Ziel membuka matanya yang masih mengantuk. Hari ini adalah tanggal 15 bulan ungu di kalender suci. Ziel sekarang berusia 15 tahun. Tidak seperti fitur wajahnya yang sebelumnya. Dia sekarang memiliki rambut berwarna abu-abu. Tingginya 180cm dan kulitnya agak pucat.
Yang paling mencolok darinya adalah matanya yang berwarna merah. Sebelumnya matanya berwarna cokelat. Tapi karena kekuatan lamanya terbangun di tubuh barunya 3 tahun yang lalu. Tiba-tiba mata Ziel berubah menjadi merah. Dan yang paling terlihat dari sosoknya adalah luka bakar di wajahnya yang berbentuk seperti lingkaran sihir yang ditumpuk dengan segel aura. Ini karena kekuatannya telah bangkit tetapi tubuhnya saat ini masih belum mampu menampung kekuatannya. Tapi itu akan hilang seiring berjalannya waktu dan pelatihan.
"Mimpi itu lagi ya..." Ziel bergumam pelan.
Dia segera bangun dari tempat tidurnya dan bersiap membersihkan diri dan memulai pelatihannya. Pelatihan yang dimaksud disini adalah pelatihan untuk menjadi seorang pelayan.
Tiba-tiba pintu kamar Ziel terbuka. Yang masuk adalah seorang wanita paruh baya dengan pakaian pelayan. Dengan rambut berwarna emas kekuningan yang diikat rapi. Dia adalah ibu angkat dari Ziel dan kepala pelayan di kastil kerajaan Argaint.
Dikatakan bahwa Ziel ditemukan ketika dia masih bayi di sebuah rumah kosong ketika dia berlindung saat hujan deras setelah dia kembali dari Kerajaan Aurelia. Nama Ziel Grisel juga dia dapatkan dari surat yang dia temukan bersama dengan Ziel.
"Ziel kau sudah bangun kan?" Dia bertanya pada Ziel.
"Ya, aku baru saja bangun. Ada apa denganmu Anna? Kamu terlihat terburu-buru hari ini?" Dia menjawab dan bertanya kembali kepada wanita paruh baya yang masuk ke kamarnya.
Melihat Anna yang terburu-buru, Ziel bingung. Tidak seperti biasanya dia panik dan seingat Ziel tidak ada hal yang penting hari ini.
"Hah? Apakah kamu lupa Ziel? Hari ini adalah pemilihan pelayan baru untuk para bangsawan dan keluarga kerajaan." Anna terkejut karena dia telah memberi tahu Ziel tentang acara ini kemarin.
"Ah, aku baru ingat itu diadakan hari ini. Tapi sepertinya tidak ada hubungannya denganku. Siapa yang akan memilih pelayan dengan wajah buruk sepertiku?" Ziel menjawab dengan pesimis.
Mendengar Ziel mengatakan itu. Anna merasakan sakit di dadanya. Anna sudah menganggap Ziel sebagai anaknya sendiri. Meskipun wajahnya menjadi seperti itu karena alasan yang tidak diketahui. Anna masih menyayanginya.
"Kamu hanya perlu bersiap-siap. Karena Putri Aishia akan datang bersama Putri Freya." Kata Anna dalam suasana hati yang baik.
"Putri Freya? Bukankah dia putri dari Kerajaan Aurelia? Apakah dia di sini untuk memilih pelayan juga?" Ziel bertanya karena dia tidak mengerti tujuan Putri Freya.
"Tidak, Raja Elrick sedang mengadakan pertemuan dengan Raja Leonida. Putri Freya datang bersamanya. Putri Freya juga teman masa kecil Putri Aishia. Jadi dia datang hanya untuk menemani Putri Aishia. Kedua Putri itu sangat cantik Ziel. Hehe..." Anna menjelaskan sambil tertawa.
"Ooh begitu kah? itu bukan urusanku juga. Tidak mungkin aku akan dipilih menjadi pelayan mereka. Aku akan bersiap-siap lebih dulu kalau begitu." Ziel menjawab dengan nada menyerah.
"Baiklah, aku akan menunggumu di luar." Anna sedih mendengar dia mengatakan hal itu.
"Ya." Ziel hanya menjawab singkat.
Anna segera keluar dan menutup pintu. Begitu Anna keluar, Ziel segera bersiap untuk mandi dan berpakaian. Tidak lupa dia mengambil topeng dari 'space storage' nya.
Topengnya putih polos tanpa lubang. Hanya dengan pola hidung, mulut dan mata. Terlihat seperti topeng biasa. Tapi topeng itu tidak terbuat dari logam, kayu, atau plastik. Topeng ini ia buat khusus dari tulang. Tepatnya tulang naga. Topeng itu termasuk artefak yang akan menyembunyikan mana dan aura yang keluar dari wajah dan matanya.
