Kediaman Keluarga Zanquen.
Claire POV
"Huftttttt"
Hari ini aku sedikit merasa lelah, jarum jam menunjukan pukul 5 sore, aku terdiam sambil mencoba memejamkan mataku yang terasa perih karena terlalu lama menatap layar tab ku. Ya sudah hampir 3 jam aku melihat video pembahasan materi dan soal yang ada dalam lomba yang akan aku ikuti dalam waktu dekat ini. Aku masih tetap duduk di kursi belajarku sambil melihat keluar jendela. Kulihat suasana senja yang sangat menakjubkan, langit berwarna oranye dan matahari yang sedang dalam perjalan pulang kembali ke tempatnya.
Aku hanya bisa tersenyum melihat keindahan langit, ciptaan tuhan sungguh sangat indah. Bahkan senja yang di buat olehnya langsung membuat perasaanku lebih tenang dan aku merasa tentram. Namun sayangnya senja yang sangat indah itu terlalu singkat untuk di nikmati keindahannya, dan kemudian langit oranye yang sangat indah berubah seketika menjadi gelap. Setelah menyaksikan keindahan Senja aku mengalihkan pandanganku dari luar jendela dan melihat gantungan karakter koya BT21 yang diberikan oleh Xie siang tadi. Aku kembali memutar moment tadi siang sambil tersenyum. Moment itu rasanya terus saja berputar di kepalaku seperti sebuah gasing, ya bisa kalian ibaratkan seperti itu lah.
Flashback On
Setelah menemani Alex membeli buku di Gramedia, ia dan pamannya berpamitan pulang. Hanya saja saat moment pamitan tadi ia sedikit merengek dan tak ingin berpisah denganku, paman nya yanh tampan lalu membujuknya dengan lembut. Aku kira pamannya memiliki sifat tegas dan galak tetapi siapa sangka itu tidaklah benar, tidak seperti dugaan ku yang menyebut bahwa paman Alex galak dan tegas ternyata ia sangat lembut terharhadap Alex, ia juga cukup memanjakan keponakannya itu, dan aku bisa bilang bahwa paman Alex adalah calon suami idaman hehe.
Namun ada yang aku lupakan, aku lupa untuk menanyakan siapa nama paman Alex, padahal aku sangat penasaran siapa namanya. Ahh, sudahlah mungkin lain kali bila kami bertemu kembali aku tidak akan lupa untuk bertanya siapa namanya. Tapi aku juga lumayan kecewa karena sejujurnya aku sungguh penasaran siapa nama paman dari Alex. Setelah perpisahan ku dengan Alex dan juga paman nya aku kembali menunggu Xie di depan Gramedia, sambil mengecek ponselku apakah ada pesan masuk darinya. Anak Ini memang sungguh menyebalkan, ia selalu membuat orang menunggu dan selalu saja membuat orang khawatir.
"Astaga kemana anak ini?, selalu saja membuat orang cemas!" ucapku sambil melihat kesana kemari
"Clairee!!" panggil seseorang
Mendengar suara yang sungguh familiar di telingaku membuat tubuhku refleks mencari sumber dari suara itu, di tengah ramainya orang orang aku mencari sosok orang yang memanggilku dan mataku terkunci melihat laki laki berkaos putih memakai celana jeans hitam pendek dan memakai tas selempang kece bermek P**A yang baru keluar dan sedang trend di kalangan remaja. Kulihat wajahnya di penuhi oleh keringat nafas nya juga terengah engah, dapat ku tebak ia berlari agar dapat segera bertemu dengan ku. Kini ada apa lagi sampai ia bisa terlambat?
Saat tatapanku dan tatapannya bertemu aku merotasikan kedua bola mataku dan berdecak kesal, sepertinya tindakanku itu membuatnya sangat cemas dan khawatir. Ia kemudian segera berlari menghampiri diriku. Saat ia menghampiriku aku menyilangkan kedua tanganku sambil membuang muka dan memasang wajah kesal. Xie menelan ludahnya sambil menyapa diriku dengan gagap dan cemas.
