Chereads / Anak sang pembantu / Chapter 32 - Chapter 32:Putrì sang mantan istri

Chapter 32 - Chapter 32:Putrì sang mantan istri

****Di Kantor Pusat Danendra ***

Gadis cantik yang rambutnya dikuncir kuda, dengan gaun bermotif floral itu terkejut saat melihat seseorang yang dikenalnya sedang duduk santai di sofa. Berlari tersenyum, gadis itu memanggil sosok yang sudah lumayan lama tidak ditemuinya.

" Daddy!"Gadis itu berlari, langsung duduk di pangkuan Danendra . Senyum kecilnya tersungging terus-menerus menatap sang daddy.

" Ca..cakkk! " teriak Hayana ,turun dari pangkuan Asha mengarah ke arah Danendra dan gadis berusia tanggung ini.Keduanya duduk di kedua paha Danendra,berpelukan.

"Daddy, kenapa tidak main ke rumah Adeline lagi?" tanya gadis itu, bersandar di dada Danendra .Hayana sama tidak mahu kalah.

"Ca..cak ..Ana..kangen ca..cak,"kata Hayana memeluk Rania.Danendra senyum melihat kedua putrinya yang begini manja sekali.Asha hanya mampu sinetron didepannya.

"Daddy sibuk, Sayang."Danendra memainkan kuncir kuda gadis tanggung yang bernama Adeline. Putrinya dengan sang mantan istri. Belakangan Danendra memang jarang menemuinya, sejak kedatangan Asha ke Jakarta.

"Kenapa kamu ada di sini ?" tanya Danendra menatap cemilan Di tangan Adeline . Gadis itu terus-menerus memasukan potato chip rasa jagung bakar ke dalam mulutnya.Adeline menyorok potato chip ke Hayana .Hayana membuka mulut.

" Mommy bekerja . Saya tidak ingin sendirian di rumah jadi saya mengikuti Tante Dina ke kantor.Aku bosan di dalam. Aunty Dina sedang sibuk," celotehnya, memajukan bibirnya menunjuk ke arah Dina yang masih sibuk meneliti dokumen .

"Kamu sudah makan?" tanya Danendra , merapikan anak rambut yang berantakan di dahi Adeline .Adeline menggeleng, tersenyum bahagia menatap Dina. Seolah ingin menyampaikan perasaan bahagianya, bisa bertemu Daddy yang belakangan ini dirindukannya.Hayana kembali ke pangkuan Danendra .

"Ayo, Daddy kenalkan dengan Mommy Asha,"ajak Danendra , membawa gadis berusia 12 tahun itu mendekat pada Asha dan Hayana .Asha yang sejak tadi hanya menonton, langsung tersadar saat Danendra menggandeng Adeline mendekat padanya.

" As , ini Adeline , putriku. Dia putri dari mantan istriku, Danisha," jelas Danendra .

" Ya Tuhan, tebakan apa lagi yang kau berikan padaku."rintih hati Asha.

"Panggil Mommy Asha , Sayang," pinta Danendra ,meminta Adeline menyapa istrinya.Adeline diam,rasanya sulit baginya untuk mengucapkan.

" Jangan dipaksa, Tuan ,"jelas Asha.Tersentap Dina ,Ramos dan Adeline saat Asha memanggil Danendra "Tuan".

" Panggil saja aku ,Aunty Asha ,"jelas Asha mengarah ke Adeline sembari tersenyum.

"Ca..cak…bang..gil .mo..mmy,"celah Hayana .

"Mommy Asha," sapa Adeline terlihat terlihat terpaksa. Ada tatapan tidak suka tampak di bola matanya.Asha menurunkan Hayana di pangkuannya ,mengarah ke arah Adeline.

"Ya, Sayang," sahut Asha tersenyum, memeluk Adeline .

"Daddy, kapan Daddy main ke rumah lagi?" tanya Danendra , menghampiri Danendra .

