"Kalian memang pembohong yang hebat." Sahutku.
"Kami tidak berbohong! Itu kenyataan!" Teriak Brenda.
"Kami? Apa katamu? Kami? Oh, jadi kalian berdua telah bekerja sama rupanya." Kataku.
"Sehebat apapun dia berbohong, dia pasti menunjukan 'keganjalannya'. Seorang perempuan yang sedang berbohong kepada Tuannya, akan menggigit bibir bawahnya, karena panik bahwa kebohongannya akan terungkap. Dan seorang pria yang berbohong, tidak akan berani menatap mata Tuannya, akan cenderung mengalihkan bola matanya. Itu yang kalian lakukan. Kalian, tidak bisa berbohong padaku dan Karl. Dan taruhan, kalian sudah bekerjasama."
"Terlebih lagi, kalian mengatakan kalau kalian berada di pos kalian terus menerus. Tapi kenyataannya kalian meninggalkan pos kalian pukul 11 malam. Sungguh alibi yang payah." Tambah Karl.
Muka kedua orang itu mulai menjadi pucat pasi. Mereka mulai panik dan mengetahui bahwa kejahatannya telah terungkap oleh Karl.
Tak berapa lama, Karl mulai berbicara lagi.
"Kalian, memang tidak berada di tempat kejadian ketika kembang api itu berubah menjadi bom. Tapi kalian telah menyediakan jebakan. Lebih tepatnya, menyabotase tempat kejadian. Sehingga, bukan tangan kalian yang melukai Sebastian secara langsung. Tapi kembang api itu sendiri. Mau aku ceritakan secara detail bagaimana cara kalian melukai Sebastian? Maksudku, mencoba membunuh Sebastian?"
"Kami tak pernah melakukan kejahatan seperti itu! Terlebih Sebastian adalah sahabatku! Tak akan!" Teriak Johnson
"Bahkan demi orang yang anda cintai? Bullsh*t! Sungguh Ironis memang, tapi anda rela melakukan percobaan pembunuhan terhadap sahabat anda sendiri demi cinta anda kepada Brenda. Ketika seorang sedang jatuh cinta, dia akan rela melakukan apa saja demi pasangannya, meskipun itu berakibat buruk bagi dirinya sendiri. Mau saya ceritakan bagaimana kalian melakukannya?" Tanya Karl lagi tapi dengan pandangan yang tajam dan dalam.
"Silahkan saja tuan muda." Jawaban Brenda kali ini benar-benar menantang Karl.
"Anda menantang saya, Brenda? Let's see. Sekitar pukul 10 malam, anda bertengkar hebat dengan Sebastian di pinggir pantai. Jarak kalian dengan saya dan Herman sekitar 100 meter. Kalian memperdebatkan sesuatu hal. Yang pasti masalah Cinta. Itu terlihat karena anda melemparkan cincin yang dulu Sebastian berikan untuk anda. Kita singkirkan sebentar masalah cinta kalian itu. Setelah bertengkar, anda pergi masuk ke ruangan ini. Dan disinilah, Johnson menghampiri anda dan mulai menyusun rencana busuk kalian. Inilah skenarionya."
"Pertama. Kalian berencana memanfaatkan kembang api yang diberikan ayahku kepada Sebastian untuk dinyalakan agar tidak timbul kecurigaan. Kemudian mengambil 300 gram bubuk mesiu dan berniat menambahkannya di dalam kembang api. Dengan adanya tambahan kembang api, itu sudah cukup untuk membuat 'little bom'. Brenda menaruhnya di dalam bungkusan tissue, agar dapat dibuang nantinya dan menghilangkan jejak."
"Kedua, Johnson berfungsi sebagai pengalih perhatian. Sementara Sebastian dan Johnson berbasa-basi, Brenda sudah siap untuk menaruh bubuk mesiunya. Brenda menaruhnya di dalam tempat kembang api urutan ke 5, dan menukarnya dengan tempat kembang api urutan ke 2. Kenapa tidak pertama? Agar tidak menyebabkan keganjalan dan kecurigaan ayahku pada saat dia menyelidiki kasus ini."
"Ketiga. Setelah melakukan aksi kalian, kalian kembali ke pos masing-masing dan berlaku seperti tidak pernah terjadi apa-apa."
Aku kembali kagum dengan analisisnya.
"Kembali saya tekankan. Kalian benar awalnya berada di pos masing-masing. Namun kalian meninggalkannya pukul 11 malam untuk melakukan aksi kalian. Awalnya berjalan dengan baik. Brenda berhasil mengambil bubuk mesiu. Johnson berhasil mengalihkan perhatian Sebastian. Namun, pada saat Brenda sedang menuangkan bubuk mesiu, Sebastian sempat melihatnya. Johnson tau akan hal itu, makanya Johnson berusaha untuk memalingkan muka Sebastian. Sementara itu, Brenda panik. Secara cepat Brenda berdiri, namun rambutnya tersangkut disemak-semak. Secara paksa, anda tarik rambut anda dari semak-semak yang membuat beberapa rambut anda rontok dan tersangkut di semak-semak. Anda menyadarinya, jadi secara cepat anda mengambilnya. Namun, ada 3 hal yang anda lupakan. Anda meninggalkan Tissue, sehelai rambut anda dan, Jejak kaki. Itu fatal sekali."
