Untuk beberapa saat Tata terhanyut, mungkin tiga menit, atau mungkin sudah lima menit, apa yang sedang dia lakukan? kenapa tadi Tata tidak berusaha menolak! Pasti sekarang mas Raka mengira kalau Tata juga menyukainya, mengapa hati kecilnya malah menginginkannya? 'Dasar Tata b*d*h!!' Apa sekarang Tata memang sudah menyukai Raka?
Dengan kedua tangannya Tata berusaha mendorong tubuh Raka, berusaha menyuruh Raka berhenti, Raka perlahan menjauhkan wajahnya, menatap Tata yang masih mengatur nafasnya, lalu tersenyum dan memeluk erat Tata.
" apa malam ini aku boleh menginap?!" Raka melepaskan pelukannya.
" nggak boleh!!" jawaban tegas Tata membuat Raka terkekeh.
" Aku Cuma bercanda kok!! Ayok kita turun!" Raka bangkit dari duduknya, digandengnya tangan Tata berjalan menuju lantai bawah.
-
Malam itu Tata gelisah tak bisa tidur, masih mengingat kejadian sore tadi, memang benar yang dikatakan orang-orang, kalau obat hati adalah hati, sepertinya Tata kini sedang kasmaran pada orang yang berbeda, sontak Tata bangkit dari posisi tiduran, mendengar suara gaduh dari luar, seperti suara beberapa orang pria yang sedang mengerjakan sesuatu, perlahan Tata berjalan mendekati jendela kamarnya, dibukanya tirai jendela dan Tata sedikit mengintip keluar, ada satu mobil pick up besar yang terparkir di depan rumah seberang, beberapa orang pria mengangkat muatan di mobil itu masuk kerumah seberang, sepertinya perabotan rumah tangga, sebuah mobil pribadi berwarna hitam berhenti tepat di depan mobil pick up, seorang wanita seumuran Mama Tata keluar dari dalam mobil, seorang pria juga seumuran papa Tata keluar dari mobil itu, lalu seorang anak laki-laki usia lima belas tahunan keluar dari mobil dan membuka bagasi, seorang pria mungkin seumuran Tata keluar dari mobil dan langsung menurunkan koper yang ada di bagasi tersebut, mungkin tiga atau empat koper, Tata mengamati pria itu, pria tinggi dengan tubuh yang tidak begitu gemuk dan tidak begitu kurus ' apa itu kak key? Apa kak key sudah kembali?' Tata membatin, ditutupnya kembali tirai jendela kamarnya, lututnya terasa lemas, Tata berjalan lunglai ke tempat tidurnya, memandangi sahabatnya yang tertidur pulas di sampingnya, Tata melihat ponselnya, ternyata sudah tengah malam, apa Tata bermimpi atau ini kenyataan? Tata berusaha merebahkan tubuhnya, dan mencoba memejamkan matanya, menghilangkan semua pikiran di kepalanya, walau bagaimanapun hubungannya dengan key belum pernah putus, tapi kini Tata adalah tunangan orang lain.
Tata berjalan keluar pintu rumahnya, tangannya merogoh saku rok abu-abunya, ' ahh! Tata lupa bawa ponsel' Tata berbalik menghadap rumahnya menengadah menghadap jendela kamarnya di lantai dua, tanpa Tata sadari ada cowok yang berdiri di belakangnya sedang mengamatinya.
" Sicantik pujaan hatiku..!! Kamu belum turun?!" Reva nongol di jendela kamar Tata mendengar teriakkan sahabatnya.
" Kenapa? Ada yang ketinggalan yah?!" Reva menyipitkan matanya, melihat seseorang yang berdiri di belakang Tata, cowok itu tersenyum lebar melambaikan tangannya ke Reva.
" Ponselku ketinggalan, di atas kasur!!" Tata nyengir kuda, tapi dibalas senyuman sinis Reva, tapi Tata tau Reva tidak tersenyum ke arahnya, Tata menengok kebelakang mendapati seorang cowok yang sedang tersenyum lebar, ' pantas saja Reva kesal, siapa cowok ini, Tata pikir kak key, tapi sepertinya bukan, perawakannya mirip kak key tapi dia pakai seragam SMA, kak key kan sudah lulus SMA? Cowok ini kelihatan sok akrab!'.
" hai!! Berangkat bareng yuk!?" cowok itu tersenyum tanpa basa-basi.
" Teman juga bukan! ngapain berangkat bareng?!" Tata juga kini tersenyum sinis.
" oh!! Tak kenal maka tak sayang yah? Aku Gilang! Tetangga baru, aku belum punya teman di sini, boleh aku jadi temanmu?!" cowok itu mengulurkan tangannya ke Tata, senyumnya ramah matanya memelas.