Dia memakai topeng agar orang lain tidak melihat tanda yang terlihat seperti luka bakar di wajahnya. Bahkan ketika berbicara dengan orang lain tanpa topeng dia hanya bisa memejamkan mata. Karena matanya terkadang bercahaya karena segelnya tidak stabil. Bahkan ketika berbicara dengan Anna dia tetap memejamkan matanya.
"Haaah..." Ziel menghela napas berat dan mengenakan topeng itu di wajahnya. Dia lalu segera keluar dari kamarnya. Di sana Anna menunggunya keluar.
"Apakah kamu siap?" Tanya Anna bersemangat.
"Untuk apa aku siap?" Ziel bertanya kembali dengan sedikit lelah.
"Tentu saja untuk pemilihan pelayan. Ini adalah kesempatanmu. Tolong jangan pesimis. Kemampuanmu di atas pelayan muda lainnya." Ucapnya sambil tetap menyemangati Ziel yang terlihat malas.
"Walaupun wajahku seperti ini? Mereka akan kabur saat aku melayani mereka." Ziel berkata sambil menunjuk ke arah wajahnya.
"Haah...Langsung saja ke tempat acara diadakan. Acaranya diadakan di taman belakang kastil." Anna menghela nafas sambil menarik tangannya dan memintanya bergegas pergi ke tempat pemilihan pelayan.
"Ya." Ziel hanya mengangguk pelan mendengar kata-kata Anna.
Ada banyak pelayan yang datang bersamaan. Acaranya akan dimulai saat makan siang. Jadi setidaknya masih ada banyak waktu untuk bersiap-siap. Tapi mereka sudah berkumpul di sana yang menandakan bahwa acara ini sangat penting bagi mereka.
"Ooh siapa yang datang? Seorang pelayan berwajah buruk yang berharap dia akan dibawa untuk melayani para bangsawan."
Tiba-tiba seseorang melemparkan sarkasme padanya. Dia laki-laki seusianya. Dengan rambut emas kekuningan, mata kuning dan cukup tampan. Dengan tinggi 185 sentimeter, dia lebih tinggi dari Ziel. Namanya reiner. Dia adalah anak kandung dari Anna. Tapi dari cara bicaranya, dia tidak menyukai Ziel.
"Reiner, apa yang kamu katakan?" Anna bertanya dengan nada agak marah.
Ziel hanya diam mendengarnya. Bahkan tidak melihatnya. Tapi Anna yang mendengarnya menjadi marah.
"Apa yang aku katakan bu? Apa yang aku katakan adalah kenyataan, benarkan?" Dia bertanya pada teman-teman di belakangnya sambil tersenyum.
"Ya ya itu benar!"
"Ya!"
Pelayan yang bersama dengan reiner yang menjawabnya. Mereka adalah teman-teman Reiner. Tapi mendengar hal itu membuat Anna semakin marah.
"Reiner hentikan. Kamu lebih baik mempersiapkan diri untuk melayani para bangsawan nanti daripada kamu memikirkan orang lain. Apakah kamu sudah layak untuk melayani mereka?" Anna berkata dengan nada agak tinggi.
"Cih, kamu selalu membantunya. Apakah dia lebih penting bagimu daripada aku? Ayo pergi dari sini. Itu hanya akan merusak suasana hatiku." Dia menjawab sambil mendecakkan lidahnya tidak puas.
Reiner pergi bersama temannya ke tempat persiapan para pelayan. Anna mendekati Ziel dan menepuk pundaknya untuk menenangkannya.
"Aku minta maaf atas apa yang dilakukan reiner. Kuharap kau tidak terlalu memikirkannya." kata Ana sedih.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Daripada itu, bukankah seharusnya kau juga bersiap untuk menyambut keluarga bangsawan dan keluarga kerajaan sebagai kepala pelayan?" Ziel menggelengkan kepalanya dan mengingatkan Anna soal tugasnya.
"Ya kamu benar. Aku baru saja akan mengatakannya. Baiklah, kamu bersiaplah di tempat para pelayan muda. Aku akan pergi dulu untuk mengatur para pelayan senior. Semoga kau berhasil hari ini Ziel." Ucap Ana sambil tersenyum kecil.
"Semoga saja..." Ziel menjawabnya dengan acuh tak acuh.
Anna kemudian bergegas menuju ke tempat para pelayan senior untuk mempersiapkan diri melayani para bangsawan dan keluarga kerajaan yang akan datang. Ziel hanya berdiri berjajar dengan para pelayan muda lainnya.