Chereads / Denting piano / Chapter 22 - 22. Jaga Diri.

Chapter 22 - 22. Jaga Diri.

" Aku bawa nasi campur, ayok kita makan!!" Tata memasuki ruangan Reva, melewati Gilang yang mematung dengan wajah kecewa karena kemunculannya yang tidak tepat.

" Aku pikir, kamu datang sama Tante, tau sendirian sih, tadi juga gak aku bukain!" Gilang kembali duduk di kursi sebelah tempat Reva berbaring. Perkataan Gilang disambut tawa garing Tata dan kepalan tangan Tata yang mendarat di bahunya.

" Mamah mana ta?!"

" Tante ketemu dokter dulu, katanya mau ngomongin hasil tes darah kamu!" Tata membuka satu kotak nasi dan disodorkan ke Gilang.

" nasi campur untukku mana?"

" Mana ada nasi campur untuk pasien! Nih bubur!" Tata menyodorkan sekotak bubur ke Reva.

" kok bubur ta?!" Reva cemberut.

" Jangan cerewet! Makan aja, bubur yang aku beli lebih enak daripada bubur rumah sakit tau!"

" Iya deh! Sini sendok nya..!"

" aku keluar sebentar beli minuman yah!" Gilang bangkit dari duduknya lalu menggendong tas nya beranjak keluar pintu.

" hehe...iya aku lupa beli minum, kamu udah selesai makan? Cepet banget?! aku aja baru sesendok!"

" ngapain makan lama-lama, aku pergi dulu!"

" aku pesen teh ucuk ya!" omongan Tata dibalas lambaian tangan Gilang.

Gilang berjalan keluar pintu, ' ah! Ternyata ada mesin minuman disini!' Gilang berjalan menuju ujung koridor. Setelah memilih beberapa macam minuman, Gilang pun berjalan kembali ke ruangan Reva, tepat didepan pintu Gilang mematung disana, ternyata dari balik pintu terdengar jelas sekali suara Reva dan Tata yang sedang mengobrol.

" terus gimana? Kan kamu sendiri yang janji mau jadi pacar Gilang kalau nilainya lebih tinggi dari kamu?!" itu suara Tata.

" Aku juga nggak tau! Aku sudah berusaha sekuat tenaga agar nilaiku tidak lebih rendah darinya!" itu suara Reva yang terdengar lesu.

" tapi langkah mu itu salah, boleh aja berusaha sekuat tenaga, jangan lupain kesehatan juga dong! Kamu belajar sampai lupa waktu, sampai lupa makan juga! Kalau sampai masuk rumah sakit gini kan, kamu sendiri yang rugi, waktunya kita santai habis ujian malah tidur di rumah sakit." Itu suara Tata lagi, sediki demi sedikit Gilang mengerti apa yang mereka berdua bicarakan.

" iya...aku tau! Aku kelewatan, maaf...aku waktu itu ngebentak kamu, aku hampir stress mikirin kalau nilaiku lebih rendah dari Gilang, aku nggak tau harus bagaimana!" Gilang menghela nafas, dia mengerti kenapa Reva sampai sakit, itu karena belajar berlebihan agar nilainya tidak lebih rendah darinya, sebegitu tidak sukanya kah Reva padanya, sampai-sampai dia lebih memilih untuk masuk rumah sakit, daripada menjadi pacar Gilang, Gilang membalikkan badannya, tidak jadi masuk ke ruangan Reva, Gilang berjalan lunglai sambil menundukkan kepalanya, bahkan dia tidak tau, sekarang apa yang harus dia lakukan.

" Gilang!! Loh..kok nggak masuk?!" Gilang menghentikan langkahnya, menengok ke arah sumber suara.

" Tante...! Aku di telepon ibu, disuruh pulang."

" Kamu udah makan?"

" udah Tante! Tadi barusan..., Ini minuman punya Tata sama Reva." Gilang menyerahkan tiga botol minuman di tangannya ke mama Reva.

" O...y sudah, Kalau gitu... hati-hati dijalan ya!"

" iya Tante!"

" Lain waktu... tengokin Reva lagi yah!" Gilang hanya mengangguk sambil tersenyum menanggapi permintaan mama Reva.

" Reva sudah sadar...!" mama Reva menghampiri putrinya.

