Tata berdiri didepan jendela kamarnya.., pandangan matanya tertuju ke rumah depan.., setengah tahun lebih sudah dia tidak melihat key, kalau diingat masih terasa ada lubang didada Tata, meskipun semenjak hari-hari nya banyak diisi dengan kehadiran Raka, Tata sudah semakin melupakan key, tapi setiap melihat rumah itu hatinya masih sedikit sakit, besok hari pertunangan Tata dengan Raka, sengaja dilaksanakan besok karena lusa masa cuti Raka habis, karena Raka hanya mendapatkan cuti dua Minggu, mungkin saja Tata bisa menyukai Raka, karena Raka adalah pria yang sangat Tata kagumi, tapi untuk bisa begitu saja melupakan key, rasanya pun sedikit sulit, walaupun Raka berkata padanya.
'biarkan semua berjalan pelan-pelan, meskipun Sekarang Tata belum menyukai Raka, mungkin suatu saat nanti Tata akan menyukainya, karena itu Raka akan selalu berusaha membuat Tata menyukainya, kalau pun suatu saat nanti Tata menyukai orang lain, Raka akan rela melepaskan Tata, pertunangan ini Raka dan Tata lakukan sebagai bentuk patuh pada orang tua, jangan merasa terbebani, anggap saja ini formalitas, agar kedua keluarga tidak terpecah belah'.
Itu yang dikatakan Raka saat meminta persetujuan Tata, sekarang pun semua anggota keluarga sibuk, menyiapkan Segala sesuatunya untuk besok, padahal hanya keluarga besar Raka dan Tata yang akan hadir besok, sekedar acara pertunangan lalu makan bersama.
" huffffhhhh!!" Tata menghela nafas dan menghembuskannya, terasa seperti ada beban di dadanya, tak menyangka kalau hidupnya akan sedrama ini.
" sudah makan malam?!" Reva mengalungkan tangan kirinya di leher Tata, entah sejak kapan Reva berdiri di samping Tata.
" Belum...!"
" semangat dong! Besok kan mau tunangan! Aku seneng banget! Kamu bakal jadi kakak ipar ku!" Reva tersenyum senang, membuat Tata merasa beban didadanya semakin berat.
" bisa peluk aku?"
" tentu! Selalu! Kapan pun kamu butuh pelukan ku!" Reva memeluk erat Tata, Tata memejamkan matanya mencoba menenangkan pikirannya dalam pelukan sahabatnya.
" Malam ini aku boleh tidur dikamar mu kan?!" Reva mengelus pundak Tata, dia tau sahabatnya sedikit galau.
" boleh...tiap malem juga boleh kok!!" Tata masih enggan melepaskan pelukannya dari Reva, masih memejamkan matanya mencari ketenangan.
" Ya nggak bisa lah! kalau kamu udah nikah sih!" Reva terkekeh, semakin erat dipeluknya tubuh mungil Tata.
" aku lapar! Ayo kebawah!" Tata melepaskan pelukannya, menggandeng sahabatnya turun ke lantai bawah.
-
Pagi-pagi sekali Tata sudah dibangunkan Reva untuk bersiap-siap, padahal matanya masih ngantuk, efek semalem tidur jam 1 maraton Drakor dengan Reva. Penata rias sudah datang, entah mereka datang dari jam berapa, Tata masih menguap dan terkantuk-kantuk dikursinya, sementara penata rias mulai me makeup wajah Tata, kemudian mengepang sebagian rambut Tata, berkali-kali penata rias merasa kesal karena kepala Tata tak bisa tegak.
" Apa sudah selesai make up nya? Keluarga Raka sudah datang?" mama Tata memasuki kamar Tata tergesa-gesa.
" sudah jeng...! Tinggal ganti baju!" penata rias mengambil gaun pendek selutut berwarna biru tua untuk dipakaikan ke Tata.
Tata berdiri didepan cermin mengamati bayangannya yang terpantul dari cermin, Tubuh mungilnya terlihat tinggi dan langsing dengan sepatu hak tinggi, kulitnya yang kuning terlihat cerah dan bercahaya memakai gaun biru tua, wajahnya yang imut terlihat sangat manis dengan sebagian rambut yang dikepang.
" Sudah selesai? Ayo kebawah!" Mama tata menggandeng tangan Tata lembut, senyumnya mengatakan kalau anaknya cantik dan menakjubkan.
Tata menghela nafas berkali-kali, mengurangi rasa gugupnya.
