Tata merebahkan tubuhnya di atas kasur, ' semoga saja Gilang sukses' Tata senyum-senyum sendiri memikirkannya, bukan apa-apa, setidaknya saat Tata sudah memutuskan ingin menikah dengan mas Raka, ada seseorang yang bisa selalu menemani Reva, Tata yakin orang seperti Gilang lah yang bisa mengerti Reva, karena setelah mengenal Gilang beberapa waktu, sifat Gilang mirip dengan Tata.
" trying" ada pesan masuk di ponsel Tata, itu dari mas Raka.
Raka: " Ta..udah tidur?"
Tata: " Belum mas, ini masih rebahan!"
Raka: " Reva masih nginep disitu?"
Tata: " udah pulang mas, barusan!"
Raka: " Aku kangen ta!"
Tata: " bisanya Cuma ngechat!! Coba kalau emang kangen kesini Doong! Hahaha!"
Raka: " Bisa aja ngomongnya! Awas yah kalau aku cuti lagi! Awas aja kalau ngehindar!"
Tata: " Aku jadi takut! Hahaha!"
Raka: " Tuh kan belum-belum udah bilang takut!"
Tata: " habis mas Raka ngomongnya gitu sih!"
Raka: " Kapan UAS?"
Tata: " masih tiga bulan lagi mas!"
Raka: " belajar yang rajin biar lulus yah!"
Tata: " mas Raka kan tau, aku gak suka belajar! hehe!"
Raka: " untuk kali ini harus Doong! Biar bisa lulus, terus kita nikah! Hehe!"
Tata: " mas Raka ngomong apa sih! Udah ah! Aku ngantuk! Aku tidur dulu ya!"
Raka: " iya sayang...! Tidur nyenyak mimpiin aku yah! Muach!"
Tata: " iya ( love)"
Tata menghela nafas, terlintas di benaknya sosok cowok tinggi, yang berdebat dengan Gilang saat kunjungan Kampus, ' siapa yah? Dari tatapan matanya dia seperti mengenal Tata! Tapi...apa Tata juga mengenalnya? Entah... Tata tidak yakin tp dari perawakannya dia mirip kak key, ahhh!! Bukannya saat bertemu Gilang juga Tata berpikir dia mirip kak key?' entah... Tata memutuskan untuk memejamkan matanya saja, menghilangkan semua bayangan cowok yang mempunyai wajah nyaris sempurna itu, pasti dia cowok yang populer!.
-
Reva berlari sekuat tenaga ke rumahnya, tidak memperdulikan teriakan Gilang yang seperti orang gila.
" loh! Loh! Apa-apaan! Lari-lari kayak dikejar-kejar setan!" mama Reva menaruh kopi yang diseduhnya di meja ruang tamu, tak berapa lama papa Reva menghampiri kopinya sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan putrinya.
" Aku dikejar orang gila! Entar kalau ada yang nyari aku, bilang aja aku udah tidur ya mah!" Reva naik kelantai atas, masuk ke kamarnya, dan langsung menutupi tubuhnya dengan selimut, lebih tepatnya menutupi debaran jantungnya, menutupi rona wajahnya yang memerah karena malu, baru kali ini, Reva nemplok gitu aja ke dada cowok, " aaaaahhhkkkk!!" Reva menggerakkan tangan dan kakinya kayak orang kerasukan.
Samar-samar Reva mendengar suara Gilang, Reva keluar kamarnya, mengendap-endap bersembunyi dan menguping di bagian ujung atas tangga.
" selamat malam Tante!" itu suara Gilang.
" Ehhh! Malem! Reva nya katanya udah tidur tuh!" ya ampun mama, kenapa harus pake katanya Reva membatin.
" Gak papa Tante, aku cuman bantuin Reva bawain tas nya"
" Oh! Iya terima kasih ya! Kamu temennya Reva ya?!"
" Iya Tante, baru beberapa bulan ini sih pindah sekolah! Tapi seneng banget bisa temenan sama Tata sama Reva!"
" kamu yang nempatin rumah depannya Tata bukan?!" suara papa Reva.
" Iya om!"
" Berarti kamu anaknya dokter Fadil ya?"
" iya...! Om kenal papa?!"
" Kebetulan ditempatkan di rumah sakit sama dengan om!"
" o... kebetulan banget ya om!"
" mau minum dulu enggak? Nanti biar mama Reva yang siapin!"
