Chereads / Denting piano / Chapter 10 - 10. Mungkin vampir atau hantu.

Chapter 10 - 10. Mungkin vampir atau hantu.

" Uaaaahhhhh!!" Tata meregangkan tangannya, punggungnya bersandar di sandaran kursi ruang kelas.

" Akhirnya... selesai sudah!!" Reva menghempaskan tubuhnya duduk di samping Tata.

" Aku seneng! Malam ini kita bisa main bareng lagi!"

" Kamu jadi kan?! Mau ngajak aku ke rumah depan?!" Reva menengok ke orang disebelahnya.

" Jadi Doong!! Aku juga udah lama gak ngeliat kak key!" Wajah Tata bersemu merah mengingat terakhir pertemuannya dengan key.

" Duh!! Aku kepanasan nih ngeliat orang yang lagi kasmaran!" Reva mengibas-ibaskan tangannya di depan wajahnya, melihat tingkah Tata.

" Muuachhh!" Tata mengecup pipi Reva yang sedang menyindirnya.

" Apa sih!! Jijikkk!!" sontak Reva mendorong wajah Tata.

" uhuhuhu!!" Tata tertawa, bibirnya yang ada di telapak tangan Reva, membuatnya tidak bisa tertawa lepas, dan ketawa dengan bibir manyun yang terjepit jari tangan Reva, Tata berusaha menyingkirkan tangan sahabatnya itu.

" Kan banyak banget tuh cowok yang nyatain rasa sukanya ke kamu? Terima kek! Satu aja! Biar ngerasain pacaran juga!"

" males ahh! Lagian mereka gak ada yang sungguh-sungguh sama aku!"

" orang kamu tolakin semua!! Gimana bisa tau, siapa yang sungguh-sungguh suka kamu, kalau kamu belum Deket mereka?!"

" Kalau cowok yang benar-benar suka aku, biar aku tolak seratus kali pun! Dia pasti terus ngejar aku, kan?!"

" jadi kamu suka cowok yang kepala batu dan muka tembok yah?!" Tata menaikan alisnya menatap Reva.

" Ya nggak juga sih! Istilah nya kok serem banget sih ta!" Reva cemberut.

" Ya apa dong namanya?! Kalau bukan kepala batu muka tembok?! Kan udah ditolak seratus kali, masih ngedeketin juga?!" Tata memiringkan wajahnya menatap Reva, Reva hanya bengong dan berpikir, apa mungkin ada cowok seperti itu?

" Tau ah!! Ayo pulang! Kita mampir ke restoran mama mu ya! Aku kangen bebek panggang!" Reva bangkit dari duduknya menggendong tas nya , lalu pergi meninggalkan Tata yang masih mengharapkan Jawaban darinya.

" yeh..! Ngeles lagi!! Sicantik pujaan hatiku...!! Tunggu aku!!" Tata pun segera bangkit menyusul Reva yang berjalan keluar pintu kelas.

-

" Tok! Tok! Tok! Kak key!!" Tata mengetuk pintu beberapa kali, lalu menunggu beberapa saat.

" Beneran ada orang nggak sih?!" Reva berdiri bersandar ditembok sebelah pintu.

" Biasanya aku ketuk sekali, langsung dibuka!" Tata mulai merasa cemas.

" Mungkin karena kamu bawa aku kesini, jadi kak key gak mau buka pintu!" Reva cemberut.

" Nggak kok! Aku udah pernah ngomong ke kak key, aku boleh bawa kamu kesini? Trus kak key bilang, boleh!" Tata berusaha mengetuk pintunya sekali lagi.

" Nggak ada respon ta! Udah kita ke rumah kamu aja!" Reva meraih tangan Tata, berusaha menggandeng sahabatnya.

" kamu duluan gih, aku coba ketuk beberapa kali dulu, mungkin yang kamu bilang bener, dia gak mau aku bawa temen!" raut wajah cemas dan sedih, terlihat diwajah Tata, Reva menghela nafas, melepaskan tangannya, lalu berjalan menuju rumah Tata.

Reva menaiki tangga rumah Tata perlahan, pikirannya berkecamuk, memikirkan sahabatnya, apa bener yang Tata temui di rumah itu manusia? Reva bergidik membayangkan kalau-kalau kak key bukan manusia. Sesampainya di kamar Tata, Reva membuka lebar jendela kamar Tata, dari jendela kamar bisa dilihatnya dengan jelas, kalau Tata masih belum menyerah, mencoba mengetuk pintu rumah depan berkali-kali. Dilihatnya Tata menunduk lalu membalikkan badannya, berjalan pulang ke rumahnya. Reva menutup kembali jendela kamarnya berdiri di depan pintu, bersiap memeluk sahabatnya.