"H-hai Claire." sapanya gagap
Aku tetap menyilangkan kedua lenganku sambil terus memalingkan kedua wajahku dan menghindari manusia yang ada di samping ku, ia lalu menggaruk tengkuknya, sambil tertunduk, ia lalu berkata maaf kepadaku. Aku tidak bisa melihat ekspresi wajahnya saat berkata maaf kepadaku, tapi suaranya menunjukan bahwa ia menyesal dan merasa sangat bersalah kepada diriku
"Maaf Claire" ucapnya
Kata maafnya itu tetap tak membuatku bergeming, aku tetap merasa kesal. Aku sudah menunggu lama, padahal Xie berjanji akan datang tepat waktu bahkan ia bilang dalam chat bahwa ia yang akan sampai duluan di mall dan menungguku, ia bilang bahwa membutuhkan waktu yang lama untuk berdandan jadi pasti aku akan terlambat datang ke mall. Sekarang lihat siapa yang terlambat dan membuat orang menunggu lama, lututku sampai lemas di buatnya.
Ah pokonya aku merasa sangat kesal, Namun tiba tiba ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan memberikan kepadaku. Dan itu adalah gantungan Koya, karakter Bt21 favoritku. Koya merupakan koala berwarna biru dengan hidung ungu yang dikenal doyan tidur di mana pun dan kapan pun. Koya merupakan karakter yang di ciptakan oleh Kim Nam Joon atau RM anggota boyband korea yang sangat terkenal.
"Koyaa!!" ucapku antusias
Saking senang dan antusiasnya aku segera mengambil gantungan yang ada di tangan Xie lalu menatapnya dengan tatapan yang berbinar. Gantungan ini merupakan gantungan yang famous di kalangan para Army (penggemar boyband BTS) namun bukan hanya para Army yang menyukai ini orang orang pun sangat suka dengan Koya karena lucu dan mengemaskan. Koya bisa di bilang lumayan langka, karakter ini hanya di jual di beberapa toko saja, banyak orang yang menyukai karakter koya Namum hanya beberapa yang bisa memilikinya karena seperti yang kukatakan tadi karakter ini lumayan langka dan sulit di dapatkan.
"Lucu bukan?" ucap Xie sambil tersenyum
Aku menatap lekat karakter Koya yang ada di tanganku sambil mengangguk mengiyakan apa yang Xie katakan, ini adalah gantungan terlucu yang pernah aku lihat.
"Kau membelinya dengan sangat mudah sekali ya, waktu itu saja aku ingin membelinya tetapi sudah habis terjual" ucapku
"Siapa bilang mudah mendapatkan itu,aku mengantri seharian untuk mendapatkan si Koya" ucap Xie
Aku terdiam, ternyata Xie terlambat karena ia mengantri untuk memebeli karakter koya kesukaaanku. Pernah saat itu aku ingin membeli karakter koya namun aku tidak bisa mendapatkannya karena karakter itu telah habis terjual. Aku tersenyum sambil menatap Xie, ternyata aku memiliki sahabat yang sangat baik dan peduli padaku. Aku jadi merasa cukup bersalah, karena membeli si Koya untukku ia sampai harus mengantri lama, ia juga sepertinya sangat kepanasan, kulihat ia berkeringat dan nafasnya masih sedikit terengah engah karena masih merasa lelah
Kemudian aku berjalan mendekati Xie, aku mencium wangi farfumnya yang sudah sedikit tercampur dengan bau matahari namun Xie tetap wangi. Lalu pandangan kami saling bertemu, Ah anak ini, dulu saat kami pertama kali bertemu sikapnya sedingin es dan sifatnya sekeras batu namun kini sikapnya sehangat sinar mentari di pagi hari, ya walaupun sifatnya masih sekeras batu namun ia tetap saha hangat. Aku lalu mengeluarkan saputangan milikku dan mengelap keringat yang ada di pipi juga di dahinya. Dasar Xie anak ini begitu baik kepadaku sampai sampai ia rela untuk mengantri demi membeli karakter kesukaanku.