"Tanpa sadar, kalian lupa bahwa jejak kaki kalian berbekas di tanah. Jadi di tanah tempat kejadian sekarang ini, ada jejak kaki Sebastian, Johnson dan anda Brenda. Dari antara kalian berdelapan, hanya Johnson dan Sebastian yang sama ukuran kakinya, yaitu sekitar 47. Dan anda Brenda, anda yang paling kecil. Ukuran kaki anda sekitar 35. Jejak dengan ukuran kaki itulah yang berada ditempat kejadian sekarang."
"Setelah Brenda menyelesaikan pekerjaannya, anda Johnson, meninggalkan Sebastian dan kembali ke pos anda. Lalu kalian berdua tinggal menunggu waktu yang tepat. Dan pukul 12 lewat 5 menit, terdengarlah ledakan keras. Lalu Sebastian di temukan terluka. Ketika kalian mengetahui hal itu, aku yakin kalian sedikit kecewa. Karena kalian mengincar nyawa Sebastian."
"Maaf tuan muda, tapi kami tidak mungkin..."
"Cukup Johnson. Aku rasa sudah cukup semua sandirawa ini. Kita memang tidak pernah bisa mengelak dari kenyataan bahwa kita sudah bersalah. Lagi pula, kita salah sudah bermain-main dengan nyawa seseorang karena cinta kita."
"Tapi, Brenda. Aku.. Aku mencintaimu lebih dari siapapun. Terlebih dari Sebastian."
"Aku tahu Johnson. Tapi kita sudah salah. Cara kita yang salah."
"Ini pasti yang namanya cinta segitiga. Herman, gue rasa lo yang lebih jago dalam urusan ini" sela Karl.
Aku berpikir sejenak. Lalu memulai analisisku.
"Brenda, anda mengkhianati Sebastian, karena Johnson. Benar? Anda lebih mencintai Johnson ketimbang Sebastian. Jadi motif percobaan pembuhan ini karena sakit hati. Sebastian tahu kalian berselingkuh, itu sebabnya Sebastian dan Brenda bertengkar hebat. Karena Sebastian sudah terlanjur mengetahui hubungan Johnson dan Brenda, jadi Brenda memutuskan untuk 'putus' dengan Sebastian, walau sebenarnya Brenda sakit hati dan menangis. Namun Johnson yang tak tega melihat Brenda menangis, menjadi benci kepada Sebastian. Jadi kalian menyusun rencana percobaan pembunuhan ini."
"Kalian benar." Sahut Johnson.
"Namun, aku benar-benar menyesal. Karena saat berbicara dengan Sebastian mengenai masalahnya dengan Brenda, dia berkata 'Aku rasa, Brenda sudah tidak cinta padaku. Dia lebih mencintaimu. Dan saat aku tahu kenyataannya, aku merasa sangat terpukul. Kalau begitu untuk apa Brenda menerima cintaku kalau dia lebih mencintaimu Johnson? Lagi pula. Aku rela dia bersamamu. Karena aku tahu, dia pasti bahagia bersamamu.' Jujur, aku terpukul. Aku tahu bahwa aku telah menyakiti perasaan sahabatku. Namun aku telah dibutakan oleh cinta." Kata Johnson dengan penuh pengakuan.
"Bukan. Bukan cinta yang membutakan anda Johnson. Tapi, sakit hati. Sakit hati yang telah membuat anda seperti ini, namun parahnya, anda malah lebih mengikuti kata hati anda yang sedang sakit akibat melihat Brenda menangis, untuk menghancurkan hidup Sebastian." sela Karl
"Dan saya malu telah menempatkan kalian berdua di Unit saya. Dengan ini, kalian berdua, Johnson Cliff, dan Brenda Barbera. Kalian ditahan atas kasus percobaan pembunuhan." Tiba-tiba ayahnya Karl sudah ada di belakang kami berdua. Entah kapan dia masuk, tapi kami benar-benar terkejut.
"Polisi lokal sudah menunggu kalian diluar. Silahkan kemasi barang-barang kalian. Karena jam 7 pagi, kalian akan dipulangkan ke Washington dan akan segera ditahan." Ungkap ayahnya Karl.
Mereka berdua segera berkemas lalu pergi meninggalkan kami. Mereka digiring oleh polisi lokal.
"Hmm.. Karl, gue mau minta maaf. Karena semenjak gue udah punya pacar, gue jadi lupa sama lo." Kataku.
"Tidak Herman. Gue yang terlalu Naif. Terlalu mementingkan diri sendiri. Seharusnya gue yang menyesuaikan diri. Maafin gue." Kata Karl sambil tersenyum.
Begitulah kami mengakhiri tahun 2012. Semenjak itu, Karl menjadi orang yang fleksibel. Dia bahkan rela pergi sendiri untuk membahas kasus bersama inspektur Susilo, walau akau pergi jalan-jalan bersama Cleo.
Dan, begitulah seharusnya sahabat. Tidak pernah berniat jahat, namun selalu mendukung dan selalu ada. Dimanapun, kapanpun, saat sedih maupun senang.
Next Issues: Karl menangani sebuah kasus pembunuhan dan dia nyaris mati! Tanpa di duga, dia menemukan kasus ini berhubungan dengan organisasi kriminal internasional. Codename nya... SCARLET