Chereads / Denting piano / Chapter 4 - 4. Teman ngobrol.

Chapter 4 - 4. Teman ngobrol.

"Apa kakak mau biarin aku berdiri sampai pagi?" Dasar cowok ini dari tadi hanya berdiri mematung disamping Tata, padahal Tata sudah menggumpulkan keberanian sebesar gunung, untuk berjalan ke rumah ini.

"Ayo masuk!" Key berjalan mendahului Tata, seandainya Tata bisa melihatnya, key pasti malu, karena kentara sekali, dengan senyum selebar itu, key terlihat senang sekali, Tata datang kesini.

Tata diam terpaku ditempatnya, bingung harus berjalan ke arah mana?

" oh iya aku lupa!" Key berjalan menghampiri Tata meraih tangan Tata menggandengnya erat.

Apa sih..., Kemarin kan yang digandeng pergelangan tangan Tata! Tapi kenapa sekarang key menggenggam seluruh jari tangan kiri Tata yah!? Kayak orang lagi pacaran aja!

" huffffhhhh!!" Tata menundukkan wajahnya, perasaannya tidak menentu.

Padahal sebelum-sebelumnya Tata paling tidak suka disentuh cowok, apa lagi orang yang baru Tata kenal, dulu juga Tata sering marahin Raka- kakak Reva, yang terkadang suka usil dan ngacak rambut Tata sembarangan, tapi...ini kan situasi yang berbeda, Tata memakluminya, karena kalau gak digandeng, pasti Tata nabrakin sesuatu terus, y sudah... Tata gak boleh mikirin yang enggak-enggak nih!!

" kenapa? Geleng-geleng kepala? Buang nafas lagi?"

" gelap tau kak!! Mending buang nafas kan, daripada buang angin?!!"

" Mpphh,,hahaha! Kamu tuh yah.., duduk disini!" Key mendudukkan Tata disebuah kursi, yang Tata yakini terbuat dari kayu.

" Balikkan badanmu!" Tata menuruti perintah key, kini Tata duduk menghadap sesuatu, yang tadinya ada dibelakangnya, Tata mencoba meraba benda apa itu.

" Ting..!!" ternyata piano!

" aku nggak bisa main piano loh kak!!"

" Siapa yang suruh main? Duduk saja dan dengarkan, kalau kamu tau lagunya dan bisa nyanyi, nyanyi juga boleh." Key duduk disamping Tata dekat sekali, terasa siku key bersentuhan dengan tangan Tata.

" Mau dengerin lagu apa?"

" lanjutin yang tadi aja, kak!"

" Boleh...,tapi kamu nyanyi ya!" key melirik Tata melihat reaksi wajahnya.

" nggak ah! Malu!"

" mana ada orang yang malu, bilang malu, haha!" entah kenapa setiap perkataan Tata, selalu membuat key tertawa.

" aku kan cuman jujur." Tata memanyunkan bibirnya.

" Apaan sih udah ky bibir lohan aja, bikin gemes tau!"

" kenapa sih kakak suka banget, bilang bibir aku kaya bibir lohan!! aku tersinggung tau?!"

" Kamu tuh orangnya blak-blakkan yah, apa pun yang kamu rasakan pasti langsung diomongin, tapi aku suka orang yang seperti itu."

" kakak lagi nyatain perasaan yah..?"

" nggak! Kok!" key kaget menyadari apa yang dia ucapkan, key sepontan berdiri menghadap Tata yang ada disampingnya.

" lebih aneh lagi kalau kakak bilang iya, hihi!! Kita kan baru ketemu sekali?"

" Kamu ngetawain aku yah?!" key mengacak rambut Tata gemas.

" Apa sih kak! Udah dibilang jangan ngacak rambut orang sembarangan!" Tata kesal, kenapa setiap cowok yang Tata temui, suka sekali mengacak rambutnya.

" siapa suruh ngetawain aku, ayo kita lanjutkan!" key duduk disamping Tata, mulai menekan tuts demi tuts secara teratur, Tata memejamkan matanya, menikmati suara piano dari dekat, ternyata begitu menyenangkan, seakan seisi dunia hanya penuh dengan suara piano, yang mengalun ditelinga Tata dengan lembut, perasaan tenang menyelimuti Tata, sampai key menghentikan permainan pianonya, selesai satu lagu.

" Tata! Kamu tidur? " key menjulurkan tangannya menyingkap rambut Tata , karena wajah Tata tertutupi rambutnya, dengan posisi kepala yang menunduk dan mata yang terpejam.

