Aku sedikti terkejut melihat sikap dari gadis yang beberapa waktu lalu sudah sedikit akrab denganku itu. Dan aku baru tau kalau dia memiliki sikap senekat itu.
" Fer!!"
Aku berlari ke arah lelaki yang beberapa waktu lalu berbicara dengan Ana.
" Henny? ngapain?"
" Aku bareng sama cewek gila tadi." ucapku seloro.
" Ana?"
Aku memasang wajah bingungku.
" Kau kenal dia?" tanyaku.
" Entahlah, aku salah atau mereka hanya mirip."
" Maksudnya?"
" Akh...sudahlah. gak kerja?" tanya Fery yang tak lain adalah teman akrabku.
" Aku cuti, dia itu baru masuk ke kost aku. Anaknya sedikit pendiam. Atau mungkin karena baru kenal, "
Fery hanya tersenyum.
" Cantik ya?" godaku.
" Bukan, aku ngerasa dia itu adalah teman sekolahku dulu. tapi kalau kau bilang dia sedikit pendiam, aku rasa aku salah,"
" Ya... begitulah, oiya, gimana Tio?"
" Cukup Hen, aku gak tertarik sama tu perempuan, jelas banget kalau dia materialistis,"
" Aku tau, cuma dari pada Acca yang jelas-jelas kalian gak bisa nyatu,"
" Kau gak tau hen, banyak hal yang aku dan Acca udah lalui, dan aku pikir untuk mengorbankan agama bukan sesuatu yang sulit,"
Aku benar-benar kaget dengan apa yang di ucapkan oleh lelaki di hadapanku.
Sebesar apa cinta yang ia miliki? dan sudah seberapa banyak pengorbanan yang wanita bernama Acca itu? hingga ia rela untuk mengorbankan agamanya.
"Huft... selesai," ucap Ana dengan wajah penuh dengan noda hitam dan tangan yang kotor karena oli.
" Kau benar-benar bisa memperbaikinya?" ucap Henny tidak percaya.
" Tentu! eassy!!" ucapnya dengan wajah ceria.
Dan,
Plakkk!!!!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus nan putih itu.
Semua mata yang menyaksikan hal itu tampak terbelalak, kaget dengan perlakuan lelaki yang baru saja masuk ke dalam bengkel.
pipi cantik itu kini memerah, dan terdapat bekas tangan di sana.
" Aku udah bilang, aku gak suka kamu berhubungan dengan mesin kaya gini!!!" bentak Ari yang datang dengan kemarahannya.
" Heh...cowok sint*ng, kau laki-laki bukan sih!! main tampar-tampar aja!!"
" Tutup mulutmu, dan jangan ikut campur!!" bentak Ari pada Henny yang membuat gadis itu terdiam.
"Kamu bisa nurut dikit gak hah!!!"
" Aku cuma berusaha buat ngirit waktu, biar biyanya gak semakin besar,"
" Tapi harusnya kamu tau aku gak suka sama hal kaya gini,"
" Gimana caranya!! kalau gitu bantu aku berpikir, bukannya kamu ngilang dan nggak ngerespon chat aku!!! Sebelum kamu ngambil keputusan kamu mikir, efeknya bakalan gimana!! Aku gak pernah minta di jemput, aku juga gak minta kamu datang dengan gengsi kamu!! aku gak pernah malu punya kamu Ari!!" bentak ku dengan mata merah menahan tangis.
" Tutup mulutmu Ana!!"
" Stop!! maaf aku gak mau ikut campur urusan kalian, tapi tangan mu itu gak pantas mukul dia," ucap Fery yang menahan tangan Ari karena ingin menamparku lagi.
" Akh.... mana tas mu?" bentak Ari dan aku hanya diam.
Ari menerobos mendatangi Henny dan merampas tasku yang tadinya aku titip pada Henny. Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan di sana, lelaki itu pergi membawa mobil yang sudah selesai aku perbaiki, tanpa mengucapkan sepatah kata pun padaku.
Sementara aku masih mematung dengan wajah merah dan comeng,serta tangan yang masih kotor karena belum sempat aku cuci.
" Ana, dia ambil atm kamu," ucap Henny sambil menatap wajahku yang kacau.
" it's ok, biarin aja. yang penting mobil itu udah di perbaiki,"
" Kamu gak papa?" tanya Henny.
