Chereads / Denting piano / Chapter 21 - 21. Panik!!

Chapter 21 - 21. Panik!!

" Gak biasanya kamu belajar serajin ini?! Kepintaran kamu kan bakat va.....! Trus kita kapan nonton Drakor?!" Tata merasa sedikit kesal dengan kelakuan sahabatnya, dia menatap sahabatnya dengan tatapan memelas, berharap Reva berhenti menatap bukunya, padahal ini hari Minggu tapi seharian hanya buku pelajaran yang di tatap Reva, Tata yang bermaksud ingin nonton Drakor bareng, malah cuman bengong seharian ngeliatin Reva belajar.

" Besok kan ujian! Kamu juga gak boleh lagi sesantai itu! Sana pulang dan belajar!" Tata menatap Reva tak percaya dengan yang dikatakan sahabatnya.

" Apa!! Gak biasa-biasanya kamu gini! Udah lah va...gak gini juga kali! Aku nungguin kamu belajar dari jam 10 pagi sampai sekarang jam 4 sore, aku sampe ikut kamu lupa makan! Belajarnya yang wajar aja dong! Jangan lupain kesehatan juga! Kamu panik dan takut Gilang ngalahin hasil ujian mu! Apa sih kurangnya Gilang...? Aku rasa dia cowok baik, Cowok yang bakal selalu raih tangan kamu walau sudah kamu coba tepis berkali-kali, cowok yang selalu tersenyum walau kamu selalu sinis dan selalu cuek ke dia, cowok yang setiap hari bilang suka walau kamu udah tolak ratusan kali, wajahnya juga ganteng, postur tubuhnya juga bagus, bukanya dia tipe cowok yang kamu suka?! ngapain sepanik itu?! Apa salahnya jadian sama Gilang...!"

" bisa gak sih! Gak nyuruh aku pacaran sama siapapun! Pelajar ya tugasnya belajar, gak ada dikamusku masalah percintaan! Harusnya kamu juga fokus belajar dong !!" entah kenapa Reva jadi mendadak emosi, terbersit penyesalan dihatinya sudah berkata seperti itu terhadap sahabatnya yang kini berdiri didepan Reva menatap Reva tak percaya.

" selama ini aku gak pernah tuh nyuruh kamu pacaran sama seseorang! Aku cuman berusaha nenangin kamu yang panik! Karena syarat yang kamu buat sendiri untuk Gilang! Aku yakin kamu bukan orang yang akan mengingkari ucapanmu sendiri! Kalau gitu! aku pamit!!" Tata menghela nafas, ada kesal ada sedih dan kecewa bercampur aduk dihatinya, baru sekali ini Reva bersuara sekeras itu kepadanya, dia melangkahkan kakinya pulang, meninggalkan Reva yang menatap punggung Tata penuh penyesalan, Reva terus menatap punggung Tata hingga keluar dari pintu kamarnya, kemudian dihempaskannya tubuhnya ke kasur, Reva menangis sesenggukan, membenamkan wajahnya kedalam selimut.

-

Setelah kejadian itu Reva seperti orang asing, setiap berangkat sekolah biasanya Reva pagi-pagi ke rumah Tata, bangunin Tata dan berangkat bareng, tapi sekarang sudah tidak seperti itu lagi, dikelas pun Reva lebih banyak diam dan menatap buku pelajaran, tidak mau makan siang walaupun Tata mengajaknya makan siang, karena ujian dan duduknya terpisah dengan Reva, kini Tata merasa semakin jauh dengan Reva, ditambah sikap Reva yang kini berubah, sampai ujian berakhir Tata akan membiarkan sahabatnya seperti itu, walaupun setiap kali melihat Reva, dada Tata merasa sesak, tapi Tata mencoba bertahan, mungkin Reva butuh waktu untuk berfikir sendirian.

Akhirnya seminggu ujian pun terlewati begitu saja.

" ahhhh akhirnya selesai...!" Tata meregangkan tubuhnya lalu bangkit dari kursinya, ditaruhnya lembar jawaban di meja guru, pandangan matanya berkeliling mencari Reva, tapi Reva sudah tak ada dikursinya.

Tata keluar ruangan mencari-cari Reva, tapi saat Tata menuruni tangga kelantai dua dilihatnya Gilang menggandeng tangan Reva menuju ruang UKS, Tata berhenti ditempatnya memperhatikan mereka berdua.

