Bismillahirrahmanirrahim
Tetapan Hafidz tertuju pada satu titik, ia benar sekali. Titik itu adalah gadis cantik jelita nan sholehah yaitu Afrida. Seketika Hafidz terdiam dan tak mampu berkata apa-apa, hingga akhirnya ia menyudahi bicaranya di depan dan memilih untuk duluk kembali pada kursi yang telah disediakan.
Afrida yang tak tau harus berbuat apa ketika bertemu dengan sang pujaan hatinya dimasa lalu, ia pun tak berani menoleh ke arah Hafidz. Ia memilih untuk menundukan pandangannya dan tetap menjaga hatinya untuk tidak berfikiran tentang hafidz.
Sepanjang acara tersebut diselenggarakan perasaan Hafidz menjadi tak karuan. Bagaimana bisa tenang, Allah pertemukan kembali ia kepada masalalunya yang sangat ia sayangi, padahal sulit untuk Hafidz melupakan Afrida. Tak terasa sudah 2 jam acara tersebut dilaksanakan, dan ada pemberitahuan terakhir dari kakak senior bahwa mahasiswa baru selama 3 hari kedepan akan melaksanakan OSPEK yakni (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) yang mana para mahasiswa baru diharapkan membawa perlengkapan yang telah diinformasikan kepada kakak senior.
Waktu telah menunjukan pukul 11.30 WIB, dan acara telah selesai, mahasiswa baru sudah diperkenankan untuk meninggalkan ruangan. Afrida yang masih berada diruangan itu bergegas berpamitan kepada ketua teman barunya, namun Syifa ingin berbicara kepadanya.
"Afridaaa, tunggu...!" Ucap Syifa berteriak
Afrida pun menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Syifa
"Iya Syifa, ada apa"?. sahut Afrida penasaran
"Hehe, tidak apa-apa Afrida, Aku dan Salma hanya ingin berkenalan denganmu lebih dalam, bisakah kita ngobrol-ngobrol dikantin"? jawab Salma sambil memohon kepada Afrida.
Afrida pun tak mampu menolak permintaan teman barunya itu, tanpa menunggu lama Afrida pun mengiyakan permintaan Syifa dan Salma. Sedangkan terlihat di sudut ruangan itu, ada Hafidz yang sedang memperhatikan Afrida dengan seksama. Mengetahui hal itu Afrida pun bergegas keluar dari ruangan dan menuju kekantin bersama teman-temannya.
Suasana Kantin begitu ramai, banyak Kakak-kakak senior dan juga mahasiswa baru disana. Diantara mereka ada yang berdiskusi ditemani dengan secangkir kopi yang mempu membuat suasana menjadi lebih santai, ada juga mereka yang mengerjakan tugas dengan ditemani tumpukan tugas, buku berserakan dimana-mana, dan ada juga yang saling bersenda gurau hanya untuk menikmati makanan dikantin dan mengisi kekosongan waktu luang mereka. Afrida dan teman-temannya pun bercerita tentang profil mereka masing-masing dan tak terasa adzan dzuhur pun berkumandang, mereka segera menyudahi percakapan mereka dan bergegas menuju masjid kampus untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah.
.
Setelah selesai sholat berjamaah, merekapun berniatan untuk pulang kerumah.
"Salma, Syifa, Aku pulang dulu ya, sampai bertemu esok! oiyaa, catat nomor handpone aku, nanti kita sambung cerita kita melalui WhatsApp!" pinta Afrida kepada teman-temannya.
"Okey, berapa nomornya?" sahut Salma sambil mengeluarkan ponselnya.
"08232534xxxx" Ucap Afrida mendekte nomornya
"Oke, sudah, sampai ketemu besok ya Afrida, daa!" kata Syifa sambil melambai-lambaikan tangannya.
"Siap, Aku duluan ya, Assalamualaikum Wr Wb!" Pamit Afrida kepada teman-temannya.