" Tante beli minuman juga? Tadi Gilang lagi pergi beli minuman!"

" Ini dari Gilang!" mama Reva mengulurkan botol minuman ke Tata.

" trus Gilang nya mana Tante?!"

" Gilang pamit pulang katanya disuruh pulang sama ibu nya!"

" aku pikir dia mau pulang bareng aku! Dasar anak itu pulang gak bilang-bilang!"

" hasil tes darahnya udah keluar mah? Apa kata dokter?!" Reva melirik ke kertas yang dipegang mamahnya.

" hasilnya sama kayak waktu kamu kelas 6 SD." Mamah Reva menghela nafas, dielusnya rambut Reva.

" mamah tuh selama ini selalu hati-hati sama makanan mu, gimana bisa kamu kena tifus lagi, padahal mama selalu kasih kamu makan tepat waktu, dan selalu ngejaga kebersihan dan gizi dari makanan kamu, kamu ada masalah ya belakangan ini? Ayo ngomong ke mamah?!" Reva terdiam, matanya melirik ke arah Tata, Tata langsung mengerti arti lirikan Reva, Tata pun pamit pulang dan membiarkan Reva berbicara dengan mamanya.

" Ada cowok yang suka sama Reva..." Reva menundukkan wajahnya, malu.

" Gilang...?!!" Reva sontak mendongakkan wajahnya kaget.

" Kok mama bisa tau?!"

" tau lah...? Dari Gilang nganterin tas kamu ke rumah, mama udah tau kalau Gilang suka sama putri mama! Setau mama anak mama kan banyak yang suka, tapi selalu nolak kalau diajak pacaran, nurut sama perkataan orang tua, yang nggak ngebolehin kamu pacaran sebelum lulus sekolah!! Terus apa masalah nya, kalau Reva nggak suka, tinggal ngomong baik-baik sama Gilang, kan!" mamah Reva kembali mengelus rambut putrinya.

" Masalahnya Reva bilang kalau Gilang bisa nilainya lebih tinggi dari Reva, Reva mau jadi pacar Gilang!!"

" Mama yakin Reva sekarang bisa jadi juara umum, ngeliat Reva belajar sampai masuk rumah sakit!"

" Iya mah, Reva juga yakin! Tapi masalahnya Gilang itu juara Nasional....!" Reva menghela nafas sambil menundukkan wajahnya lemas.

" Masa...!!!" mama Reva sontak melongo, langsung dicarinya ponselnya lalu searching untuk memastikan.

" Namanya Gilang Gumintang yah?!" Reva hanya mengangguk menanggapi perkataan mamahnya.

" hahaha!! Kayaknya putri mamah bakal punya pacar nih!" Reva memelototi mamahnya yang mentertawakan nya.

" Memangnya boleh Reva pacaran?!" Reva menatap mamanya yang masih tertawa.

" boleh-boleh kalau sama Gilang, mamah setuju kok, anaknya baik, pinter lagi! Kali aja mamah punya cucu yang jenius!!" mamah Reva kembali tertawa, melihat wajah putrinya yang kini cemberut.

" sayang...kamu kan Sekarang udah mau lulus, tinggal bilang sama Gilang, jadiannya nanti kalau udah lulus! Mama tau kamu harus mempertanggungjawabkan perkataan mu, dan menepati janjimu ke Gilang, pesan mamah..., pacaran nggak boleh terlalu serius, anggap pacar kamu itu teman kamu, teman yang paling Deket sama hatimu, jangan mikir udah pacaran semua hal boleh dilakukan yah!! Wanita itu harus bisa jaga diri, artinya menjaga utuh semua yang ada di diri kamu, jangan sampai membiarkan milikmu yang berharga hilang!! Kalau sampai hilang nanti kamu kehilangan harga diri, kamu tau maksud mamah kan?!!"

" Iya mah Reva ngerti...!!" Reva tersenyum simpul menatap mamahnya, dibalas pelukan hangat mamahnya, yang membuat kegalauan di hatinya terasa menghilang, Reva tiba-tiba meneteskan air matanya, merasa bersyukur memiliki mamah yang selalu pengertian padanya, walau terkadang lebay dan galak.

-

-

-

Jangan lupa like....

Noe.