah Karl, dia pucat. Kalau sudah begini, ada kemungkinan anggota Scarlet telah menemukan kami. Ketika aku membuka pintu, bukan hanya mrs. Susan yang berada disana. Namun Blackbird berdiri disana. Tepat di depan aku.

"Black....Blackbird... Apa yang.."

"Ouh, selamat pagi tuan Herman. Saya tadi pagi menemukan orang berpakaian rapih ini di depan pintu anda. Dia terus saja berdiri dan tidak mengetuk. Saya pikir dia seorang penjahat karena menggunakan topeng, namun setelah berbicara beberapa menit, ternyata dia adalah pria baik."

mrs. Susan menjelaskan dengan sangat tenang seolah-olah dia tidak tahu siapa si pria berpakaian serba hitam ini. Tunggu. Dia memang tidak tahu siapa sebenarnya orang ini. Blackbird lalu tersenyum kearahku.

"Kau! Blackbird! Mau ngapain disini? Mau mencoba membunu Karl? Atau mencoba mengancurkan kami iya?!

"Tenang dulu Herman! Aku kesini bukan untuk itu! Aku kesini untuk..."

"Bekerja sama kan, Blackbird?"

Karl tiba-tiba sudah berdiri di belakangku.

"Iya. Seperti biasa, kamu benar Karl."

"Seorang Blackbird yang mempunyai kehormatan dan integeritas tinggi, tidak akan mungkin membunuh orang. Dan anda kesini ingin bekerja sama untuk membersihkan nama anda yang telah tercemar. Silahkan masuk tuan Blackbird."

Blackbird akhirnya masuk ke dalam apartemen kami. mrs. Susan lalu menyiapkan cookies dan jus jeruk untuk cemilan kami. Dari sini, pembicaraan mulai menjadi intensif. Blackbird menceritakan segalanya, aku, Karl dan bahkan mrs. Susan menyimak baik-baik apa yang diceritakan.

"Ohh, demi kue muffin dan pie berry! apa itu benar? Semua itu benar?"

tanya mrs. Susan keheranan

"Iya. Memang itu yang terjadi. Saya sebagai Blackbird bahkan diincar juga oleh Scarlet. Mereka mengincar data-datamu, Karl. Saya sudah lama memilki data ini. Dan dia berusaha mengambilnya."

"Baik. Begini. Besok pagi jam 9, datanglah ke kantor inspektur Susilo. Tapi jangan menggunakan kostum blackbird. Dan, ya, kita akan atur semuanya dan akan menangkap dia. Cloudy."

"Lalu, apa yang harus aku lakukan tuan Karl?"

Karl lalu mengambil secarik kertas, dan menuliskan alamat seseorang disana.

"Besok, jam 6 sore, mam Susan datanglah ke alamat ini. Lalu ambil apa yang harus diambil dan berikan kepada inspektur Susilo. Nah, sekarang, buatkan kami cookies lagi mam Susan. Karena hari ini akan menjadi hari yang cukup melelahkan."

Sepanjang hari, Karl dan blackbird berdiskusi dan membuat rencana. Mereka membuatnya sangat detail. Aku hanya bisa terdiam dan kagum. Bagaimana tidak? dua orang jenius yang bermusuhan, kini bersatu untuk melawan penjahat yang jenius juga. Aku bukan apa-apa dibanding mereka. Bisa kalian bayangkan jika dua orang jenius yang dipersatukan akan menjadi luar biasa. Hingga pukul 2 pagi, baru mereka selesai menyelesaikan rencananya.

"Sempurna! ini sempurna Karl, Blackbird! rencana kalian sempur..."

"Belum. Ini belum sempurna. Cloudy juga orang yang jenius. Dan dia pasti sudah memikirkan banyak planning dan apa yang harus dilakukan." kata Blackbird.

"Ingat Man, Scarlet selalu 5 langkah di depan kita. Cloudy selalu mempunyai 10 langkah di kepalanya. Wanita itu selalu tau apa yang harus dilakukan setiap detik, setiap langkah yang dia ambil." tambah Karl.

"Baik. Kalau begitu, saya permisi dulu. Karl, Herman. Sampai nanti jam 9 di kantor inspektur Susilo."

Aku mengantar Blackbird sampai depan pintu. Ketika kembali ke ruang tamu, mrs Susan sudah menyelimuti Karl yang sudah tertidur lelap.

"Dia anak yang luar biasa. Benarkan tuan Herman?"

"Eh, iya mam Susan. Dia anak yang luar biasa. Luar biasa pintar, tapi juga luar biasa menyebalkan. Baik, aku akan pergi tidur. Malam ini akan menjadi malam terberat yang akan dilalui oleh Karl."