" gak om- Tante, gak usah repot-repot, aku pamit pulang aja! Mari om Tante, aku pulang dulu!"
" oh ya udah kalau gitu, hati-hati dijalan ya!"
Reva masuk kembali ke kamarnya, lalu berdiri didepan jendela kamarnya, mengintip dari hordeng jendela yang sedikit dibukanya, menatap punggung Gilang yang berjalan sambil menundukkan wajahnya, kakinya menendangi beberapa kerikil dijalanan yang dipijaknya, Reva merasa resah, entah...kenapa Reva jadi seperti ini?.
-
" Pagi cewek-cewek cantik..!" seperti biasa Gilang mengalungkan kedua tangannya kebahu kedua cewek yang berjalan beriringan ke sekolah, dan seperti biasa Reva menghindarinya, merasa risih dengan kelakuan Gilang yang sok akrab.
" nyebelin banget sih!!" Reva berjalan menjauhi Gilang.
" gak boleh gitu dong! Aku kan gak punya salah apa-apa sama kamu!" Gilang memasang wajah memelas, tangannya berusaha menggapai tangan Reva, tapi Reva terus menghindar.
" tumben hari ini fokus banget sama ponsel?" Gilang melirik Tata yang cuek dengan kehadirannya sedang asyik dengan ponselnya.
" yang semalem aku omongin itu, masih inget nggak va?!" Gilang tersenyum menggoda Reva.
" gak tau tuh aku gak denger!!" Reva berusaha menghindari tatapan Gilang.
" aku bilang kan aku suka kamu!!"
" berisik!! Bisa gak sih jangan ngomong itu terus!!" Reva kesal.
" Cie...cie...ada yang jatuh cinta!!" Tata memasukkan ponselnya ke saku roknya, baru sadar kalau tangan Gilang ada di pundaknya, pantas saja pundaknya terasa berat.
" gimana cara menaklukkan Sicantik pujaan hatiku ini ta?!"
" biasanya Sicantik pujaan hatiku, suka kasih syarat yang aneh-aneh biar bisa jadi pacarnya, tanya aja apa syaratnya gitu?!" Tata cekikikan melihat wajah Reva yang kini menatapnya sinis.
" apapun syaratnya katakan saja cantikku?!" Gilang nyengir kuda menatap Reva yang sedang menoleh dengan tatapan sinisnya.
" yakin kamu mampu menuhin syaratnya?!" Reva menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Gilang.
" karena aku suka kamu, aku akan berusaha sekuat tenaga!!" Gilang mengangguk yakin.
" pada saat UAN nanti nilai mu harus lebih tinggi dari aku!!" Tanpa berpikir panjang Reva menyatakan syaratnya, karena Reva yakin orang yang cengengesan kayak Gilang cenderung main-main dalam belajar, jadi Reva pikir tidak mungkin nilai Gilang bisa mengalahkan Reva.
" oke! Aku terima syaratnya!! Kalau nilai ku lebih tinggi darimu, kamu harus mau jadi pacarku!! Janji!!" Gilang mengulurkan jari kelingkingnya.
" janji!!" Reva membalasnya dengan menautkan jari kelingkingnya.
" Wahhhhh!! Seru nih!! Apa kamu tau kalau Reva juara satu dikelas?!" Tata menatap Gilang tak percaya.
" Apa kamu tau kalau aku juara satu lomba matematika dan sains tingkat nasional?!" Gilang membalas pertanyaan Tata dengan balik bertanya.
" Apaaa!!!" Tata dan Reva kompakan kaget.
" Aku duluan yah!! Jangan lupa janjimu cantikku?!" Gilang tersenyum lebar, diacaknya rambut Reva yang melongo tak percaya, dilepaskannya tangannya dari bahu Tata, Gilang berlari kearah ketua kelas yang melambaikan tangan ke arahnya.
Sementara di samping gerbang sekolah terparkir sebuah mobil, seseorang yang duduk dibalik setir, sejak tadi terus mengamati Tata, didalam hatinya bertanya-tanya, apa hubungan Gilang dengan Tata, mengapa mereka berdua terlihat seakrab itu, kalau sampai Gilang juga menyukai Tata seperti juga dia menyukainya, maka kejadian waktu itu akan terulang kembali, kenapa harus Tata, key menundukkan kepalanya, menyandarkan dahinya ke setir mobil didepannya.
-
-
-
Noe....
jangan lupa like.