Sementara seseorang berdiri diujung bawah tangga menatap Tata takjub, tubuhnya yang tinggi atletis itu dibalut dengan kemeja putih dan jas warna biru tua dan celana warna biru tua, terlihat sangat dewasa dan keren Dimata Tata, dia tersenyum simpul ke Tata, Tata membalasnya dengan senyuman sedikit nyengir yang bermakna ' aku sangat gugup'. Raka mengulurkan tangannya, Mama Tata menyerahkan tangan putrinya ke tangan Raka, Raka meletakkan tangan Tata ditekukan sikunya, berjalan menuju ruang keluarga, yang entah kapan sudah dihias dengan nuansa hijau seperti diluar ruangan, proses pertunangan pun dimulai, dari percakapan antara kedua orang tua Raka dan Tata, yang isinya ingin keluarga mereka jadi lebih erat, dan menjadi bagian dari keluarga yang sesungguhnya, dan ucapan untuk agar Raka selalu menjaga Tata, dan proses memakaikan cincin, hingga ditutup dengan acara makan bersama keluarga Raka dan Tata.
-
Tata merasa capek mengobrol sana sini, ditanya ini itu, kakinya pegal karena tidak terbiasa dengan sepatu hak tinggi, matanya ngantuk karena begadang semalam, ingin sekali Tata masuk kamar lalu tiduran, pandangan matanya mencari Reva, tapi Reva sedang asyik ngobrol dengan sepupunya, ada Raka juga yang sedang ngobrol bersama para orang tua, Tata memutuskan untuk pura-pura ke toilet dan berencana tiduran di kamarnya, Tata menaiki tangga menuju kamarnya, menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, mengambil ponsel yang dia tinggalkan di atas bantalnya, mengecek akun sosial media di ponselnya, akhirnya matanya terpejam dan tertidur.
" Tata..! Ta..! Bangun! sudah sore! Ayo kebawah keluarga yang lain mau pamitan!" Tata tersentak, sontak dia duduk karena melihat wajah Raka yang begitu dekat diatas wajahnya, tanpa sengaja jidatnya membentur hidung Raka.
" uhhhh!! Raka memegangi hidungnya Raka sontak duduk dihadapan Tata.
" Maaf! Aku kaget mas Raka sedekat itu!" Tata berusaha menarik tangan Raka dari hidungnya, penasaran dengan kondisinya.
" Aku nggak papa kok, cuman sedikit sakit!" Raka melepaskan tangannya dari menutupi hidungnya.
" wahhh! Merah! Pasti sakit banget!" Tata menggigit bibirnya sendiri melihat kondisi hidung Raka.
" jangan khawatir, udah nggak papa kok!" Raka mengelus rambut Tata.
" aku juga mau pamit, mungkin besok nggak bisa kesini, karena harus berangkat pagi-pagi sekali!" tangan Raka kini merapikan rambut Tata yang acak-acakan karena ketiduran.
" brarti aku gak akan ketemu lagi sama mas Raka? sampai berapa lama?" Tata menatap Raka sedih.
" aku kan bisa ambil cuti setiap satu tahun sekali!" Raka tersenyum simpul menenangkan Tata.
" Setaun kedepan aku udah lulus sekolah dan udah kuliah!"
" Yap! Kalau kamu udah siap! bisa juga kita nikah!" kini Raka tersenyum usil.
" Secepat itu yah?!" pertanyaan Tata lebih ke kaget jika melihat ekspresi wajahnya.
" Aku bilang kan kalau kamu sudah siap!" Raka menarik kepala Tata ke pelukannya.
" aku pasti akan merindukanmu, jangan lupa chat aku tiap hari, beritahu kondisi hatimu, mau kamu lagi senang, sedih, kesal, atau mengalami kejadian apapun, selalu beritahu aku, seperti biasanya! jangan canggung dan sungkan! Sebaliknya aku juga akan begitu! Mengerti?!" Raka melepaskan pelukannya kini kedua tangannya menopang wajah Tata, tatapan tegasnya membuat Tata secepatnya mengangguk.
Perlahan Raka mendekatkan wajahnya ke wajah Tata, jantung Tata berdegup lebih kencang dari biasanya, saat wajahnya hanya beberapa senti dari Raka, Tata memejamkan matanya tak ingin melihat apa yang terjadi selanjutnya, Tata hanya merasakan ciuman di bibirnya yang lembut, dan nafas yang hangat, mas Raka memang seseorang yang lembut yang akan memperlakukannya dengan kelembutan.
-
-
-
Noe....:)