"Hah !!Suami jadi -jadian ini selalu bertemu dengan mantannya?Apalagi rahasia yang belum terungkap ."hati Asha merintih lagi.

"Daddy tidak sempat, Sayang. Belakangan Daddy sibuk," sahut Danendra , kembali memainkan kuncir rambut Adeline.

"Mommy tidak ikut?" tanya Danendra . Adeline menggeleng, menatap tajam ke arah Asha.Asha tahu Adeline menatapnya tajam sekali, kemungkinan gadis tanggung itu berpikir Asha merebut daddynya sehingga melupakannya.

"Daddy sibuk dengan Tante itu?" tanya Adeline , menunjuk ke arah Asha.

" Adeline , Tante itu Mommy Hayana," jelas Danendra .

Adeline naik kembali ke pangkuan Danendra , berbisik sesuatu di telinga Danendra .Danendra menggelengkan kepala. Entah apa yang dibisikkan gadis kecil itu. Asha hanya bisa menatap dari kejauhan.

"Dia keponakanku, Mbak," jelas Dina.

"Omg!adik mantan istrinya menjadi assisten suamiku?Apalagi permainanmu?"celoroh hati Asha .Asha mengalihkan tatapan dari sang suami dan putrinya, beralih memandang Dina yang tersenyum padanya.Dina bisa melihat, kebingungan yang tercetak di wajah Asha yang sekarang menjadi istri dari mantan kakak iparnya.

"Dia putri kakakku, Danisha." Dina kembali menjelaskan. Dina berusaha membuat semuanya terang, tidak terjadi kesalah pahaman di antara Danendra dan istrinya. Asha mengangguk. Tidak berniat memperpanjang lagi. Berada di sisi Danendra , sungguh penuh dengan kejutan. Entah karena Asha yang baru masuk ke dalam sana, atau memang hidup suaminya itu penuh dengan rahasia yang belum diungkapkan padanya.Selama ini, Asha juga tidak mencari tahu.Hubungannya dengan Danendra baru dekat selama dua minggu ini .

"Kakakku sedang bekerja dan tidak ada yang menjaga Adeline . Jadi aku membawanya ke sini bersamaku." Dina berucap kembali, berusaha menceritakan apa yang bisa diceritakan pada Asha.

"Istri Mas Danendra sepertinya baik. Syukurlah, akhirnya Mas Danendra bisa memulai hidupnya kembali," batin Dina.Dina paham bagaimana posisinya sekarang.Kakaknya , Danisha sudah bercerai lama dengan Danendra.Hampir sepuluh tahun, saat Adeline masih berumur tiga tahun. Setelah itu, mantan kakak iparnya itu menghilang di telan bumi. Pernikahan kakaknya sudah tidak sehat. Tidak bisa dan tidak layak dipertahankan lagi. Kedua orangtuanya pun memilih menyerah. Sudah tidak sanggup melihat pertengkaran luar biasa yang terjadi hampir setiap hari.Danisha keras kepala dan demikian juga Danendra .Mereka tidak ada yang mau mengalah dan tidak ada yang mau menurunkan egonya masing-masing. Semua diperumit dengan kasus perselingkuhan Danisha . Yang akhirnya membuat pernikahan itu berakhir di pengadilan negri.

Adeline yang bertahun-tahun merindukan sosok Danendra , akhirnya bisa bertemu kembali dengan sang daddy.Sejak beberapa bulan terakhir, Danendra sering menemui putrinya. Mengganti kerinduan sang putri padanya selama sepuluh tahun ini. Namun, sejak kemunculan Asha, perhatiannya terbagi.Belum lagi ulah Isyana yang membuat semua berantakan, kembali Danendra harus mengabaikan Adeline.Di mata gadis tanggung itu, Danendralah Daddy yang sebenarnya. Saat menikahi Danisha , Adeline baru berusia 1 tahun. Gadis itu tidak mengenal ayah kandungnya. Yang Adeline tahu dan kenal hanya Danendra .Asha menatap lekat pada Adoyang sedang duduk di pangkuan Danendra,sampai mengabaikan Hayana dipangkuannya

"Mommy …Mommy ," panggil Hayana , menyadarkan.

