Chereads / CLAIREN MY CONTRACT WIFE / Chapter 10 - Keluarga?

Chapter 10 - Keluarga?

Hi Readers selamat datang di ceritaku😁😊

*Hati Hati Typo bertebaran dimana-mana*

**************

"SEBUAH KELUARGA DAN RUMAH HARUSNYA MENJDI TEMPAT TERNYAMAN DAN TERINDAH DI DUNIA. KETIKA DUNIA LUAR TAK BERSAHABAT SETIDAKNYA KITA PUNYA KELUARGA UNTUK BERKELUH KESAH, KITA MEMPUNYAI RUMAH UNTUK TEMPAT PULANG. TETAPI BAGAIMANA RASANYA JIKA MEMPUNYAI KELUARGA TAPI RASANYA SEPERTI TAK PUNYA SIAPA SIAPA. AYAH YANG SIBUK, KERAS DAN MENGEKANG, IBU YANG PUNYA DUNIA SENDIRI, DAN JUGA ACUH TAK ACUH. MEMBUATKU BINGUNG APAKAH PANTAS INI SEMUA DI SEBUT KELUARGA, DI SAAT AKU BUTUH SOSOK PERLINDUNGAN MEREKA SEMUA TIDAK PERNAH ADA."

-CLAIRE

Keluarga?, Apa yang ada di benak kita ketika mendengar kata tersebut?, Hangat?, Penuh tawa?, Saling melindungi?, Pengertian?, Bahkan mungkin aman dan nyaman. Memang seperti itulah keluarga ada ayah yang selalu menjadi pelindung dan pemimpin yang tegas, dan ibu sosoknya bagai malaikat cantik yang selalu menyayangi diri kita. Menghabiskan waktu bersama ayah dan berada di dalam dekapan kasih sayang ibu merupakan hal terindah dalam keluarga yang tentu saja setiap keluarga harmonis.

Brakkk!!!(suara pukulan meja)

Suara pukulan meja yang terdengar sangat amat nyaring itu menjadi sebuah sambutan di pagi hari di kediaman keluarga Zanquen. Kini jam masih menunjukan pukul 04:30 pagi, bahkan matahari pun masih belum terlihat keluar dari tempat persembunyiannya. Pagi hari yang seharusnya sunyi penuh ketenangan dan di sambut suara alami dari alam tak dapat di rasakan oleh Claire di kediaman keluarga nya. Pagi hari ini ia kembali lagi dan lagi harus mendengarkan keributan yang rasanya amat menyakitkan di telinganya, bukan hanya di telinganya itu terasa amat menyakitkan di hatinya juga.

Suara gebrakan meja yang bagaikan bom yang terdengar jelas di seluruh penjuru rumah, diiringi dengan suara teriakan juga perdebatan antara seorang laki laki dan perempuan yang tak lain adalah Samuell dan Clairion ibu ayah dari si gadis cantik Claire.

"Apa maksudmu huh?, Aku tidak bisa mengurus pernah mengurus keluarga ini?, Tunggu pantaskah ini di sebut sebagai keluarga!!!" Teriak Clairion

Mendengar perkataan kurang ajar dari sang istri membuat Samuell mengeluarkan suara bentakkan yang terdengar sangat amat keras sampai sampai terasa menggema di ruang tamu yang sangat amat luas. Suara dari Samuel mampu membuat Clairion terhentak dan terdiam karena kaget juga takut dengan suaminya itu. Dan wajah tegas Samuell yang dipadukan dengan raut wajah kesal semakin membuat wajah laki laki berumur itu bagaikan seorang raja yang hendak menghukum seorang terdakwa dengan cara dieksekusi mati.

"Clarion Claude!!!" Bentak Samuell menggema

"Hentikan bicaramu itu aku ini suami mu!!" Teriak Samuell

"Heh!," Mendengar kata kata itu rasanya Clarion sangat ingin muntah dan meludahi laki laki yang ada di depannya. Seringai jahat itu mulai terlihat di bibir Clarion. Suami?? Apakah si Samuell ini mengerti apa arti dari kata seorang suami?? Rasanya Clarion muak dengan seorang Samuel Zanquen, di hidupnya dan hidupnya hanya ada kerja kerja dan kerja. Tanpa pernah sekalipun, sedikitpun atau sebentarpun ia memandang ke arah Clarion!! Apakah pantas itu di sebut suami?? Kesepian dan kelelahan dalam mengurus rumah tangga yang serasa sangat hampa sudah sangat sering Clarion rasakan di hidupnya, hidup dengan laki laki pilihan keluarga membuatnya berada dalam jurang kehampaan. Setiap hari ia seperti mati rasa, membuat rasa itu hadir pun Clarion sudah menyerah dan kini ia harus selalu adu mulut dengan suaminya. Setiap pagi, siang, sore, dan malam tanpa pernah terlewatkan pun hal ini terjadi.

