" Terimakasih udah nganterin aku....! Jangan sedih..., Cepet tidur yah! Siimutku yang keren!" Reva memeluk Tata erat.
" Iya! Jangan terlalu menghawatirkan aku, Sicantik pujaan hatiku!"Tata balas memeluk Reva erat.
" Kalian ini udah kaya orang pacaran aja! Udah pelukannya, kayak orang yang baru bertemu setelah bertahun-tahun aja!" Mama Reva bersungut-sungut di depan pintu rumah, melihat kelakuan anak gadisnya.
" Iya mah...! Hati-hati dijalan ya ta! Da- da!!" Reva melambaikan tangan ke arah Tata yang berjalan pulang menuju rumahnya.
Langkah Tata berhenti didepan rumah key, ditatapnya pintu rumah itu, perlahan Tata mendekati, mengetuk beberapa kali, menunggu beberapa saat, akhirnya Tata berjalan lunglai menuju rumahnya.
Pikirannya tidak menentu, Tata merasa gelisah diatas tempat tidurnya, terasa seperti ada lubang didadanya, seperti ada yang kosong dihatinya, apa ini yang dirasakan setiap orang yang jatuh cinta, lalu tiba-tiba putus begitu saja.
Kenapa dada ini terasa begitu sesak! tak terasa mengalir air yang hangat dari matanya, Tata menelentangkan tubuhnya, berusaha mengatur nafasnya, sebisa mungkin menahan air matanya, agar tak terlalu deras mengalir, tapi... Apa ini? Semakin ditahan Tata semakin terisak dan merasa seperti tertindih sesuatu, Tata berusaha memejamkan matanya, akhirnya menyerah dan mencoba mengalir mengikuti arus kesedihan didalam hatinya, menumpahkan segala rasa sesak dengan air matanya, mungkin besok saat Tata terbangun, perasaannya akan lebih baik.
-
" Bangun!! Udah jam sembilan tau! Tumben kamu tidur sampai siang! Temenin aku shoping yuk ta!!" Reva menarik selimut yang menutupi tubuh Tata, Tata semakin meringkuk di tempat tidurnya, malas menanggapi sahabatnya itu.
" ngapain sih va, udah gak ada mapel ini! Aku males ke sekolah!" Tata perlahan membuka matanya, melihat Reva yang sedang mengamati wajahnya, dengan raut penuh tanda tanya.
" kamu semalaman nangis ya?! Matamu kok sembab?!"
" nggak kok!!" Tata sontak duduk meraba kedua matanya, dengan kedua tangannya.
" nggak usah bohong!! Emangnya aku baru jadi sahabatmu beberapa hari ini?!" Tata hanya nyengir kuda, menanggapi kemarahan Reva.
" makanya..! Ayok keluar! Kita ke sekolah dulu isi absen, lalu temenin aku shoping sambil bersenang-senang sepuasnya!" Reva menjelaskan penuh semangat.
" kamu yang traktir makan siang sama jajan sama ongkos juga yah?!" Tata menaikan alisnya menatap Reva.
" Okeh, asal kamu mau keluar!"
" Bilang Kek! Dari tadi!" Tata segera bangkit, berlari ke kamar mandi.
" ya ampun!!" Reva menepuk jidatnya, tak masalah berapa uang yang harus dikeluarkan Reva hari ini, mungkin tabungan uang jajan habis juga tak apa, asal Tata tidak sedih lagi.
-
" Selamat pagi adik-adik, maaf sudah mengganggu waktu santai kalian!" seketika kelas yang gaduh sepi, semua mata tertuju ke arah depan papan tulis, seorang wanita berusia sekitar dua puluh tahunan, berambut pendek sebahu, tubuhnya tinggi dan langsing, kulitnya putih, matanya agak sipit, dia punya hidung yang kecil tapi mancung, kalau dilihat dengan teliti mirip seperti artis Korea.
" selamat pagi kak!!" siswa-siswi menjawab dengan serentak.
" apa disini ada yang sudah kenal dengan kakak?!"
" nggak ada!!" kami satu kelas berasa kembali ke taman kanak-kanak.
" Baiklah kakak akan memperkenalkan diri, nama kakak Lee Hyun ae, Kakak datang ke sekolah ini, ingin memberi tahu adik-adik semua, bahwa di dekat sekolah yang adik-adik sayangi telah dibangun kampus baru yang bernama universitas gyojeong!" Hyun ae menghentikan perkataannya, mengamati wajah siswa-siswi yang masih penasaran memperhatikannya.
