Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kisah Cinta dan Luka Afrida

🇮🇩Yuni_Artikaa
--
chs / week
--
NOT RATINGS
13.2k
Views
Synopsis
Afrida adalah seorang perempuan shalehah dan juga Hafidzah Quran, wajahnya yang cantik nan rupawan menjadikan orang-orang disekitar sangat menyukainya, sehingga jika berteman dengannya membuat diri seseorang tersebut nyaman. Suatu saat ia dipertemukan kembali dengan seorang lelaki yang menyukai Afrida ketika mereka sama-sama duduk dibangku SMP, hingga kini masih menjadi pengangum rahasia yang akan berniat meminang Afrida ketika sudah waktunya. Namun lika liku kehidupan yang tak mudah untuk dijalani membuat hati seorang Afrida harus tegar menjalani kehidupan. Ayah menjodohkan Afrida dengan teman semasa kuliahnya dahulu, hal itu membuat Afrida harus menerima takdir Tuhan. Afrida pun terus bersabar dengan ketetapan yang Tuhan pilihkan untuk hidupnya, sebelum ia menemukan sang mentari indah bersinar mengepakkan cahaya yang cerah dimasa depan. Selamat Membaca :)
VIEW MORE

Chapter 1 - Keluarga Impian

Pagi hari ayam berkokok saling bersahutan menandakan bahwa malam akan menjelang pagi. Udara yang dingin menyelimuti bumi yang membuat para manusia dibumi berlelap dengan suhu yang membuatnya nyaman itu jika berselimut. Berbeda dengan keluarga bapak Suharto, yanga mana tepat pukul 03.00 WIB keluarga bapak Suharto bangun lebih awal untuk melaksanakan sholat tahajud bersama-sama. Inilah yang dinamakan kebahagian dan keberkahan dalam keluarga, saling mengingatkan dan menasehati karena Allah Swt. Ayah bertugas untuk membangunkan anak-anaknya sedangkan ibu menata perlengkapan alat sholat dan Al-Quran diruang sholat. Afrida merupakan anak sulung yang memiliki 2 orang adik yaitu Keyla, Zahro dan Ziddan. Afrida harus mampu menjadi contoh untuk adik-adiknya dan harus mampu membantu orang tuanya dalam membimbing adik-adiknya. Anak-anak bangun dan langsung mengambil air wudhu untuk sholat tahajjud berjama'ah. Sungguh bahagianya memiliki keluarga yang saling mengingatkan karena Allah, yang selalu menjadikan Allah sebagai segala-galanya. Raka'at demi raka'at telah dilaksanakan, suara yang lirih memohon ampunan kepada Tuhannya yang menjadikan sholatnya tambah khusu', tetesan demi tetesan air mata tak terasa telah membasahi pipi dan dahi. Memohon maaf atas kesalahan yang telah diperbuat dan kekhilafan yang telah dilakukan kepada sang ilahi, membuat semakin nikmat ibadah sunnah pada bagi hari.

Tak terasa suara adzan mulai berkumandang dan terdengar sangat merdu. Bunda, Afrida dan kedua adik perempuannya bergegas mengerjakan sholat shubuh berjama'ah dirumah, sedangkan ayah dan adik laki-lakinya bergegas pergi menuju kemasjid dekat dengan rumahnya. Setelah selesai melaksanakan ibadah sholat shubuh, seperti biasa, Afrida dan para adik-adiknya menghafal Al-Quran. Masing-masing dari mereka menghafalkan Al-Quran sebanyak 2 warna atau 2 blok Al-Quran warna, jika di Al-Quran biasa yang sering kita baca sekitar 5-7 baris. Setelah selesai menghafalkan Al-Quran sebanyak 2 blok yang telah ditentukan masing-masing dari mereka menyetorkan hafalnya kepada Ayah, sedangkan bunda membantu menyimak muroja'ah dari anak-anaknya. Sungguh indah keluarga yang bernuansa Al-Quran, menciptakan kebaikan-kebaikan untuk menggapai Ridho Tuhan.

Waktu pun telah menunjukkan pukul 06.00 Wib, Bunda yang bergegas kedapur untuk membuatkan sarapan, Ayah yang bersiap-siap untuk bekerja di Kantor, Afrida dan para adik-adiknya bergegas bersiap-siap untuk menuju ke kampus dan ke sekolah.