"Eh ... ya, Nana." Asha mengalihkan pandangannya.

Asha sudah tidak fokus, pikirannya ke mana-mana. Belum hilang keterkejutannya dengan masa lalu Isyana dan Danendra yang masih belum terungkap . Sekarang muncul masa lalu yang lain. Besok-besok entah akan muncul siapa lagi.Sepanjang kunjungan di kantor pusat, Asha memilih diam. Asha hanya menjawab sesekali saat ditanya saja. Dan Adeline , menempel terus dengan Danendra , tidak memberi kesempatan pada siapa pun untuk mengalihkan perhatian sang ayah.

Dua jam berlalu, hari pun mulai petang. Danendra akhirnya kerjanya sudah selesai , berpamitan pada Kedua assitennya ,Ramos Dan Dina .Danendra menggandeng Asha.Asha mengendong Hayana.

"Bye..bye..ca..cak.," celoteh Hayana sembari melambaikan tangan pada sang kakak.

"Adeline , Daddy pulang," pamit Danendra , membungkuk dan menyejajarkan tingginya dengan Adeline . Tak lupa, menepuk lembut pucuk kepala Adeline .

"Adeline ikut Daddy pulang," ucapnya hampir menumpahkan air mata.

"Tidak bisa, Sayang. Mommy tidak mengizinkan," tolak Danendra , tersenyum. Danendra mengecup kedua pipi gadis kecil itu.

"Aunty," rengek Adeline , berlari sambil menarik lengan Dina .

"Lain kali ya, Sayang," bisik Dina , berusaha menenangkan Adeline yang mulai menangis.Hayana melihat sang Kakak menanggis.

"Mo…mmy,da…ddy,ca..cak na..gis ,"celoroh Hayana.

Tangisan tertahan itu semakin kencang, tubuh Adeline berguncang saat tidak seorang pun bersedia mengabulkan keinginannya.Adeline menatap satu per satu wajah di dalam ruangan, berharap ada yang mau mendukungnya.Asha tang mengendong Hayana mendekat, mengandeng tangan Adeline .

" Tuan , apa kita saja yang mengantarnya pulang?" tanya Asha, memberi ide. Danendra terkejut, menolak ide yang menurutnya gila. Asha tidak tahu bagaimana kelakuan mantan istrinya. Model Terkenal itu memang benar-benar cantik di luarnya saja, tetapi hatinya benar-benar keras dan susah ditaklukan.

Setiap Danendra mengunjungi Adeline , hanya ada Dina yang menemani. Danisha memilih pergi dan tidak mau bertemu dengannya.

"Tidak bisa, As! Mungkin lain kali saja, ya." Danendra menolak, memberi kode pada Dina supaya menenangkan Adeline .

"Rania pulangnya sama Aunty Dina. Nanti baru bertemu Daddy lagi. Kita bujuk Mommy supaya mengizinkan Adeline menginap di tempat Daddy,"ucap Dina , membungkuk di depan Adeline yang sedang mengusap air matanya.

"Ya, minggu ini Daddy janji ajak sayang ,main ke rumah ,ya," bujuk Danendra kembali. Adeline masih tidak rela, tetapi Adeline tidak bisa berbuat apa-apa. Untuk bertemu dengan Danendra ,memang bukan perkara mudah. Danendra harus membuat janji melalai Dina .Danisha tidak pernah menolak keras, tetapi mantan istrinya itu juga tidak menerimanya dengan tangan terbuka. Perceraian mereka sepuluh tahun yang lalu, bukan terbilang baik-baik.Bahkan sebelum bercerai pun, mereka harus baku hantam hampir setiap malam.Asha memilih diam.