" Untuk lebih jelasnya kakak akan bagikan brosur agar kalian bisa mengetahui jurusan apa saja yang ada di universitas kita!" Hyun ae melangkah ke meja guru mengambil setumpuk brosur.
" ada yang bisa tolong kakak bagikan brosurnya?!" seorang siswa mengacungkan tangannya, dia Andi wirawan ketua kelas XII-1.
" Setelah kalian membaca brosurnya, apa ada yang ingin adik-adik tanyakan?!" Hyun ae menebarkan senyumnya.
" Kakak! Umurnya berapa?!" Hyun ae tertawa.
" Yang kakak maksud pertanyaan seputar kampus yah! Tapi nggak papa akan kakak jawab...! Umur kakak 23 tahun!" Hyun ae kembali menebarkan senyumnya.
" Kak! Udah nikah belum?!" pertanyaan ketua kelas disambut huuuuu oleh murid sekelas.
" Belum..!" Hyun ae kembali tertawa.
" udah punya pacar belum kak?!" kini Dodi yang bertanya, si preman kelas, disambut gelak tawa teman sekelas. Hyun ae hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
" Punya adik cowok nggak kak?!" Tata yang mendadak bertanya seperti itu, langsung disenggol Reva dengan bahunya.
" cie...ada yang mau jadi adik ipar!" anak sekelas cekikikan, ada juga yang tertawa terbahak-bahak.
" punya...!" Hyun ae kembali tersenyum.
" Kya...!!" cewek-cewek satu kelas histeris. Hyun ae hanya tertawa melihat tingkah laku murid sekelas.
" Boleh minta nomor telepon kak?!" kini Dodi maju kedepan kelas menghampiri Hyun ae.
' ya ampun anak-anak jaman sekarang' Hyun ae membatin sambil tersenyum.
" Nih bolpoin nya Kak!!" Dodi mengulurkan sebuah bolpoin sambil mengulurkan telapak tangannya.
" mau aku tulis di telapak tanganmu?!" Hyun ae kaget melihat anak SMA yang seberani ini. Dodi tersenyum, merasa senang sekaligus merinding, saat tangan Hyun ae memegang tangannya dan menulis barisan Nomor telepon.
" Terimakasih kak!" Dodi meloncat-loncat kegirangan, cowok-cowok satu kelas berebut melihat telapak tangan Dodi.
" kakak sudahi dulu yah! Kakak mau ke kelas sebelah, terimakasih atas perhatiannya!" Hyun ae membungkuk lalu tersenyum, keluar kelas sambil melambaikan tangannya.
" Sama-sama!!" anak satu kelas melambaikan tangannya ke arah Hyun ae sambil tersenyum lebar.
" loh kok nomor teleponnya sama kayak yang di brosur!" ketua kelas mengamati nomor ditangan Dodi.
" masa!" Dodi mengamati nomor ditangannya tak percaya, lalu terduduk lesu dikursinya.
" selamat anda kena prank!" Tata menyahut kemudian tertawa terbahak-bahak, Anak satu kelas ikut tertawa, dan kemudian mereka bubar dengan teratur.
-
Tata membawa beberapa buku komik ditangannya, meletakkan beberapa di tempat tidur Reva, memilih tiga buku untuk dibawanya pulang.
" Kamu mau pulang sekarang, ta?!"
" Yap!" Tata memasukkan tiga buku komik ke dalam tas nya.
" masih jam 8 loh!!"
" aku capek va, kakiku pegel Banget, mau cepet mandi trus tiduran!" Tata melangkah keluar pintu kamar Reva.
" ya udah! Ati- ati yah!" Tata hanya mengangguk sambil melambaikan tangannya.
Tata melangkah perlahan menuju rumahnya, setelah sampai di depan rumahnya, seperti biasa Tata menatap pintu rumah depan, lalu melangkah kearah pintu itu, mengetuk beberapa kali, menunggu beberapa saat, Tata menghela nafas panjang lalu menghempaskannya, berjalan lunglai menatapi sepatunya menuju rumahnya, tepat satu langkah lagi Tata sampai depan pintu rumahnya Tata tersentak kaget, seseorang memeluknya dari belakang erat, pelukan yang hangat, tubuh Tata yang kecil seperti tenggelam di dalam pelukan cowok itu, tak terasa air mata Tata mengalir, perlahan membasahi pipinya.
-
-
-
Noe.
Semangat!!