Hari ini adalah hari pertama Afrida masuk kuliah disalah satu Universitas ternama, yakni Universitas Ahmad Dahlan yang terletak tak jauh dari rumah Afrida. Tentu, ini adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh dirinya. Seperti biasa, ia mengenakan baju gamis dan hijab syar'i seperti muslimah pada umumnya.

"Sudah siapkan semua anak-anak? Jika sudah mari kita sarapan bersama!" Ucap Bunda kepada anak-anaknya.

"Sudah Bunda!" Ucap Keyla dan Ziddan.

"Sebentar bunda, Afrida sepertinya lupa menaruh buku yang dibaca semalam Bunda!" ucap Afrida.

"Itu ada diruang tengah, Selamam kan kamu ketiduran saat baca buku diruang tengah!" Ucap bunda

"Eh iya, Afrida Lupa Bunda, terima kasih Bunda". ucap Afrida sambil tersenyum manja kepada bundanya.

"Sama-sama nak, yasudah sini kita sarapan bersama, biar tidak terlambat kekampusnya" Pinta Bunda kepada Afrida.

"Siap Bunda" Ucap Afrida dan bergegas menuju meja makan untuk bersarapan bersama.

Hidangan makanan kali ini nasi goreng terenak di dunia, tentunya karena Bunda yang memaasak makanannya hehe, tapi entah kenapa ya menurut Afrida masakan Bundanya jauh lebih enak dibandingan makanan Restoran dimana-mana, apa karena lidahnya sudah terlatih untuk makan-makanan hasil olahan bunda sehingganya membuat rasa dan aromanya tidak ada tandingannya? hemm, rasanya bunda adalah koki terhebat yang membuat lidahnya tak mampu coment soal rasa dan ciri khasnya.

Pagi ini langit sangat cerah sekali, matahari yang tampak indah menyinari keseluruhan sudut pemandangan disekitarnya, awan putih yang menyelimuti langit juga tampak putih dan enak dipandang oleh mata, hari ini membuat aku sangat bersyukur masih diberikan penglihatan untuk memandang keindahan alam yang Allah Swt ciptakan.

Ayah, Afrida dan kedua adiknya bergegas menuju mobil untuk berangkat kesekolah. Kebetulan letak kampus Afrida, dan sekolah Keyla dan Ziddan tidak jauh jangkauannya sehingga Ayah tidak kesulitan untuk mengantarkan mereka. Dirumah hanya ada Bunda bersama Zahro, seperti biasa Bunda melakukan rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga, yang memiliki kesibukan berberes dan bersih-bersih rumah sembari mengajak Zahro bermain. karena diumur Zahro yang masih 3 tahun merupakan masih aktif-aktifnya dalam perihal bermain.

Ayah telah sampai mengantarkan adik-adik kesekolah masing-masing, sekarang giliran Ayah mengantar Afrida menuju ke Kampusnya. Sekitar 3 menit akhirnya sampai, Afrida pun bergegas turun dan berpamitan kepada Ayahnya "Ayah, Afrida Kuliah dulu ya, Afrida minta doanya yah, agar dimudahkan dalam belajarnya dan diberikan banyak teman-teman baik nantinya, hehe!" Pinta Afrida kepada Ayahnya

"Iya nak, Selalu Ayah doakan tanpa kamu minta, yasudah belajar yang benar ya, jangan lupa minta juga dimudahkan oleh Allah, agar ilmu yang didapatkan nanti juga berkah, Aamiin" Ucap Ayah mendoakan Afrida.

"Aamiin Ya Allah, terima kasih ya Ayah!" Ucap Afrida

"Iya nak, Sama-Sama, ya sudah Ayah berangkat kerja dulu ya, Assalamualaikum Wr. Wb !" pamit Ayah kepada Afrida.

"Iya Ayah, Ayah hati-hati ya!" Ucap Afrida kepada Ayahnya

"Iya nak!" Ucap Ayah sembari meninggalkan Afrida.

Suasana Kampus hari ini begitu ramai, banyak teman-teman baru yang belum Afrida kenal.

"Oke Bismillah!" ucap Afrida dengan melangkah menuju keruangan yang telah ditentukan oleh panitia.

Dari sekian banyaknya ruangan, Afrida bingung dimana letak ruangan yang ingin ia dituju, dan memutuskan untuk bertanya kepada senior.

"Assalamualaikum Kak, Izin bertanya kak ruangan Gedung Syariah dimana ya Kak?" Ucap Afrida dengan nada lembut dan memberikan senyuman manisnya.

