Asap dan debu yang menutupi seluruh kastil saat ledakan itu perlahan menghilang. Di sana berdiri Nijisaki ken dengan darah di sekujur tubuhnya. Setengah dari naga yang melindunginya hancur dan Divine Dress nya juga sebagian hilang.
"Hahaha luar biasa, kamu bisa menahan serangan itu!" Azael tertawa terbahak-bahak melihat kondisi Ken.
"Apakah itu kekuatan sucimu? Bukankah saat kamu jatuh ke dunia ini kekuatan sucimu akan hilang?" Ken bertanya penasaran dengan kekuatan yang dikeluarkan Azael.
"Ya itu benar. Kami para dewa yang jatuh ke dunia ini akan kehilangan kekuatan suci kami. Tapi itu tidak berlaku untukku. Karena aku bisa mengembalikan kekuatan ilahiku yang hilang." Dia mengatakannya sambil mengangkat tangannya dan pedangnya kembali memancarkan cahaya hitam pekat bercampur ungu.
"Tahanlah seranganku lagi jika kamu bisa. Kali ini aku akan mengerahkan semua kekuatan suciku." Tubuh Azael di selimuti cahaya hitam ungu tebal dan memutarinya seperti tornado.
"Ya, ini akan menjadi serangan terakhirku juga. Ini adalah semangat dariku dan teman-temanku yang gugur dalam perang untuk melindungi dunia ini. Dunia yang indah dan penuh warna ini meskipun ini bukan duniaku." Ken mengatakannya dengan tekad di wajahnya tapi juga terkandung kesedihan disana.
Ken menggenggam pedangnya dengan erat sambil mencurahkan seluruh sisa kekuatannya. Dia tanpa sadar mengingat teman-temannya yang juga ikut dipanggil ke dunia ini yang telah berkorban dalam perang yang bukan dunia mereka. Air mata mulai mengalir dari mata Ken.
"Aaaahhhhhhhh!!"
"Aaaahhhhhhhh!!"
Mereka berdua menebaskan pedang mereka bersamaan. Kilatan cahaya hitam bertabrakan dengan cahaya 7 warna.
Booooooooooooooooooooommmmmmmmmmmmmmmmmm
Sebuah ledakan yang lebih besar dari sebelumnya dapat dilihat dengan mata telanjang dari ujung dunia. Getaran yang kuat dapat dirasakan seperti gempa bumi karena tumbukan kekuatan keduanya. Asap jamur membumbung sangat tinggi berkali-kali lebih tinggi dan lebih besar dari sebelumnya. Kastil terapung dan pulaunya hancur tanpa sisa. Yang ada hanyalah puing-puing dan asap yang menutupi mereka berdua.
"Ughh...kau memang hebat, pahlawan. Tapi apa kau yakin puas dengan kemenangan seperti ini?" Azael berkata dan batuk darah beberapa kali.
"Aku tidak tahu apakah aku puas atau tidak. Jika waktu bisa diputar kembali, maka aku akan memilih untuk menyelamatkan teman-temanku dan bukan dunia ini." Ken menjawabnya dengan jujur.
"Hahaha bahkan bagi kami para dewa mengulang waktu bukanlah hal yang mudah. Hei, apakah menurutmu dunia ini benar-benar indah dan penuh warna?" Azael menanyakan pertanyaan aneh pada Ken.
"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu?" Ken bingung kenapa Azael tiba-tiba menanyakan hal seperti itu. Saat asap dan debu menghilang yang terlihat adalah Azael terbaring dengan tubuh yang tidak utuh. Hanya kepala dan lengan kanannya yang tersisa. Sementara Ken lebih baik. Meski berlumuran darah dan kehilangan tangan kanannya. Ken masih bisa berdiri.
"Dunia ini indah dan berwarna bukan karena memang terlihat seperti itu. Tapi karena cara kita melihat dunia ini." Azael mulai mengatakan kata-kata yang tidak Ken mengerti.
"Apa yang kamu katakan..." Ken menjadi lebih bingung mendengar apa yang Azael katakan.
"Jadi bukan karena dunia ini yang benar-benar berwarna, tapi karena kita memiliki warna untuk melihat dunia." Dia terus mengatakan hal yang tidak bisa dimengerti.
"Kau..." Tapi Ken mulai mengerti apa yang hendak Azael katakan.