"Terimakasih Xie, aku sangat menyukainya." ucapku sambil tersenyum kepadanya
Xie mengalihkan pandangannya dariku, aku cukup merasa heran mengapa dia mengalihkan pandangannya dariku apakah ia tertawa melihat wajahku yang tersenyum kepadanya, tunggu tunggu apakah wajahku terlihat aneh karena tersenyum kepadanya dan ia tak sanggup menahan tawanya. Aku juga melihat telinganya memerah, sepertinya ia seperti itu karena merasa sangat kepanasan. Aku mencoba melihat wajahnya dan benar saja wajahnya memerah, sepertinya ia terlalu lama berada di bawah sinar matahari yang terik dan itu membuat wajahnya memerah.
"Sepertinya kau sangat kepanasan" ucapku
"H-hah?" tanyanya gagap
"Wajahmu memerah, kau pasti kepanasan dan merasa gerah." ucapku
"A-ah i-iya aku sangat kepanasan, huuh sangat panass, a-ayo kita beli ice cream" ucap Xie sambil mengipas ngipas
Xie memang anak yang aneh, ia kadang bersikap kekanak kanakan dan kadang juga ia menyebalkan dengan sifat jahilnya. Namun se aneh dan se-jahil apapun Xie ia adalah laki laki yang sangat baik dan perduli terhadap orang lain. Meskipun sikapnya dingin namun aku jamin bahwa hatinya sangat baik. Ia sangat sering membantu orang orang, termasuk diriku. Aku sangat sering mendapat bantuan darinya, ia selalu ada di saat aku membutuhkannya dan dia selalu menghibur diriku di saat sedih, ia juga selalu melakukan hal yang bisa membuat diriku tertawa.
Flashback Off
Senyumku mengembang ketika mengingat lagi apa yang terjadi tadi siang. Xie memang selalu bisa membuatku tersenyum dan tertawa. Ia memang sosok sahabat yang sangat baik, aku sangat bersyukur memiliki sahabat sepertinya, sahabat yang bisa mengerti diriku dan selalu ada untukku juga membantu diriku.
"Tok!,tok!,tok!" suara ketukan pintu
Pandanganku beralih melihat ke arah pintu saat suara ketukan pintu yang cukup nyaring terdengar di telingaku. Selain ketukan pintu aku juga mendengar suara pelayan sedang memanggilku dari luar kamarku, aku pun segera menyuruh pelayan itu untuk masuk ke dalam kamarku.
"Iya masuk" ucapku
Emma, pelayan wanita berusia 30 muncul dari balik pintu kamarku. Ia sudah cukup lama bekerja di rumahku, aku juga dekat dengan emma karena ia adalah pelayan termuda yang ada di rumahku. Emma juga sangat baik kepada diriku, ia yang sering menemani diriku dan menghabiskan waktu bersamaku. Ia pelayan berparas cantik dan orang yang murah senyum. Itulah kenapa aku sangat nyaman bila bisa di layani oleh dirinya.
"Nona muda makan malam sudah siap, tuan muda Cristhof juga sudah menunggu di bawah" ucap Emma
"Baik saya akan segera turun." Ucapku sambil tersenyum
Pov End
**********
Di Ruang makan
"Kakak nanti kakak temani aku tidur ya" ucap Cristof sambil melahap makanannya
Cristof kembali mengingatkan sang kakak untuk tidur menemani dirinya malam ini seperti biasa. Cristof adik Claire yang berusia 7 tahun yang sekarang duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar di Internasional Junior Elementary School sekolah elite dengan sistem pendidikan terbaik untuk anak anak usia dini yang memulai pendidikan. Tentu saja siswa dan siswi sekolah elite ini merupakan anak anak dari orang tua yang terpandang, anak dari pejabat, konglomerat, pengusaha sukses dan masih banyak lagi.
Claire tersenyum mendengar adiknya kembali mengingatkan dirinya untuk menemaninya tidur, Cristof berulang kali mengingatkan Claire dan Claire sudah sangat bosan mendengar perkataan adiknya. Namun Cristof melakukan itu semua agar Claire tidak lupa, karena kadang Claire menjadi pelupa karena terlalu banyak bergaul dengan angka dan simbol simbol matematika yang menurut Cristof sangat menyebalkan dan memuakkan.