" Nggak kok!!" Tata terbelalak dan segera menegakkan punggungnya, menyadari sebuah tangan menyentuh rambutnya, apa benar tadi Tata tertidur? Hah! B*d*hnya! Kenapa mendengarkan piano sampai ketiduran.

" kenapa berhenti kak? Lagi dong..!" Tata berusaha menutupi rasa ngantuknya.

" Percuma aku main bagus-bagus juga, kalau cuman jadi lagu Nina Bobo," key sedikit kecewa.

" aku gak tidur kok, aku cuman sedang menghayati permainan kakak!" Tata ngeless.

" Aku juga pengen ngobrol sama kamu, kalau main lagi kan gak bisa ngobrol." Key bangkit dari duduknya, berdiri disamping Tata.

" ayo kita duduk disofa." Key meraih tangan Tata, menggandengnya menuju ruang depan, Tata hanya bisa menurut digandeng seperti itu.

" Duduklah, aku akan ambil minuman dulu." Kini key mendudukkan Tata disofa, sebenarnya siapa yang tidak bisa melihat diantara kami berdua, kok Tata merasa kayak orang beg*, nurut aja!

" kakak beneran gak pernah punya teman satu pun?" tata membuka botol minuman ditangannya.

" iya, kamu satu-satunya temanku saat ini."

" pasti sangat kesepian!"

" bukan hanya kesepian! kadang aku merasa sangat bosan dan putus asa! " key menyenderkan kepalanya ke senderan sofa.

" Kenapa harus putus asa? kak key kan masih muda! memangnya penyakit kakak tidak bisa disembuhkan yah?" Tata menoleh kearah sumber suara disamping kanannya.

" bisa! Tapi aku sudah terlanjur menyerah pada kehidupanku, karena aku tak memiliki harapan apapun untuk hidup, semenjak aku seperti ini, tak ada satu pun kerabat atau teman, yang menengokku dan ingin tau keadaanku, aku seperti terlupakan dari dunia, dan merasa sia-sia saja untuk melanjutkan hidupku." Key menarik nafas panjang.

" huffffhhhh!! Kenapa juga aku menceritakan semua ini padamu yah?" key tersenyum, entah apa arti senyumnya itu.

" aku tau aku orang yang baru kakak kenal, dan usiaku lebih muda dari kakak, makanya kakak ngomong gitu! tapi....kalau kakak lebih merasa nyaman menceritakan beban dihati kakak padaku, aku akan menjadi teman ngobrol yang baik." Tata tersenyum tulus.

" Janji! Kamu mau datang lagi dan jadi teman ngobrolku?"

" Janji!! Tapi sebagai gantinya setiap aku datang, kakak harus memainkan satu lagu yang aku request, dan kakak harus menjawab semua pertanyaan yang berhubungan dengan kakak, satu lagi! Kakak tidak boleh menyerah begitu saja pada keadaan, berjanjilah untuk mengobati penyakit kakak, agar kakak bisa hidup lebih baik!" Tata terus menatap seseorang disamping kanannya agar orang itu tau Tata bersungguh-sungguh dengan omongannya.

" baiklah, aku juga janji!! Aku akan berusaha untuk hidup yang lebih baik! jadi- apa yang ingin kamu tanyakan tentang hidupku?" semenjak tinggal dirumah ini, ini adalah kali pertama Key merasa senang dan hidupnya lebih berarti, key tersenyum yakin karena melihat Tata yang juga tersenyum tulus untuk meyakinkannya.

" Banyak- kakak dulunya tinggal dimana? umur kakak berapa? Kakak masih sekolah nggak? Kenapa kakak bisa kena penyakit seperti itu?"

Udah kayak petasan aja Tata nyerocos, gak terkendali!

" Satu-satu dong nanya nyah!" key mengacak rambut Tata gemas.

" Iya, satu lagi syaratnya, nggak boleh pegang apapun ditubuhku tanpa ijin!" Tata kesal! Hobi banget yah! Ngacak rambut Tata.

"Iya de, janji!! Lain kali aku gak akan sembarangan lagi nyentuh kamu!"

" nah gitu dong! Aku kan jadi lebih nyaman, ngobrol sama kakak! Ayo kak, jawab satu-satu pertanyaanku!"

" iya deh, yang mana dulu?" key menegakkan punggungnya, dengan wajah serius, key mencoba menjawab, satu persatu pertanyaan Tata.

-

-

-

-

noe.