Tata berjalan lunglai masuk ke kamarnya, disambut pelukan hangat Reva.

" Udah lah, jangan terlalu dipikirkan, dimana Tata imut ku yang keren?!" Reva berusaha berkelakar agar Tata tidak sedih.

" aku disini, Sicantik pujaan hatiku...,aku baik-baik aja kok! Aku cuman bingung, dan mulai kepikiran omongan mu dulu!" Tata menundukkan wajahnya bersandar di bahu Reva.

" yang aku bilang mungkin dia vampir atau sejenis hantu yang takut sama cahaya?!" Tata hanya mengangguk mendengar jawaban Reva.

" kalau gitu kamu harus lebih bersyukur lagi, karena mulai hari ini kamu gak akan ketemu vampir atau hantu atau apapun itu!"

" Iya, kamu bener va, mungkin aku diganggu vampir atau hantu apapun itu, karena selama ini aku sendirian gak ada temen!" Tata melepaskan pelukan Reva, menghempaskan tubuhnya ke atas kasur.

" sekarang kita udah bisa main bareng lagi, jadi lupakan aja yang namanya kak key itu!" Reva mengikuti Tata berbaring disampingnya.

" berarti Selama ini, aku macarin vampir atau hantu dong?! Tidakkkkk!!" Tata berteriak sambil menutupi wajahnya, mengingat key yang sudah pernah menciumnya.

" emangnya kalian udah pernah ngapain aja sih?!" Reva penasaran.

" Nggak...! Nggak pernah ngapa-ngapain!" Tata menggelengkan kepalanya kikuk.

" Aku malah ngerasa kalau kalian udah ngapa-ngapain tuh, ngeliat reaksimu kayak gitu!" Reva menatap Tata curiga.

" nggak kok!" Tata menggeleng sambil menutupi mulutnya dengan tangan kirinya.

" reaksi apa itu, mana ada orang bilang enggak sambil nutupin bibirnya!!" Reva berusaha menarik tangan Tata yang menutupi mulutnya.

" tapi terasa hangat, harusnya vampir itu kan dingin!!" Tata mencoba menahan tangannya yang ditarik Reva.

" jujur!! Kak key udah pernah cium kamu yah!!" Reva semakin penasaran, Tata tengkurap menutupi ekspresi wajahnya yang akan jelas terbaca oleh Reva, Reva menggelitik sahabatnya, membuat Tata bangkit dan duduk.

" tapi aku udah pernah liat kak key!" Tata bergumam.

" Ganteng nggak?!" Reva semakin penasaran.

" aku hanya liat punggungnya, dia tinggi, tubuhnya nggak begitu kurus, tingginya sekitar 178 cm!"

" Gak liat wajahnya?"

" nggak! Kalau dilihat belakangnya sih kayaknya lumayan!" Tata menundukkan wajahnya disandarkan dahinya ke lututnya yang ditekuk.

" Mungkin ada sesuatu hal yang membuat kak key gak bisa bukain pintu, mungkin juga udah dijemput keluarganya!" Reva mengelus punggung Tata, Reva tau kalau sahabatnya sedang sedih, tapi Tata adalah seseorang yang selalu menutupi kesedihannya dengan canda tawa.

" Ya, mungkin benar, dia udah dijemput keluarganya! Tapi- orang macam apa yang pergi tanpa pamit?!" Tata mendongakkan wajahnya.

" mungkin gak ada waktu buat pamitan ta! Kalau dia emang suka kamu, dia juga bakalan balik lagi ke rumah itu, kan?" Reva menatap Tata, senyumnya membuat hati Tata tenang.

" Iya..., Mungkin lebih baik kalau aku anggap dia vampir, atau sejenis hantu, yang hanya mengisi waktu kosong, saat kamu nggak ada! Lagian sekarang ada kamu yang bakal selalu nemenin aku kan?!" Reva membalas perkataan Tata dengan kepalan tangannya.

" fighting!" sesaat kemudian keduanya menghela nafas, lega!!

-

-

-

Noe.

Hanya bintang yang aku harapkan, dari ketulusan di lubuk hatimu.....;)