Chereads / CLAIREN MY CONTRACT WIFE / Chapter 9 - Terbayang-Bayang

Chapter 9 - Terbayang-Bayang

Di dalam mobil Alex menatap ke luar jendela sambil sedikit berkhayal. Umm apa kira kira yang bocah ini bayangkan di kepala kecilnya. Bukan hanya Alex Luois yang awalnya fokus membaca dokumen kantor tiba tiba menaruhnya dan menatap ke luar jendela dan membayangkan sesuatu di pikirannya. Memang agak geli sih melihat manusia dingin alias Luois sedang membayangkan sesuatu.

Heran, itulah uang ada di pikiran Ant ketika melihat melihat Luois sang atasan dan Alex melamun bersama sama. Jarang jarang dua mahluk ini melamun?, Sebenarnya apa yang sedang mereka lamunkan? Ant mencoba menggali pikirannya, apa yang mereka lamunkan adalah kejadian tadi?, Ahh sepertinya tidak masalah itu kan sudah selesai Lili pun bahkan kena marah dan hampir di pecat tapi.... Ahhh sudahlah ia malas untuk mengingat kejadian tadi.

"Lho kenapa??" Tanya Author

"Soalnya aku juga di marahi" ucap Ant sedih

"Hihihihihi pasti komisi mu dipotong yaa" ledek Author

"Diamlah dasar author tidak jelas!!!" Teriak Ant

"Apa maksudmu tidak jelas, aku bisa saja melenyapkanmu dari novel dasar asisten tidak berguna!!" Ucap Author kesal

"Enak saja kau bilang aku tidak berguna, aku ini adalah asisten paling berguna, pintar, setia, dan tampan, jika ada asisten sepertiku sini keluarkan!!...." Ucap Ant

Luois, Alex, dan sopir yang ada di sebelah Ant kaget dan merinding ketika melihat Ant berbicara dan berdebat sendiri. Dan sopir yang ada di sebelah Ant rasanya sangat ingin kabur ketika melihat Ant berbicara dan mengoceh ngoceh seperti orang yang ada di rumah sakit jiwa. Sopir pun berfikir apa ini karena Ant terus terusan mendapat tekanan pekerjaan yang banyak dari Luois sehingga ia menjadi seperti orang gila.

Sementara Alex ia tak menyangka jika Ant memiliki sisi tidak waras seperti ini. Padahal ia cukup mengidolakannya karena Ant setia, pintar, dan juga tampan walaupun tak dapat Alex pungkiri bahwa pamannya lah yang paling sempurna (iya lah kan tokoh utama).

Dan Luois ia melihat Ant terus saja berdebat entah dengan siapa dengan tatapan heran juga tak habis Fikir. Apakah ini adalah efek karena ia memotong gaji Ant, tapi ah ia tahu Ant bukanlah orang yang baperan. Apa mungkin mental Ant goyah karena ia marahi dengan sangat menakutkan?, Tapi masa mental Ant sangat lemah? Apa ia harus mulai mencari Asisten baru yaa?? Tapi apapun itu ia harus menghentikan Ant sekarang juga karena bagaimanapun Ant membuat semuanya ketakutan karena tingkahnya itu.

" Hey kau ini kenapa huh??," Tanya Luois

Ant lalu tersadar dari perdebatan dengan author fiktifnya, ia lalu menoleh ke arah Luois yang sedari tadi heran melihatnya berbicara sendiri seperti orang yang sudah kehilangan akal sehatnya.

"Paman paman cepeltinya paman halus mencali asisten balu deh. Ingan paman halus yang walas ya." Ucap Alex cadel sambil mendekati Luois

Luois mengangguk setuju dan mengiyakan mendengar usul cemerlang dari Alex. Bocah ini ternyata sangat amat pintar dan dipenuhi ide ide cemerlang. Alex lalu tersenyum sambil mengelus lembut kepala anak manis yang ada di sebelahnya sambil berkata dengan diiringi nada ejekan yang terdengar jelas dan lantang di telinga Ant.

"Ya Alex kau benar, aku harus segera mencari asisten baru yang lebih waras." Ucap Luois mengejek Ant

Ant terhenyak mendengar ucapan anak berusia 4½ tahun itu tadi. Rasanya ia tak punya harga diri seorang lelaki di depan anak kecil. Ia hanya bisa tertunduk sedih ini semua gara gara di Author menyebabkan menurutnya. Dan lebih parah atasannya itu malah memg iya kan apa kata Alex. Sungguh nurani Ant sangat sakit. Padahal selama bertahun tahun ia sudah sangat amat setia sebagai asisten pribadi Luois, tapi apa ini karena dia gila sedikit Luois akan langsung Menganti dirinya dan membuangnya?, Benar benar seorang bos yang tidak berperasaan dan kejam. Padahal Ant ini kurang apa cerdas iya, setia iya, bisa di andalkan iya, dan tampan tentu saja. Sulit mencari asisten pribadi seperti dirinya ini. Ini semua salah author menyebalkan itu!!

