Pihu sedang menikmati semilir angin dingin yang perlahan menyusupi leher jenjang putihnya yang terbalut jilbab syar'i berwarna beige, begitu tampak anggun dikenakannya. Ia menutup matanya pelan, menghayati setiap sentuhan angin yang membuat batin rapuhnya itu sedikit tenang.
Ujung hijabnya menari-nari indah ketika sang angin dengan lembut membuainya, membuat sepasang mata sayu memandanginya kagum dari belakang sana. Seukir senyuman terpatri sempurna kala angin dengan nakal berhasil membuat ujung gamisnya sedikit tersingkap keatas menampilkan sedikit bagian betisnya yang mulus.
Raihan seketika menundukkan pandangannya ketika pihu dengan wajah malunya sibuk membenahi gamisnya itu sembari berkutat dengan angin yang masih berhembus cukup kencang. Ditatapnya kembali gadis cantik pujaannya itu sekali lagi, bak sedang bermimpi ia kini berada di tempat yang indah ini bersama gadis itu.