" No.. aku gak papa," ucapku yang kemudian berjalan ke wastafel bengkel itu untuk membersihkan diri.
Aku tidak pernah mendapati Ari yang berani seperti itu, aku bahKan tidak tau kalau dia berani menyakitiku di hadapan banyak orang. Aku mencintai lelaki itu, tetapi aku tidak tau kalau aku bisa sebodoh ini. Aku mencintainya hingga aku menjadi tolol seperti ini. ya... aku tolol...
Hiks...hiks...
" Capek!!" tangis gadis cantik itu.
Ana menangis dan terus membiarkan air matanya melarut dan menyatu dengan air yang membasahi wajahnya.
Gadis itu diam-diam menutupi kesedihannya, berlaku seolah-olah ia sedang baik-baik saja, namun ia tidak mengetahui ada seseorang yang diam-diam menemaninya dari balik tembok. meski hanya mendengar isak tangis dan desahan kata lelah dari bibir gadis itu, Fery paham, kalau gadis itu sedang terluka oleh perbuatan kekasihnya.
" Hey... kamu gak papa? lama banget cuci tangannya?" tanya Henny yang menyusul Ana ke wastafel.
" Maaf, olinya susah lepas. udah kaya dosa," candanya.
Henny tertawa, meski sebenarnya candaan Ana tidak lucu.
" Semuanya berapa pak?" tanya Ana pada Aldi.
" Karena kamu self service, kamu bayar komponen yang kamu pakai aja, totalnya 597.000," ucap Aldi.
" Tapi an, atm kamu kan di bawa sama cowok kamu tadi,"
" Em... ydh, kalau gitu aku akan coba buat telpon dia. bentar ya pak," ucap Ana pada pemilik bengkel itu yang kemudian agak menepi dan sepertinya sibuk dengan ponselnya.
" Kok dia mau sih sama cowok kasar seperti itu?" ucap Aldi.
" Cewek bro, kau gak akan paham cara berpikir mereka," ucap Fery yang sedetik pun tidak melepas pandangannya dari sadgirl itu.
Kemana sih nih cowok? mikir aku gak sih!!
Aku tidak tau sudah berapa panggilan yang aku layangkan ke nomor lelaki itu, sudah berapa lama aku berdiri dan mencoba untuk bisa menelpon ponselnya.
" Halo!!" terdengar sautan dari sana. Akhirnya!!!
" Kamu dari mana aja sih!! dari tadi aku nelpon kamu loh!!" ucapku kesal.
" Aku jemput teman-teman aku, mau nongkrong kitanya. kamu mau ikut?"
" Jemput? Ari kamu gila, tu mobil udah kamu balikin kan?"
" Ya belum lah, mumpung ada mobil. lagian aku udah ijin nambah ongkos sewanya sama yang punya,"
" Hah... gila kamu ri, uang dari mana? jangan sentuh uang kuliahku!! kamu tau, uang kos aku udah kepakai semua buat mobil itu. jangan aneh-aneh deh!!" ucapku.
" Pelit amat sih jadi cewek!! nanti akuganti kalau udah kerja. "
" Gak, sekarang balik ke bengkel, aku gak pegang uang ri, aku harus bayar !!"
" Pinjam uang teman kamu dulu, malu aku kalau kami gak jadi nongkrong. aku perlu atm kamu, pinjam sama cewek tadi dulu!"
Aku benar-benar tidak habis pikir dengan semua kegilaan ini. aku muak, benar-benar muak.
" Udah ya," ucapnya yang kemudian mematikan ponsel itu.
"Gimana?" tanya Henny yang khawatir denganku.
" Aku muak banget sama nih cowok. Aku mau stop, aku balikain bola yang dia oper ke aku," Ana benar-benar marah.
" Halo, saya mau blokir atm atas nama saya, berhubunga karena atm saya hilang," ucapnya mencoba untuk mengatasi masalah yang muncul karena lelaki yang ia cintai itu.
" Pak, boleh gak saya bayar semua komponen yang saya pakai dengan tenaga saya?"
Kedua lelaki itu nampak kaget dengan apa yang di ucapkan oleh Ana.
" Maksud kamu apa sih na?!!" bisik Henny sambil mencubit lengannya.