Melihat ekspresi Ant, Luois lalu memandangnya aneh sambil menyiritkan alisnya. Ia lalu menyungkinkan senyumnya sambil sedikit terkekeh melihat wajah asisten plus sahabatnya itu dengan cukup keras.

"Hey apalagi yang sedang kau pikirkan, wajahmu kini sangat merah, lebih merah dari kepiting rebus. Hahahaha!!!" Ejek Luois

"Tuan kau ini." Ucap Ant

"Saya hanya heran melihat anda dan Tuan muda Alex melamun seperti sedang memikirkan sesuatu." Ucap Ant

Ah rupanya itu ya, seerting Ant sangat memperhatikan setiap kegiatannya sampai sampai saat ia sedang melamun dan memikirkan sesuatu pun asistennya itu bisa tahu. Ya walaupun Ant tahu ia sedang melamun tapi setidaknya asisten nya itu tidak tahu apa yang sedang ia fikirkan. Walaupun begitu mendengar Ant berkata seperti itu membuatnya kembali memikirkan apa yang ia pikirkan tadi, ya Claire. Gadis itu terus saja terlintas di pikirannya padahal baru satu hari ia bertemu dengan gadis yang menyelamatkan Alex, dan pertemuannya dan Claire juga benar benar sebentar tapi mengapa Luois bisa sampai seperti ini

"Ah aku hanya memikirkan tentang gadis tadi." Ucap Luois sambil menatap keluar jendela mobil

Alex yang mendengar perkataan Luois cukup terkejut dan menatap Luois dengan tatapan serius ala seorang bocah 4½ tahun. Alex terkejut mengetahui bahwa ternyata Luois juga sedang memikirkan kakak perempuan cantik yang tadi menyelamatkannya. Bagi Alex ia seperti melihat seorang bidadari cantik ketika melihat Claire, bidadari cantik yang dikirim tuhan untuk menyelamatkan diri nya dari tabrakan mobil yang datang dengan kecepatan tinggi.

"Paman juga mikilin kakak cantik??" Tanya Alex tidak percaya

"Sedikit," jawab Luois

"Iishhh kok dikit cih paman?" Tanya Alex

"Lalu aku harus bagaimana?" Tanya Luois mentap Alex

"Paman halus mikilin kakak cantik yang banyak!!!" Celoteh Alex

"Kenapa aku harus memikirkannya dengan sangat banyak?" Tanya Luois sambil tersenyum

Alex menepuk jidatnya dengan cukup keras. Ternyata muka saja yang tampan, gaya saja yang keren, dan harta saja yang sangat banyak tapi soal cinta dan wanita Luois benar benar seorang yang tidak tahu apa apa. Bahkan menurut anak polos itu Luois lebih polos darinya ketika membahas soal wanita, Alex saja yang masih anak anak sudah suka dan nge fans dengan Claire masa pamannya yang sudah bangkotan ini tidak sih. Ya meskipun harus Alex akui juga pamannya ini memang sangat tampan dan diidam idamkan wanita tapi ah masa sih pamannya tidak tergoda oleh Claire.

"Kalena kakak cantik itu cangat cantik!!" Ucap Alex

"Benarkah?, Kau berfikir begitu?" Tanya Luois tersenyum

"Astaga paman, apa paman buta?, Paman tidak liat kakak itu begitu cantik??, Ya kan paman Ant." Ucap Alex

Cantik ya, umm Ant asisten Luois juga mengakui bahwa ketika ia melihat wajah Claire yang terlintas di benaknya hanya satu kata yaitu cantik. Bahkan tadi ia juga sedikit menatap dan memperhatikan wajah Claire menurutnya wajah nona muda yang ia temui tadi bisa membuat siapa saja menjadi candu, bahkan bos nya pun otw dibuat tergila gila oleh wajah cantik Claire.

"Iya tuan muda, cantik" jawab Ant sambil tersenyum

Ahh cantik ya?,

Luois lalu kembali menatap ke luar jendela mobilnya sambil mencerna kata kata Alex dan Ant. Laki laki tampan itu lalu sedikit tersenyum tak kala memikirkan dan kembali mengingat wajah cantik milik Claire. Ya benar wajah cantik itu yang sedari tadi ada di pikirannya. Senyumannya dan kelakuan manisnya membuat Luois terus saja terbayang akan sosok Claire gadis yang telah menyelamatkan adik sepupunya. Nama yang dimilikinya juga sangat unik Claire. Nama itu terus terngiang ngiang di telinganya saat suara lembita Claire mengucapkannya namanya. Claire sosok wanita yang terlihat lembut, murni, dan tulus.