Di tengah tengah kegiatan makan malam mereka Cristof tiba tiba teringat kepada ayah dan juga ibunya, mereka hari ini tidak ada di meja makan rasanya cukup aneh melihat dua orang itu tidak ada di meja makan. Walaupun begitu sebenarnya Cristof senang karena malam ini ia hanya makan berdua dengan kakaknya, karena biasanya bila ia makan dengan ayah dan ibunya keadaan begitu canggung dan dingin, da Cristof sangat tidak nyaman.
"Kak" panggil Cristof
"Ya?" Sahut Claire lembut
"Kemana ibu dan ayah?" Tanya Cristof sambil menaikan satu alisnya dan melihat kesana kemari
Ah Claire lupa memberitahu kepada adiknya bahwa ibu dan ayahnya sedang ada urusan. Sebenarnya sih hanya ayahnya, tadi asisten Samuel memberitahu Claire bahwa Samuel sedang ada urusan di luar kota dan beberapa hari tidak akan pulang. Sementara sang ibu Clarion pulang ke kediaman Claude dan menginap untuk beberapa hari di sana. Mereka berdua meninggalkan dirinya dan sang adik di rumah, tapi sudahlah lagipula bila keduanya ada di rumah juga itu tidak membuat dirinya dan sang adik senang.
"Ayah dan ibu sedang ada urusan" ucap Claire lembut
"Oo begitu." Jawab Cristof sambil mengangguk paham
"Syukurlah lagipula mereka ada di rumah juga tidak ada gunanya" ucap Cristof
Claire cukup kaget mendengar ucapan dari adiknya, namun ia tak terlalu terkejut karena ia tahu alasan kenapa adiknya bisa bersikap seperti itu. Di umurnya yang masih sangat kecil Cristof harus sering mendengar dan melihat pertengkaran antara ibu dan ayahnya. Melihat ayahnya membentak ibunya, dan ibu nya yang selalu diam ketika di perlakukan kasar oleh ayahnya. Tapi untungnya selalu ada Claire di sisinya dan memeluknya, Claire memeluknya dan menenangkan adiknya menutup telinga adiknya dan mengisi nya dengan suara nyanyian lembut yang menangkan bukan suara kegaduhan ribut yang membuat ketakutan.
"Cristof kau tidak boleh berkata seperti itu sayang" ucap Claire menegur Cristof
"Iya kak maafkan aku" ucapnya sambil tertunduk
Claire menghela nafas panjang, harusnya ini semua tak di alami adiknya. Tekanan dari ayahnya, pertengkaran yang hampir setiap saat ia dan adiknya dengar, kurang perhatian dari kedua orang tua. Ah itu semua membuat hati Claire teriris sakit, namun Cristof adalah anak yang kuat. Walaupun Cristof kurang perhatian dari ibu dan ayahnya namun dirinya akan selalu hadir dan memberikan kasih sayang yang tidak pernah Cristof dapatkan dari ibu dan ayahnya.
"Kak aku sudah selesai ayo kita tidur, kakak harus membacakan buku dongen untukku" ucap Cristof
Claire tersenyum sambil beranjak dari kursi makannya lalu berjalan menghampiri adiknya dan menggenggam tangan adiknya.
"Kau ini sudah besar masa mau di bacakan buku dongen terus" ucap Claire sambil sedikit tertawa
"Ih memangnya kenapa?, Aku suka dongeng, di dalam dongen semuanya begitu indah." Ucap Cristof
"Baiklah tapi ayo kita cuci tangan, cuci kaki dan gosok gigi sebelum tidur" ucap Claire
Cristof mengangguk paham sambil tersenyum senang. Mereka berjalan menuju kamar mandi sambil bergandengan tangan, Cristof ia tetap sangat senang dan bahagia walaupun ia kurang kasih sayang kedua orang tuanya ia tidak apa apa karena masih ada kakaknya yang lebih dari ibu dan ayah untuknya. Yang memberinya kasih sayang lebih lebih dari ibu dan ayah, yang selalu memeluknya, yang selalu mendekapnya dan selalu menemani dirinya. Jadi walaupun ia cukup sedih karena tidak mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya ia tetap sangat merasa senang karena mendapat begitu banyak kasih sayang yang melimpah dari kakak tercintanya.