Azael hanya tersenyum pada Ken yang seperti itu dan melanjutkan perkataannya. Ujung jarinya bergerak membentuk lingkaran sihir yang sangat kompleks.
"Tapi bagaimana jika orang itu tidak memiliki warna sama sekali? Bagaimana dia melihat dunia ini?" Azael bertanya dengan nada serius kali ini.
"Kamu gila..." Karena Ken tau benar apa yang Azael maksudkan. Warna adalah emosi manusia dan hal yang menentukan bagaimana mereka melihat dunia. Ketika warna mereka menghilang. Mereka akan melihat dunia sebagai hitam dan putih dan mereka juga tidak bisa merasakan apapun dari lingkungan atau orang orang di sekitar mereka.
Azael hanya menyeringai melihat ken seperti itu. Ken merasa merinding di tulang punggungnya membayangkan apa yang hendak Azael lakukan.
"Ini adalah hadiah perpisahanku pahlawan, kita akan bertemu lagi nanti. Hahaha." Kata Azael sambil tertawa keras. Lingkaran sihir raksasa terbentuk dengan ken di tengahnya. Ratusan rantai sihir keluar dari lingkaran sihir dan mengekang Ken.
"Apa yang sedang kamu lakukan?!" Ken berteriak histeris karena merasa ada sesuatu yang berubah dengan tubuhnya.
"Hahaha, ini adalah mantra kutukan terlarang yang aku buat dengan sisa kekuatan suci dan kekuatan hidupku. Bahkan di alam dewa mantra ini dianggap sangat berbahaya dan dilarang bagi pengguna atau targetnya. Tapi karena aku hampir mati, ini tidak masalah bagiku. Dan mantra ini tidak dapat dihancurkan bahkan jika pengguna mantra atau targetnya mati." Azael tertawa puas melihat Ken yang sudah dirantai oleh mantranya.
"Kutukan macam apa ini!?" Ken bertanya pada Azael sambil mencoba membebaskan dirinya dari rantai sihir yang mengekangnya. Namun semua usahanya sia-sia. Ketika satu rantai itu dihancurkan, rantai sihir baru akan segera muncul.
"Hehe, bukankah aku sudah mengatakannya sebelumnya? Bagaimana jika orang yang melihat dunia ini kehilangan warnanya? Bukan penglihatannya maksudku. Kamu harusnya sudah mengerti bukan, pahlawan?" Azael tertawa kecil.
"Kau..." Ken bergidik ketakutan membayangkan apa yang akan terjadi padanya.
"Kamu benar. Kamu akan kehilangan semua warnamu, emosimu maksudku. Cinta, ketakutan, kebencian, kesedihan, dan semua emosi yang kamu miliki. Jadi bagaimana sebuah boneka melihat dunia ini? Hahaha..." Azael tertawa terbahak-bahak padanya sambil terus menuangkan kekuatan sucinya sampai tetes terakhir.
Sebuah tangan besar keluar dari lingkaran sihir yang dibuat Azael. Tangan itu langsung menusuk ke jantung Ken. Tapi tidak ada darah yang keluar. Tangan itu perlahan menarik sesuatu. Benang-benang berbagai warna keluar perlahan dari tubuh Ken.
"Urgh, jangan pernah berharap kamu akan mengambilnya dariku!!!" Ken berteriak keras mencoba melawan.
Ken menarik kembali tangan sihir yang akan menarik benang warna-warni dari tubuhnya dengan satu tangan tersisa. Dia melepaskan kekuatan terakhirnya untuk bertarung. Tapi sialnya mantra ini dibuat dengan kekuatan suci dan sisa hidul Azael. Jadi semua usahanya sia-sia.
"Hahahaha... Jangan melakukan hal yang sia-sia pahlawan. Cukup sampai disini perjuanganmu. Sampai jumpa lagi."
[Colorless god curse]
"Aaaahhhh..." Ken merasa ada sesuatu yang hilang darinya. Sesuatu yang sangat penting. Sedikit demi sedikit di dalam dirinya terbentuk lubang saat tangan sihir itu menarik benang warna-warni dari tubuh Ken. Benang warna-warni yang ditarik oleh tangan masuk ke dalam lingkaran sihir.
[SEGEL!]
"Aaaaaaarrrgggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...."