" boleh! Aku Tata! Bisa enggak kita tos aja, jangan salaman!" cowok itu langsung menegakkan posisi tangannya, bagaimana mungkin Tata bisa mengabaikannya, melihat wajahnya yang memelas itu.
" Hai!! Aku Gilang! Ayo berteman?!" cowok itu juga mengajak tos Reva yang berdiri di belakang Tata, tapi Reva tidak menggubrisnya, Reva menggandeng tangan Tata mengajaknya berjalan meninggalkan cowok itu yang bengong ditempatnya memandangi Reva, sesaat kemudian Gilang tersenyum, didalam hatinya membatin ' tipe ku', akhirnya Gilang memutuskan untuk mengekor, dibelakang kedua cewek cantik yang berjalan sambil bergandengan tangan.
" kita ngobrol sama cowok belakang, yuk!" Tata berbisik ke Reva yang masih erat menggandeng tangannya.
" emang kamu kenal cowok itu? Tiba-tiba muncul di depan rumahmu! Emang kamu gak curiga?!" Reva balas berbisik.
" Baru kenal sih, tapi dia tetangga baru rumah seberang!"
" maksudnya dia kak key?!" pertanyaan Reva dibalas gelengan kepala Tata.
" Bukan! Makanya aku mau tanya, apa dia kenal pemilik sebelumnya?!"
" Lagi ngomongin aku yah?!!" Gilang menyela di tengah-tengah antara Tata dan Reva, keduanya kaget, Reva sontak melepaskan gandengan tangannya.
" nggak kok! Cuman mau nanya, kamu punya kakak cowok enggak?" Tata sedikit gelagapan.
" aku anak sulung, aku punya adik cowok, kenapa Tata naksir adik aku yah?" Gilang tersenyum usil.
" apaan ketemu aja belum pernah! Lagian aku gak suka sama cowok yang lebih muda!" Tata tersenyum sinis.
" Tata cuman pengen tau, kamu pemilik rumah itu bukan? Karena pemilik sebelumnya kayaknya bukan kamu deh?!" dari nada bicaranya Reva kesal dan gak suka Gilang.
" oh...gitu! Bukan aku pemiliknya, itu rumah orang tuaku!" Gilang nyengir kuda.
" ngeselin banget si! Udah ta jangan tanya lagi! Kita jalan aja!" Reva ngambek dan berjalan duluan, tapi Gilang segera memegang pergelangan tangan Reva, menahannya.
" Iya! Iya! aku cuman bercanda! Sebelumnya rumah itu disewa orang lain!" Gilang sedikit berteriak karena Reva masih terus berjalan uring-uringan, membuat Gilang yang masih memegang tangan Reva ikut berjalan cepat.
Tata bengong ditempatnya, memperhatikan Reva yang berjalan uring-uringan digandeng cowok yang berusaha menenangkannya, Tata tertawa melihat pemandangan itu, membuat Reva tersadar kalau sudah meninggalkan Tata dan malah berjalan bergandengan dengan Gilang.
" lepas!!" Reva mengibaskan tangannya kesal, membuat Gilang melepaskan genggamannya.
" Sorry!!" Gilang mengangkat kedua tangannya menatap Reva sambil tersenyum, yang sedang menatapnya sinis.
" Udah jangan berantem! Kalian berdua terlihat lucu tau! Hahaha!!" Tata berjalan menghampiri Reva dan Gilang, baru kali ini melihat Reva kewalahan menangani cowok! Biasanya setiap cowok yang dicueki Reva langsung menjauh! Tapi sepertinya Gilang berbeda.
" Tapi, kamu kenal gak sama penghuni rumah sebelumnya?!" Tata masih bertanya penasaran.
" Nggak tuh!!" Gilang menggeleng tegas.
" Dari tadi kamu ngikutin kami terus! emang kamu sekolah dimana?!" Reva masih kesal.
" SMA Nusa, Sicantik pujaan hatiku!" Gilang menjawab pertanyaan Reva dengan keusilannya lagi.
" nyebelin tau! Jangan panggil aku kayak gitu! cuman Tata yang boleh manggil aku gitu! ayo ta, kita tinggalin aja orang gila ini!!" Reva kesal, dia berjalan uring-uringan dengan menggandeng tangan Tata. Tata menghela nafasnya dia cekikikan sambil terus mengikuti langkah Reva yang cepat.
" habis kamu gak mau kasih tau namamu!!" Gilang berteriak kearah dua gadis yang kini sudah agak jauh darinya, Gilang menghela nafas lalu tersenyum, bersiap untuk berlari mengejar Sicantik pujaan hatinya.
Jangan lupa like
-
-
-
Noe