Siang itu di regita's resto Raka duduk di meja paling sudut ruangan, menatap lekat Tata yang duduk didepannya sambil menundukkan wajahnya, baru pertama kali ini Raka merasa canggung, dan baru pertama kalinya melihat Tata jadi begitu pendiam, Tata yang dikenalnya selalu ceria dan banyak omong, terakhir yang Raka ingat sekitar empat setengah tahun yang lalu, saat Raka berpamitan untuk menempuh pendidikan militer, wajah Tata yang baru bangun tidur terlihat sangat imut, tatapan mata yang polos yang membuat Raka selalu menyimpan wajah itu dalam ingatan Raka. Kini gadis imut itu tumbuh dengan tatapan mata yang tegas, seakan menghalau setiap orang yang akan mengganggunya, tapi terlihat manis karena wajahnya tetap imut, dan yang lebih bikin gemas, Raka melihat tinggi tubuhnya seperti tidak bertambah tinggi sesenti pun, kenapa dia mungil sekali.
" Jangan ngeliatin aku terus dong mas! Aku jadi bingung mau ngangkat wajah ku." Tata bersungut-sungut merasa risih ditatap Raka selekat itu.
" emang wajahmu mau kamu angkat ke mana? sini aku angkatin!" Raka terkekeh masih dengan bercandanya yang usil, diulurkannya tangannya kearah wajah Tata dan mendongakkan wajah itu perlahan.
" Apa sih mas! Bercandanya jelek!" Tata memanyunkan bibirnya dan memelototkan matanya sebal, tangannya berusaha melepaskan tangan Raka yang menempel di kedua pipinya, tapi gagal! yang ada hanya menggenggam kedua pergelangan tangan Raka dengan kedua tangannya yang kecil. Raka terpaku diposisinya menatap wajah manyun Tata yang membuat jantungnya berhenti sejenak.
" mas Raka! Lepasin!" Raka tersentak, sontak melepaskan tangannya dari pipi Tata, mengalihkan pandangannya dari Tata, menghela nafas.
" Kita ngobrol diatas aja, disini banyak pelanggan!" Raka bangkit dari duduknya berjalan menuju lantai atas.
Tata mengikuti dibelakang Raka menuju ke lantai atas, dimana ada sebuah ruangan tempat papa dan mamanya beristirahat.
Raka duduk di sebuah kasur yang diletakkan dilantai, sambil menyenderkan tubuhnya ke tembok, begitu juga Tata, duduk disamping kanan Raka dengan posisi yang sama.
" Maaf! Aku udah melakukan tindakan ceroboh, yang mungkin akan merugikan kamu kedepannya." Raka mendongakkan wajahnya menatap langit-langit.
" gak perlu minta maaf mas! sebenarnya itu kan gak disengaja, aku ketiduran, mas Raka juga ketiduran kan?! Tapi kok masalahnya jadi sebesar ini!"
" kalau dari pemikiran kita berdua, emang gak terjadi apa-apa, tapi orang tua kita mikirnya karena kita saling suka, gak mungkin gak ngelakuin apa-apa, dan daripada nanti hubungan kita jadi jauh dan gak karuan, lebih baik diresmikan saja, karena baru pertama kali ketemu pun kita sudah tidur bareng!" Raka menoleh ke arah Tata yang kini duduk sambil memeluk lututnya.
" Kok saling suka?! Emang mas Raka suka sama Tata?" mata bulat penuh tanya itu kini menatap Raka.
" Tata beneran gak tau?!" kini Raka pun menatap Tata penuh tanya.
" Aku kan taunya! dulu mas Raka emang suka sama aku, tapi... setelah masuk SMA mas Raka selalu ngehindarin aku, jadi aku pikir mas Raka udah gak suka aku lagi!"
" aku gak pernah sekalipun gak suka kamu! Dari umur kamu enam tahun sampai saat ini, aku masih suka kamu, gak akan pernah berubah!" Raka tersenyum yakin menatap Tata yang seakan menatapnya tidak percaya dengan mulut melongo.
" malah harusnya aku yang tanya ke Tata kan? Apa bener yang dikatakan Om sama Tante, kalau kita berdua ini saling suka?!" tatapan Raka berubah serius.