" lepas...!" Reva menepis tangan Gilang disandarkan tubuhnya ke tembok ruang peralatan sebelah UKS, matanya berkunang-kunang perutnya terasa mual seperti akan muntah.

" Kamu yakin gak papa?! Yakin masih kuat jalan sendiri? Berdiri saja sudah sempoyongan gitu!!" Gilang segera memegangi kedua bahu Reva dengan kedua tangannya, ditatapnya wajah Reva yang tertunduk, mukanya pucat! Bahkan bibirnya yang biasa terlihat berwarna pink itu kini terlihat membiru, tubuhnya seperti tak bertenaga, sesaat kemudian Reva terduduk lunglai...!! Tanpa pikir panjang, Gilang membopong tubuh Reva dan merebahkannya di ranjang UKS, Tata yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua langsung ikut berlari masuk ke ruang UKS.

" Loh! Loh! Kenapa ini..!!" ibu penjaga ruang UKS kaget melihat siswi yang dibopong tergesa-gesa.

" Reva pingsan Bu! Gak tau kenapa!" Tata yang ngekor Gilang menjelaskan terbata-bata.

" Coba ibu periksa dulu! Ya ampun...., Tangan dan kakinya dingin banget, mukanya pucat gitu, lebih baik kita bawa ke rumah sakit aja! Tata..! coba keruang kepala sekolah, minta izin penggunaan mobil sekolah buat antar ke rumah sakit!"

" biar aku aja yang ke ruang kepala sekolah Bu!" Gilang segera bergegas berlari keruang kepala sekolah.

" siapa yah! Kayaknya ibu baru ngeliat anak itu?!"

" dia anak pindahan Bu! Udah pindah dari setengah tahun yang lalu!" Tata nyengir sambil menjelaskan.

" Oh...pantes ibu gak begitu kenal wajahnya!"

-

Reva perlahan membuka matanya, dilihatnya seseorang tertidur sambil duduk dan menelungkupkan wajahnya di kasur tempat Reva berbaring, tepat disebelah tangan kirinya, Reva menatap wajah itu, masih teringat saat Reva masih setengah sadar, dia melihat wajah Gilang begitu panik melihatnya ambruk ke lantai, dan langsung membopongnya. ' begitu suka kah Gilang padanya, apa benar Gilang suka sekali pada dirinya?' banyak pertanyaan dibenak Reva, karena melihat begitu gigih Gilang mendekatinya, mungkin benar kata Tata, untuk apa Reva takut, mungkin saja Gilang berbeda dari cowok-cowok yang selama ini mendekatinya hanya karena parasnya, karena selama ini walaupun banyak yang mendekatinya, tak ada satupun yang segigih Gilang.

" sudah sadar!!" Reva tersentak, menyadari orang yang sedang ditatapnya dengan tatapan kosong kini terbangun.

" iya.., kamu sendirian bawa aku kesini?"

" nggak! Tadi aku bareng Tata."

" trus...Tata kemana?"

" dia keluar sama ibu kamu, lagi beli makanan" Gilang bangkit dari duduknya, meregangkan tubuhnya, lalu duduk disebelah Reva menghadap ke Reva.

" ngapain duduk disitu! Pindah sana!" Reva memalingkan wajahnya tak ingin bertatapan dengan Gilang.

" Cuma mau periksa suhu tubuh kamu!" Gilang menggenggam tangan Reva.

" apa an sih! Jangan pegang tanganku!" Gilang segera melepaskan tangannya, menggeser posisi duduknya agak ke kaki, lalu menggenggam kaki Reva.

" jangan pegang kaki juga!" Reva segera menekuk kakinya.

" Aku cuman mau periksa tangan dan kakimu masih dingin enggak!" Gilang menatap Reva lembut, Reva yang ditatap seperti itu malah malu dan menundukkan wajahnya.

" jangan! Kan aku geli..!" dengan suara lirih dan malu Reva mengatakannya.

" Iya deh! Aku gak akan pegang lagi!" kini Gilang bangkit, Mengelus rambut Reva lalu berjalan menjauh, menyadari ada seseorang yang berdiri dibalik pintu.

' ah manisnya.. aku gemas!' Gilang membatin, dibukanya pintu ruangan Reva, mendapati Tata yang berdiri didepan pintu sambil nyengir kuda, tangannya menenteng beberapa bungkus makanan cepat saji.

' yah ketahuan nguping deh!' batin Tata.

-

-

-

Jangan lupa like.

Noe.