Pertemuannya dengan Claire sungguh berkesan, wajah cantik itu, suara lembut itu dan sifat manis itu membuat Luois terus terbayang bayang akan sosok Claire yang ia temui tadi. Padahal ini baru pertemuan pertama dan pertemuan yang sangat singkat pula. Luois tidak mengerti mengapa ia terus teringat gadis itu, apa karen sebelumnya ia tidak pernah dekat dengan wanita dan apa karena baru kali ini ia mengobrol dengan wanita?, Ah tapi yang pasti apapun itu Luois akui pertemuannya dengan Claire sangat amat berkesan, dan tak dapat ia pungkiri bahwa ia berharap bisa bertemu kembali dengan Claire di lain kesempatan.

"Aku berharap kita bertemu lagi Claire." Ucap Luois

****************

Sementara itu di kediaman keluarga Zanquen, Claire sedang duduk manis di kamarnya sambil mengerjakan soal latihan matematika yang diberikan oleh Bu Sofia guru les privatnya.ia mengerjakan soal demi soal rumit dengan teliti dan serius. Bagi Claire ia tak menganggap soal soal matematika ini rumit ataupun membosankan apalagi menyebalkan. Claire sangat suka dengan sesuatu yang rumit, ia suka memecahkan masalah apalagi jika itu tentang matematika. Soal rumit dan memusingkan seperti mantan pun ia bisa memecahkannya dengan sangat amat mudah. Karena itulah sosok Claire si kutu buku pandai dan juga menggoda.

Akhirnya setelah beberapa jam mengerjakan soal matematika yang rumit ia pun akhirnya selesai. Gadis itu dengan rapi mulai membereskan alat alat belajarnya, menata kertas kertas soal dan buku buku tebal lalu menaruhnya pada tempat semula sehingga meja belajarnya kembali terlihat rapi dan enak di pandang. Setelah beres merapikan alat alat belajarnya ia kemudian mengambil buku teba yang ada di rak buku sebelah meja belajar lalu menjatuhkan diri di kasur dan mulai membaca buku yang ia ambil.

Buku berjudul 'Minset' yang ditulis oleh seorang psikolog ternama Carroll D, Wick mampu membuatnya sangat fokus dan serius saat membacanya, sama saat seperti ia sedang mengerjakan soal matematika kesukaannya. Tapi tiba tiba ia berhenti membaca menutup bukunya dan menaruhnya di samping bantal borcorak polkadot yang sedang ia tiduri. Ia kemudian duduk dan memandangi plester polos yang menutup luka gores ya akibat tergores aspal jalan.

Claire menyentuh plester itu sambil kembali membayangkan wajah laki laki tampan yang menempelkan ini padanya. Sungguh wajah laki laki itu sangat amat tampan, rahang tegas, hidung mancung, dan bola mata berwarna abu abu seperti serigala membuatnya memiliki Image seperti serigala berdarah dingin yang memancarkan aura kesepia, begitulah isi yang ada di dalam kepala Claire ketika memikirkan tentang Luois. Menyadari pemikiran dan banyangnnya yang sungguh konyol Claire terwa terkekeh kekeh.

"Pffttt, serigala penyendiri??, Apa aku ini sudah tidak waras ya? Hahaha" ucap Claire tertawa

Yah wajar sih Claire sampai tidak waras begitu. Wajah Luois memang sangat tampan sehingga wanita manapun yang melihatnya akan selalu membayangkan ketampanannya. Termasuk Claire, secantik apapun Claire pada kenyataannya ia hanyalah seorang anak SMA yang tau standar pria tampan, dan melihat wajah Luois yang melebihi standar tampan membuat Claire kembali terbayang wajah laki laki yang ia temui di restoran Luxury Golden siang tadi.

Tapi ada sedikit kekecewaan, Claire lupa menanyakan nama laki laki itu. Padahal laki laki itu menanyakan namanya dan setelah itu Claire langsung pergi tanpa menanyakan balik nama laki laki itu.

"Hmm, cukup disayangkan sih aku tidak tahu siapa namanya, tapi aku cukup puas dengan wajah tampannya hehehe." Ucap Claire

Yah apapun itu setidaknya ia bisa senang karena siang tadi tuhan telah memberinya nekat dengan memperlihatkan laki laki berwajah sangat tampan kepada dirinya. Terkurung di rumah dan selalu melihat wajah ayahnya, adiknya, dan juga tukang kebun dan penjaga gerbang memang membuatnya cukup muak. Bukan karena mereka tidak tampan, Sang ayah Samuel Zanquen memang memiliki wajah tampan walaupun usianya yang sudah tidak muda, adiknya Christofer yang masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar juga memiliki wajah imut dan tampan, sang kakak Cristan yang kini tinggal dan menjalankan bisnis keluarga di Londong juga tampan dan para pegawai rumahnya mulai dari sopir, tukang kebun dan penjaga gerbang juga memiliki wajah yang setandar. Tapi ah apapun itu pertemuan nya dengan laki laki tadi memang berkesan bagi Claire, bukan hanya wajah tampannya dan perlakuan nya juga membuat Claire penasaran dan ingin tahu siapa laki laki yang ia temui tadi.

"Semoga kita bisa bertemu kembali tuan." Ucap Claire tersenyum