Dingin dan selalu saja dingin, itulah sosok Samuell sosok yang membuatnya meninggalkan impiannya dan memilih untuk berjanji di atas Altar sehidup semati. Tapi kini apa balasan untuk janji dan kesukarelaan Clarion? Apa yang Samuell berikan kepadanya? Jangankan kebahagiaan perhatian kecil yang selalu diinginkan setiap wanita laki laki ini pun tak bisa memberikan itu kepada dirinya, sehingga membuat nya selalu masuk ke dalam jurang kesepian. Sekarang apa balasan untuknya yang telah melahirkan anak anak untuk Samuell?, Uang?? Bukan itu yang Clarion inginkan!

"Suami kau bilang?, Dengan entengnya kau berkata bahwa kau adalah suamiku padahal kau tak pernah sekalipun mencintai diriku!!!!" Teriak Clarion berlinang air mata

Samuell lalu memasang wajah menakutkan lalu mendekat pada wajah istrinya, ia mendekatkan mulutnya langsung ke telinga Clarion sehingga membuat wanita itu cukup terkejut. Tetapi yang lebih membuatnya terkejut adalah bisikan kecil yang terdengar di telinganya, bisikan itu bagaikan bom nuklir yang meledak hebat dan membuat apa saja hancur ketika terkena ledakan itu. Begitupun Clarion seperti bukan bukan seperti malahan sudah hancur ketika mendengar bisikan Samuell di telinganya.

"Untuk apa aku mencintai seorang wanita yang miliki gangguan jiwa!" Bisik Samuell

Deg!!!!

Jantung wanita itu bagaikan di cabik cabik, tangan dan kakinya serasa di tarik dengan sangat keras sehingga membuat tangan dan kaki itu terlepas dari tempatnya. Bulir air mata berjatuhan! 'inikah balasan tuhan untuk apa yang telah Clarion korbankan'.Clarion terduduk sambil mencerna perkataan suaminya, perkataan itu bahkan lebih menyakitkan daripada perlakuan Samuel 25 tahun Clarion hidup bersama dengan laki laki kejam tidak berperasaan itu. 25 tahun sudah ia habiskan untuk mengabdi dan menjadi menantu kebanggaan untuk keluarga Zanquen dan istri yang baik bagi Samuell, tapi Samuel tak pernah ia menoleh dan melihat semua perjuangan Clarion untuk mengambil hatinya. Samuell yang hanya menggap Clarion sebagai istri di atas kertas tanpa pernah memiliki perasaan apapun kepada wanita yang telah melahirkan 3 anak untuk dirinya.

Samuell lalu berjongkok, mensejajarkan wajahnya dengan wajah istrinya. Melihat wanita yang ada di depannya sedang menangis, terus mengeluarkan air mata tanpa suara, ia menatap wajah cantik Clarion yang bisa dibilang cantik walaupun sudah termakan oleh usia dan kerutan. Tapi itu tak membuat pria berhati batu yaitu Samuel bersikap sedikit lembut kepada istri yang sudah menemaninya 25 tahun hidupnya. Dan kembali lagi Samuell hanya menganggap sang istri sebuah pajangan, mainan yang bahkan tidak ia mainkan ketika bosan dan kapanpun ia mau ia bisa membuang mainan tak berharga itu.

"Dengar Clarion, aku tidak suka ada orang yang berteriak teriak kepadaku. Hari ini aku memaafkan dirimu, kau tau kenapa? Karena kau sangat amat menyedihkan!." Ucap Samuell sambil berdiri dan beranjak meninggalkan Clarion

Tapi tiba tiba langkah Samuell terhenti ia kemudian berkata sesuatu dengan cukup keras kepada Clarion tanpa berbalik dan melihat Clarion yang sedang terduduk dan menangis karena perbuatan kejam Samuell kepada dirinya.

"Sekali lagi kau seperti itu aku akan mengirim dirimu ke rumah sakit jiwa!" Ucap Samuell

Siapa sangka Claire melihat pertengkaran antara ibu dan sang ayah, ia terkejut dan tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh mulut ayahnya yang ternyata sangat amat kejam. Sementara Samuell ia menatap putrinya yang sedang diam mematung di tangga. Melihat anaknya menyaksikan pertengkaran yang seharusnya tak di saksikan olehnya tak membuat Samuell terusik. Ia juga tidak perduli jika setiap hari kedua anaknya itu harus menyaksikan pertengkaran antara ia dan istrinya. Claire yang sadar ayahnya menatapnya menundukkan kepalanya sambil memainkan jari tangannya karena takut. Claire akui ia sangat takut kepada Samuell sangat amat takut. Ia tahu bagaimana kejam dan kasar sang ayah yang tidak mempunyau belas kasihan bahkan untuk ibunya yang telah susah payah melahirkan darah dagingnya.

Samuell lalu berjalan meninggalkan Clarion yang masih saja terduduk dan menangis, juga Claire yang diam di tangga menundukkan kepalanya sambil meneteskan air matanya. "Cih ibu dan anak sama saja!" Ucap Samuel sambil berlalu meninggalkan Clarion dan Claire.

