Key mengintip keluar jendela kamarnya, key juga berpikir mungkin dia sudah gila!, Hanya cahaya remang-remang yang terlihat, sebuah rumah didepan rumah key bahkan terlihat sangat sepi, mata key mulai perih, kepalanya terasa pusing, key terhuyung ditempatnya berdiri, sambil berpegangan pada hordeng jendela.
" cklek!! Kenapa den?!" Bibi masuk kekamar key tergesa-gesa, memapah tubuh key, dan membaringkannya di tempat tidur.
" lagi ngintip keluar yah? Ntar klo Aden pingsan bibi nggak bisa nolongin, Aden kan berat!! Biar bibi aja yang intipin keluar! Aden lagi liat apa sih ya?!" bibi beranjak ketempat key mengintip tadi, menyibak sedikit hordeng jendela.
" Ehhhh!! Ada cewek cantik lagi buka pintu!!" pekikan bibi sontak membuat key terhuyung mendekati jendela, key mengedipkan matanya berkali-kali, tidak begitu jelas, tapi key juga tau, ada seseorang di rumah depan, sedang membuka kunci pintu rumah itu, itu Tata, key merasa semakin pusing, dan...key ambruk dilantai.
-
Key tak bisa membuka matanya, terasa berat! Ada rasa sejuk dimatanya, ternyata bibi mengompres mata key dengan handuk dingin, key menarik handuk itu, menyadari dirinya terbujur dilantai, key segera bangkit dan berbaring ditempat tidurnya.
" udah sadar den? Ini bibi bawain bubur ayam kesukaan Aden!" bibi meletakkan semangkuk bubur di meja kecil samping tempat tidur key.
" makasih bi..!"
" Masih pusing nggak kepalanya den?" key menggeleng.
" Aden suka, sama anak tetangga depan kita itu? Ntar bibi yang bantu omongin, kalo Aden suka?"
" Nggak usah bi, entar aku aja yang ngomong sendiri!" memang bibi yang terbaik, dia bahkan tau apa yang ada dihati key.
" Ngomong sendiri gimana? Aden kan gak pernah keluar rumah!"
" Nggak usah bi! Mendingan bibi pulang aja kalo semuanya udah selesai!" key agak kesal dengan bibi nya yang sedikit ngotot.
" Kemarin juga bibi papasan sama anak yang didepan itu, cantik ya den, mukanya lucu, imut-imut" bibi nyerocos kayak orang yang udah kesengsem berat sama Tata.
Key tersenyum, terasa sekali ada beban berat dihati key, karena udah lama nggak ketemu Tata.
" Kalau bibi ada waktu, tolong bibi hubungi ibu yah, suruh ibu kesini, aku mau ngomongin hal yang penting!"
" oke den, Ya udah bibi pulang dulu ya den? Jangan lupa diabisin buburnya den! terus kalo udah selesai taroh aja mangkuk kotornya didapur, direndem sama air, biar gampang dicucinya!" bibi berjalan mengendap-endap, keluar kamar.
Sudah seminggu Tata tidak datang mengunjungi key, apa Tata lupa, kalau Tata udah janji, mau jadi teman ngobrol yang baik! Entahlah! Key berkutat pada pemikirannya sendiri, antara kangen, kesal, dan kecewa, mungkin saja Tata sedang sibuk, bukannya Tata pernah bilang kalau dia mau UAS.
Sudahlah! Jangan berpikir yang tidak-tidak tentang Tata, tapi kenyataannya key tidak bisa berpaling dari pikirannya yang setiap hari hanya diisi dengan Tata.
Key bangkit dari tidurnya, menghampiri semangkuk bubur yang aromanya sangat lezat, setidaknya key harus bangkit dari keterpurukannya, harus hidup dengan baik, harus memikirkan masa depan yang baik, harus berusaha sembuh, bukankah itu yang selalu dikatakan Tata, dan makan semangkuk bubur adalah permulaan yang baik untuk segala hal yang akan dia usahakan.