"Wa'alaikumussalam, oh iya dek, nanti kamu lurus aja ya dari sini, kemudian belok kanan, bangunan warna hijau didekat pohon jambu itu gedungnya" Ucap Kakak senior

"Oalah iya kak, terima kasih ya kak infonya, Assalamualaikum" Ucap Afrida sambil tersenyum kepada Kakak senior.

"Iya dek, sama-sama!" jawab Kakak senior tadi.

Setelah beberapa menit Afrida mencari ruangan yang ia tuju, akhirnya ia pun menemukannya. Rupanya acara hampir dimulai dan Afrida bergegas mencari bangku yang kosong untuk diduduki. Kebetulan kursi yang kosong hanya tinggal 1 dan hanya tersisa di depan,

"It's oke, ini bukan hal yang buruk Afrida, tetaplah bersikap tenang dan santai" Ucap Afrida dengan memejamkan mata dan tersenyum menghela nafas.

Akhirnya Afrida pun menduduki kursi paling depan, Alhamdulillah teman samping kanan dan kirinya mengajaknya berkenalan dan terlihat ramah.

"Assalamualaikum, hai nama aku Salma Qonita, bisa dipanggil Salma, salam kenal yah!" Ucap Salma Sembari menyodorkan tangannya.

"Wa'alaikumussalam Wr Wb, Hai juga, Aku Afrida Aisyah Az-Zahra, bisa dipanggil Afrida, salam kenal juga ya" ucap Afrida sambil tersenyum dan menyodorkan tangannya pula.

"Hai, Kenalin aku Dinda Syifa Izzani, bisa dipanggil Syifa, salam kenal ya Afrida!" Ucap Syifa sembari tersenyum dan menyodorkan tangannya untuk berkenalan.

"Hai juga, salam kenal juga yah" Ucap Afrida dan menyodorkan tangannya.

Suara cek sound pun sudah terdengar disumber suara, dapat dipastikan bahwa acara akan segera dimulai. Terlihat ada seorang Kaka senior yang masuk menuju ruangan.

"Astagfirullahaladzim" Ucap Afrida dengan menutupi wajahnya dengan buku ditangannya.

"Ada apa Afrida?" Tanya Salma penasaran

"Em em tidak apa-apa Salma" jawab Afrida menimpali pertanyaan Salma

"Ya Allah, kenapa dunia ini sempit sekali, bertemu dengan orang yang pernah aku cintai dan aku tinggalkan ia karena-Mu ya Rabb" Ucap Afrida sambil memohon pertolongan kepada Allah Swt.

Muhammad Hafidz Imron namanya, lelaki baik hati, humble, frendly dan juga ketampanannya menjadikan wanita yang melihatnya menjadi suka. Ia adalah seseorang yang pernah pernah singgah dihati Afrida. meskipun, mereka tidak pernah berpacaran, hanya saja sama-sama saling menyimpan rasa. Jarak usia di antara mereka sekitar 2 tahun, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk mereka saling jatuh cinta.

Afrida perlahan-lahan membuka wajah cantiknya dan bersikap biasa saja, seperti orang yang belum pernah bertemu. Ia berharap Hafidz tidak mengenalinya.

Ketika acara dimulai, ternyata Hafidz adalah ketua BEM di kampusnya, wajahnya yang tampan, gagah dan jiwa kepemimpinannya yang semestinya diacungi jempol. Dulu juga ia menjabat sebagai ketua osis dan Afrida pun menjadi wakilnya, sudah pasti mereka sering bertemu, rapat dalam satu forum, sehingga tak mungkin Afrida melupakan kenangan-kenangan bersama Hafidz saat SMP beberapa tahun lalu.

Ketika Hafidz diberikan kesempatan untuk berbicara, ia pun berjalan kedepan untuk menyapa para mahasiswa baru dan memperkenalkan dirinya.

"Hai, Assalamualaikum Wr. Wb, Perkenalkan nama saya Muhammad Hafidz Imron, Jurusan Ekonomi Syariah, semester 5, Saya adalah ketua BEM di Universitas Ahmad Dahlan ini". Ucap Hafidz dengan semangat dan memberikan senyuman kepada audiens.

Seketika, pandangan Hafidz tertuju kepada satu audiens, yapss, dia adalah Afrida, seorang wanita sholehah dan juga hafidz Quran yang pernah ia sayangi beberapa tahun lalu hingga kini masih membekas dalam hatinya.

~ BERSAMBUNG ~