" Mamah salah paham mas! Emang dulu aku pernah bilang ke mamah, kalau aku suka sama mas Raka yang selalu jagain aku sama Reva dari anak-anak nakal, tapi... Setelah mas Raka masuk SMA dan sering Cuek ke aku sama Reva, aku sebel dan benci banget sama mas Raka, sejak saat itu aku juga berusaha jadi cewek kuat biar bisa ngelindungin Reva yang sering digangguin anak nakal." Tata melihat Raka menundukkan kepalanya.
" aku sengaja menjaga jarak waktu itu, karena kayaknya kalau ngeliat kamu, aku pengen ngajakin kamu pacaran, karena waktu itu teman-temanku udah mulai pada pacaran, tapi itu kan gak mungkin karena kamu masih kelas empat SD, jadi aku pikir ngeliat kamu dari kejauhan juga cukup!" Raka menghela nafasnya kembali mendongakkan kepalanya.
" O...gitu! Makanya mas Raka waktu itu tiap hari nganterin Reva ke rumah aku biar berangkat bareng sama aku, padahal Reva bisa jalan sendiri!"
" Iyah....! Biar aku semangat belajar! Setidaknya aku ketemu kamu sebelum ke sekolah." Raka menyipitkan matanya sambil tersenyum.
" padahal waktu itu aku sebel banget sama mas Raka, tiap hari ngeliatin aku sarapan, nungguin aku pake sepatu, trus mas Raka pergi gitu aja, gak ngomong! gak apa!" Raka terkekeh melihat Tata yang berapi-api.
" Jadi..! Sekarang kamu udah gak suka lagi sama aku dan jadi sebel?!"
" Ya nggak juga sih mas, sebel sih enggak!"
" berarti masih suka dong?!"
" nggak tau!" Tata menggeleng sambil nyengir kuda. Raka mengacak rambut Tata, berusaha menarik kepala Tata ke pelukannya.
" Mas Raka!!" Tata mendorong tubuh Raka, membuat Raka melepaskan tangannya dari kepala Tata.
" harusnya kita bisa lebih dekat, bentar lagi kan kita tunangan! Sini aku peluk!" Raka mengulurkan tangannya menggapai tubuh Tata yang beringsut menjauhi Raka.
" ogahhh!!!" Tata bangkit dari duduknya berusaha lari. Raka pun bangkit mengejar Tata, mereka berdua berlarian di lantai atas sambil cekikikan Tata berlari berputar ruangan menghindari Raka, Raka berlari mengejar Tata seperti zombie yang mengejar mangsanya, Tata pun berlari cekikikan melihat ulah Raka.
" Tata! Raka! Mau makan siang sekarang?!" Tata kaget! sontak menghentikan larinya, membuat Raka tidak sengaja menabrak Tata, melihat Tata yang limbung Raka menarik tangan Tata lalu memeluknya.
Tata terpaku ditempatnya, percuma saja dia berlari menghindar, kini Raka sedang memeluknya dari belakang, membuat mama Tata melongo melihat mereka berdua.
" kalau sudah lapar! Kalian berdua turun!!" mama Tata terlihat jengkel, dia kembali turun ke lantai bawah.
" Tuh kan! Bikin salah paham lagi!! Mas Raka lepas dong! Mau meluk sampe kapan?!" Tata menengok kan wajahnya kebelakang menatap Raka tajam.
" gak akan aku lepas!!" Raka semakin erat memeluk Tata, kini Raka meletakkan dahinya di bahu Tata.
" mas! Nanti aku bisa mati karena kehabisan nafas dan gak bisa bergerak!!"
" aku gak akan peluk kamu sampai mati kok!! Tenang aja!" Raka tidak bergeming dari posisinya.
" sekarang aja aku sepertinya udah pusing dan mau pingsan! Cepat lepas mas! Nanti aku mati!"
" Kalu kamu ngomong terus, aku gigit lehernya nih!!" Raka memiringkan kepalanya menatap wajah dan leher Tata.
" Jangannn!! Iya, aku gak akan ngomong lagi!!" Tata memejamkan matanya rapat, takut Raka menggigitnya.
Raka cekikikan melihat reaksi Tata.
-
-
-
Noe.
Pilih Key atau Raka yah...??