-
Tata menghempaskan tubuhnya, duduk dirumput dipinggiran lapangan basket, sesekali tangan kirinya menyeka keringat yang bercucuran didahi dan lehernya, tangan kanannya yang masih memegang dua buah stik drum, terasa sedikit pegal, diletakkannya stik drum itu dirumput, kini kedua tangan Tata menopang tubuhnya, yang sedikit duduk bersandar dipagar kawat yang mengelilingi lapangan, banyak pohon-pohon rindang diluar pagar kawat, yang membuat udaranya terasa sejuk.
" nih tangkap!!" Reva berjalan mendekati Tata, melemparkan sebotol minuman isotonik ke arah Tata, lalu duduk disampingnya.
" Capeknya...!" Tata hampir meneguk habis minumannya.
" jelas...!! Udah latihan tiap hari, sebelum latihan juga, kita musti ngeliat tim basket latihan dulu. Hahhhh!!" Reva merebahkan tubuhnya dirumput.
" Tau tuh, bikin capek aja! Emang waktunya udah mepet sih, tapi- harusnya kan, nggak perlu latihan tiapa hari juga, dua hari sekali kek, biar seharinya bisa kita manfaatin buat hang out!!" Tata pun ikut merebahkan tubuhnya di rumput.
" Tapi Maya bilang! Kita latihan rutin tiap hari tuh, cuman setengah bulan, terus habis itu kita gak akan latihan lagi, karena buat hari tenang kan mau UAS!"
" Maya- Si ketua marching band kita?"
" Ya iya lah Ta! Siapa lagi?! Jangan bilang, gara-gara capek kamu jadi hilang ingatan?!"
" kamu kan tau, aku gak gampang nginget orang."
" Kayaknya bentar lagi, aku juga bakal dilupain nih!" Reva menyipitkan matanya sinis menatap Tata.
" Apa sih..!! Sahabatku tersayang...!! Sini aku peluk!" Tata mengulurkan tangannya hendak memeluk Reva.
" Ogah!! Basah tau bajumu! Bau keringat lagi!" Reva mendorong tubuh Tata.
" Nggak papa! Keringatku kan, wangi!" Tata tersenyum usil, tangannya menggapai- gapai tubuh Reva yang beringsut menjauhi Tata.
" Hahahaha...!!! Uhuk-uhuk!!" Tata terduduk, sepertinya ada sehelai daun kecil yang jatuh dari pohon dan masuk ke mulutnya, saat Tata tertawa terbahak-bahak tadi.
" rasain, kualat tuh!" Reva mengumpat sahabatnya, tapi kemudian duduk disamping Tata menepuk-nepuk punggung Tata, menghawatirkan Tata, karena batuk terus menerus.
" Nih minum air dulu!" Reva menyodorkan air mineral, yang langsung disambar Tata dan diminumnya sampai habis.
" Aku kenyaaang!!" Tata berteriak sambil mengacungkan kedua tangannya keatas.
" Sekarang kayaknya kerasukan deh!" Reva menundukkan wajahnya lesu, gak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya.
" Kenyang lah! Makan daun kering, minum dua botol air mineral dan isotonik, siapa yang gak kenyang coba?! Hahahaha!"
" Dasar s*nt*Ng! kualat lagi baru tau rasa!!" Reva yang kesal malah menyumpahi Tata, Tata sontak menutup mulutnya rapat-rapat, mendengar sumpah serapah Reva.
" tapi ada untungnya juga sih, latihan tiap hari!"
" apa untungnya?" Reva menatap Tata, dihatinya berharap mudah-mudahan bukan Jawaban konyol yang keluar dari mulut Tata.
" Capek!!" sudah Reva duga, harusnya Reva tidak mengharapkan jawaban Tata. Reva hanya menyipitkan matanya sinis.
" karena latihan tiap hari dan kecapean, pulangnya aku langsung mandi terus tidur, nyenyak sampai pagi." Jelas Tata, dibalas senyum Reva.
" udah gak mikirin suara denting piano lagi?"
" Karena aku tidur, ya- jadi nggak kedengaran suara apapun, nggak terasa udah satu Minggu aja kita latihan!"
" Tata...! Reva...! Kata pak pembina kumpul di aula!!" seseorang dari seberang lapangan melambai ke arah Tata dan Reva.
" Iya!!" keduanya menjawab serempak, dan segera bangkit berlari ke aula sekolah.
-
-
-
-
-
Noe
keep smile