Chereads / The Adventure of Detective Karl / Chapter 8 - File Case 04 - Codename: SCARLET (Part Four) - Wanita dibalik Cahaya.

Chapter 8 - File Case 04 - Codename: SCARLET (Part Four) - Wanita dibalik Cahaya.

"Sialll!! Ini.. SCARLET! Kalian biadab!" Seru Karl.

"Segera lari ke arah cahaya itu!" Perintah Karl.

Kami memutuskan untuk segera berlari. Namun pada saat sampai disana, kami meihat suatu pemandangan yang tak biasa.

Rupanya disana ada ruangan yang cukup besar. Ruang itu seperti ruang tamu. Ada Sofa, tivi, meja billiard, ruang komputer dan meja rapat tempat dimana anggota SCARLET menyusun rencananya.

Yang anehnya lagi, disofa, duduk Elsa beserta sahabat-sahabatnya. Mereka tidak disiksa seperti yang kami kira. Diasana, berdiri 7 orang laki-laki, dan seorang perempuan. Perempuan yang pernah aku lihat di depan gerbang sekolah pada saat penculikan Elsa dan Debbie.

"Karl! Itu mereka!" Bisikku pada Karl.

Namun baru aku sadari, bahwa dari tadi muka Karl sudah sangan pucat. Apakah karena wanita itu?

"Hallo Karl, Herman. Perkenalkan. Namaku Cloudy."

"Anda, andakan yang waktu itu ada di gerbang depan sekolah! Yang tersenyum kepadaku. Jadi, anda ini adalah wanita.."

"Iya. Saya adalah pemimpin SCARLET. Saya cuman ingin menghapus ingatan anak-anak ini agar mereka tidak mengingat kejadian yang terjadi hari ini dan hari kematian Briptu Farras. Kami hampir kehilangan klien kami."

"Klien, klien katamu? Jadi selama ini kalian disewa?" Tanyaku.

"Iya. Kami memang pembunuh bayaran. Tapi kami juga merupakan organisasi terhebat di dunia." Kata perempuan itu seraya tersenyum padaku.

"Kalian juga akan saya hapus. Hapus secara permanen." Katanya lagi.

"Ah berisik! Anda terlalu berisik!" Teriak Karl.

Segera Karl melepaskan tembakan kearah wanita itu diikuti para polisi yang sisa yang menembak mati ke-7 anak buah Cloudy itu. Peluru dari tembakan Karl mengenai wanita itu, namun sayangnya wanita itu memakai rompi anti peluru. Dia lalu bangkit, dan segera atap diatas kami terbuka lebar. Kami dapat melihat langit yang cerah dan terlihat juga sebuah helikopter sedang terbang di atas sana. Tangga dari heli pun turun. Segera Cloudy memanjat ketangga itu sampai masuk kedalam heli.

"Karl dan Herman. Kita akan bertemu lagi, anak-anak hebat." Katanya seraya tersenyum.

"Ini, aku berikan kenang-kenangan. Selamat tinggal."

Lalu dia melemparkan sebuah kartu remi. Kartu Queen dengan lambang S di balik kartu itu.

"Serigala 1. Ini Elang. Apa kalian dengar?" Panggil inspektur susilo melalui radio.

"Yap. Kami dengar pak. Kami membutuhkan bantuan disini." Jawab Karl.

"Kami segera kesana! Tunggu kami."

"Kalian tidak apa-apakan?" Tanya Karl pada Elsa dan Debbie.

"Tidak. Kami tidak kenapa-kenapa. Bahkan kami diperlakukan layaknya tamu oleh mereka. Namun, walau begitu, mereka tetap saja penjahat." Sahut Debbie.

"Ngomong-ngomong, Dam, Trud, Eca, Rachel, Ribka, Norman, Josephine. Kalian.. Te.. Terima kasih kalian mau mengorbankan nyawa kalian demi kami." Kata Elsa sambil menitikan air mata.

"Enggak apa-apa kok. Lagian itu udah tugasnya sahabat kan? Selalu ada untuk sahabat lainnya." Jawab Norman.

Lalu, suasana menjadi haru. Mereka berpelukan satu sama lain. Aku dan Karl yang melihat pemandangan ini, jadi bersyukur. Bersyukur bahwa bisa menyelamatkan para sahabat ini, dan mempersatukan mereka kembali. Bahkan, Karl sempat terharu melihat pemandangan itu.

"Terima kasih yah, kalian udah nyelamatin kami dan menemukan Elsa dan Debbie." Kata Vanessa kepada Kami.

"Eh.. I.. Iya. Sudah tugas kami sebagai poli.. Eh, Detective maksudnya. Hahahaha" jawab Karl sambil tertawa puas.

30 menit kemudian, bantuan datang. Membawa ke-10 sahabat itu dan kami keluar dari tempat pembantaian itu. Aku dan Karl memutuskan untuk langsung pulang duluan.

"Jadi, Karl?" Tanyaku.

"Jadi apa?" Jawabnya

"Biasanya suka ada kesimpulan di akhir petualangan kita."

"Hmm.. Oke. Gue ada. Seorang sahabat tidak akan pernah meninggalkan sahabat yang lain sendirian dalam keterpurukan. Namun dia akan membawa sahabatnya ini keluar dari keterpurukan, dan membawanya kepada suatu terang. Bagaimana?"

"Bagus sih, tapi, itu ballpoint yang lo otak-atik di mobil.. Itu buat apaan?"

"Oh ini. Tadinya gue masukin kamera kecil buat jadi perekam gitu. Siapa tau berguna. Ternyata enggak. Kabelnya malah putus pas kita lari-lari di lorong tadi."

"...."

Next Issues: Karl bertemu dengan cinta pertamanya.... Mungkinkah?