14 Agustus 2013. Pkl. 09:00

Kami sudah tiba di kantor inspektur Susilo. Namun, Blackbird belum juga datang.

"Ini, si Blackbird kemana? Kita gak bisa jalan kalau dia gak ada." kataku kesal.

"Sebentar lagi dia datang. Nah, itu dia."

Karl menunjuk seseorang yang berpakaian rapih yang baru saja memasuki ruangan inspektur Susilo. Tapi itu bukan Blackbird. Aku pernah melihatnya. Ya. Dia adalah orang yang aku jumpai di kasus pertamanya Karl. Dia adalah...

Karl menunjuk seseorang yang berpakaian rapih yang baru saja memasuki ruangan inspektur Susilo. Tapi itu bukan Blackbird. Aku pernah melihatnya. Ya. Dia adalah orang yang aku jumpai di kasus pertamanya Karl. Dia adalah...

"Selamat siang tuan Danny. Ada apa anda datang ke kemari?" Tanya inspektur Susilo.

"Aku ingin menuntaskan urusan dengan kalian. Aku adalah..."

"Tahan Danny. Herman. Tutup pintu rapat-rapat. ini akan menjadi rahasia kita berempat. Jadi inspektur, Danny adalah Blackbird. Iya. Dialah Blackbird." jelas Karl dengan tenang.

"Tapi, kenapa lo baru kasih tau gue sekarang? Jadi selama ini lo udah tau? Kok lo..."

"Herman! kita gak ada waktu untuk itu. Sekarang, kita harus fokus menghadapi Scarlet. Jadi begini rencananya...."

Karl dan Danny menjelaskan semua rencananya kepada inspektur Susilo. Inspektur setuju dengan apa yang mereka rencanakan. Tepat pukul 3 sore, Kami semua berangkat menuju lokasi. Sekitar 200 meter dari rumah Stanly, kami memasuki sebuah rumah yang cukup besar. Rumah itu adalah salah satu rumah Danny. Kami menjadikannya sebagai HQ kami. Pusat operasi kami. Dari situ, kami mengamankan semua orang yang dalam radius 200 meter dari rumah Stanley secara pelan dan diam-diam untuk di ungsikan ke tempat lain. Setelah semua persiapan selesai, jam 6 sore, mam Susan datang bersama dengan Rin.

"Rin. Kok lo ada disini?"

"Iya, Herman-kun. Aku dijemput oleh mam Susan. Katanya ini permintaan langsung dari Karl. Firasatku mengatakan bahwa ini akan menjadi malam yang sulit yang akan Karl lewati."

jawab Rin dengan raut wajah yang sedih.

Tidak berapa lama kemudian, Karl dan Danny turun dari lantai 2, dan Rin yang melihat Karl, langsung memeluk Karl. Seakan-akan dia gak mau kehilangan Karl. Pelukan yang sangat-sangat erat.

"Hey, sayang. Kita diliat..."Bisik Karl

"Diam! Aku gak peduli mau kita diliat banyak orang atau apapun. Aku gak mau kamu pergi kesana. Aku tau kamu suka dengan hal-hal seperti ini. Tapi, kali ini tolong jangan pergi. Aku gak mau kamu pergi. Aku punya firasat buruk soal ini. Jadi, tolong Karl. Jangan, jangan pergi."

Ucap Rin sambil mengeluarkan air matanya. Semakin lama, semakin erat pelukan Rin.

"Tapi aku gak bisa Rin"

"Harus bisa! harus! Aku sayang sama kamu. Kehilangan kamu sama aja dengan kehilangan ayah aku untuk yang kedua kali! Dan aku gak mau hal itu terjadi! gak mau!"

Karl lalu melepaskan pelukan Rin. Dia mengusap air mata Rin dari pipinya, dan memegang dengan lembut kedua pipi-nya Rin.

"Rin, sayang. Hmm.. Ini udah jadi tugas aku. Penjahat-penjahat itu harus di hentikan. Hanya aku, Danny dan Herman yang mampu menghentikannya. Jadi, ini harus kami lakukan. Dengar sayang. Janji aku masih banyak sama kamu. Rencana kita banyak. Aku sayang sama kamu dan..."

Karl lalu mencium kening Rin, dan memeluknya.

"Aku gak mau kehilangan kamu, Rin." bisik Karl.

To Be Continued.

Next Issues: Karl, Herman dan Danny berhadapan dengan Cloudy yang berdiri di depan mata mereka! Lebih buruk dari itu, Nyawa Karl berada dalam bahaya. Akankah yang Herman takuti selama ini terjadi? Akankah Karl..... Mati?