Melihat kepergian ayahnya Claire lalu menghampiri ibunya yang sedang menangis sesenggukan. Melihat sang ibu yang begitu rapuh dan selalu saja diiringi dengan air mata kesedihan. Kini ia bingung harus apa?, Claire tidak bisa melakukan apa apa, ia takut juga sangat takut kepada ayahnya tapi ia tak bisa membiarkan sang ibu terus terusan seperti ini. Menangis sepanjang hidupnya, itu membuat Claire sangat sedih dan merasa seperti anak yang tidak berguna. Claire lalu mencoba menenangkan dan menghibur sang ibu yang sedang menangis sesenggukan.

"Ibu sudah ya." Ucap Claire yang mencoba menenangkan dan membantu sang ibu berdiri

Namun ketika Claire ingin membantu sang ibu berdiri kedua tangannya di tepas oleh sang ibu. Clarion lalu menatap wajah putrinya, wajah itu wajah yang sama persis seperti wajahnya saat muda dulu, bukan hanya sama dengannya Clarion juga tahu bahwa wajah itu sangat mirip dengan suaminya saat muda. Wajah yang pernah membuatnya jatuh cinta namun sayangnya wajah itu juga sering membuatnya kecewa. Membuat dirinya menderita, mengurung dirinya dalam status keluarga yang membuatnya terlalu banyak berharap. Nyonya Zanquen, istri dari Samuell Zanquen, Clarion Claude Zanquen. Ia kira ia akan bahagia memakai nama itu. Nama yang membuatnya di kenal di kalangan sosialita kaya dan para istri juga keluarga konglomerat. Tapi nyatanya tidak!, Nama itu memang membuatnya dikenal sebagai nyonya besar yang kaya, mempunyai kuasa cukup besar, dan disegani banyak orang. Tapi merek tidak tahu bahwa kisah hidup kelam nya yang harus selalu di kecewakan oleh suaminya.

Dan itu membuatnya membenci Samuell, seorang pria yang harus ia nikahi, seorang pria yang mengucapkan janji sehidup semati walaupun tanpa rasa cinta sedikit pun di hatinya. Pria itu pernah membuat Clairion jatuh cinta, tapi pria itu juga yang membuang rasa cinta di hati Clarion untuknya. Dan pria itu akan selalu Clarion benci. Begitupun sesuatu yang sangat mirip dengannya. Meskipun sifat Claire tidak menurun kepada ayahnya, meskipun ia dan putrinya sama sama tak diinginkan oleh suaminya itu tak membuat Clairion menyayangi anak keduanya. Ia membenci Claire, terus membencinya dan tak akan pernah memberikan cinta dan kasih sayang seorang ibu kepadanya. Karena baginya Claire dan sang ayah tak ada bedanya. Setelah mengatakan bahwa ia menyanyangi nya pasti ia akan meninggalkan nya.

Clarion lalu berdiri sambil menatap putrinya yang masih terduduk dengan tatapan tak suka. Tatapan yang membut Claire tertunduk takut dan segan. Claire kembali meremas rok sekolahnya sambil tertunduk takut, selain takut dengan ayahnya ia juga takut kepada ibunya, karena apa?, Karena ibu dan ayahnya itu sama saja tak pernah sekalipun memedulikannya apalagi menyayangi dirinya.

"Aku membencimu!!" Ucap Clarion

Rasanya kita kata itu sudah tak asing lagi di telingan Claire, kata kata singkat tapi mampu membuat hatinya begitu tercabik cabik, hatinya sakit sesak dan serasa hancur berkeping-keping. Meskipun ia sudah tau bahwa sang ibu tidak menyayangi dirinya dan sering mengutarakan bahwa sang ibu membenci dirinya. Tapi kata kata itu tetap saja membuat dirinya menderita, ayahnya membenci dirinya, apakah tuhan tidak bisa membuat ibunya menyayanginya? Apa kesalahannya sehingga kedua orang tua yang telah Tuhan beri amanat untuk menjaganya membenci dirinya?

Bulir bulir bening mulai menetes di pipinya, gadis itu menangis tanpa suara. Rasanya menyanyakitkan ketika mengetahui bahwa orang tua yang kita sayang malah membenci kita tanpa alasan yang jelas. Gadis itu menyeka bulir bulir bening di pipinya, mencoba menguatkan raga dan juga hatinya. Tapi rasanya usahanya itu sia sia, bulir bening itu masih terus mengalir deras dan membuatnya mengeluarkan sedikit suara. Sementara Clarion ia mulai berjalan meninggalkan putrinya tanpa rasa empati, padahal ia tahu bahwa putri nya bernasib sama dengannya yaitu di benci oleh suaminya. Tapi bagi Clarion ia tak perduli, apapun itu ia tidak ingin perduli. Karena rasanya ia sudah muak, dengan tingkah laku suami dan juga putrinya, walaupun putrinya juga adalah korban tapi ia akan tetap membencinya.

Inikah yang namanya keluarga?