.
Langkah demi langkah telah Afrida dapati, dinikmati dengan seksama, pemandangan yang indah dikampus yang ia singgahi untuk belajar pun sangat menyejukkan mata, dedaunan yang hijau membuat cantik alam sekitar dan juga taman-taman kecil disekitarnya menjadikan seperti tempat wisata sesungguhnya.
.
Kali ini ia pulang naik taxi online, karena Ayah tentu saja belum pulang dari kantor tempatnya bekerja. Sembari memesan taxi online, Afrida pun membuka Al-Quran dan berniat untuk memurojaah hafalan yang ia miliki. Ayat demi ayat ia lantunkan dengan suara yang sangat merdu dan tartil, tumbuh-tumbuhan dan makhluk ciptaan Allah pun senantiasa ikut berdzikir dengan lantunan Al-Quran yang Afrida bacakan.
Diujung gerbang keluar Hafidz tampak sedang memperhatikan Afrida dari kejauhan, ia sangat ingin menyapa Afrida, namun ia canggung dan malu untuk mengawalinya, ia takut kalau Afrida akan menghindar dan tak ingin berbicara dengannya. Tetapi jika tidak coba, rasa penasarannya dengan Afrida semakin menjadi-jadi, setelah sekian purnama bahkan berkali-kali gerhana ia pun tak mendapati kabar dari Afrida. Akhirnya Hafidz mengambil keputusan untuk menghampiri Afrida.
Tuk... tuk... tuk... suara hentakan kaki Hafidz menghampiri Afrida.
"Assalamualaikum Afrida" Sapa Hafidz kepada Afrida.
"Waalaikumussalam Wr. Wb" Balas Afrida
Sungguh, detak jantung Afrida semakin keras dan kencang.
"Bolehkah saya duduk disebelahmu Afrida?" Tanya Hafidz kepada Afrida
"Mohon Maaf kak Hafidz, ada perlu apa ya?" Jawab Afrida dengan Cetus berusaha menghindar
"Aku hanya ingin mengetahui kabarmu sekarang" Ucap Hafidz dengan nada lembut.
"Seperti yang kaka lihat sekarang, Alhamdulillah aku baik-baik saja" jawab Afrida menimpali pertanyaan Hafidz.
"Jadi saya tidak diizinkan untuk duduk disampingmu nih?" tanya Hafidz.
Tin... Tiin... Akhirnya taxi online yang telah dipesan oleh Afrida pun akhirnya datang. Dan Afrida pun bersyukur dapat menghindar dari Hafidz dan dapat dijadikan alasan untuk hal itu.
"Mohon maaf kak, taxi online saya sudah datang, saya pulang dulu, Assalamualaikum" jawab Afrida dengan nada tegas.
"Iya Rida, Wa'alaikumussalam Wr. Wb" Jawab Hafidz dengan melemparkan senyuman kepada Afrida.
Afrida pun langsung bergegas menuju taxi online yang telah dipesan olehnya. Pesaannya menjadi tidak karuan, Bagaimana tidak? ia bertemu dan berhadapan dengan orang yang beberapa tahun lalu pernah singgah dihatinya, meskipun hanya sekedar teman spesial yang sama-sama memiliki perasaan namun tak pernah tersampaikan.
Hatinya pun berkecamuk, pikirannya berusaha ia alihkan supaya tidak terbayang-bayang wajah Hafidz yang tampan dan menawan.
.
Setelah 15 menit kemudian, Afrida pun sampai dirumah. Ia disambut oleh Bunda dan Zahro. Afrida segera turun dari taxi online, kemudian mengucapkan salam dan mencium punggung tangan kanan ibu dan juga mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Zahro.
"Segera ganti baju ya nak, Ibu sudah masak makanan kesukaan kamu" pinta Bunda kepada Afrida sambil bermain bersama Zahro
"Siap Bunda, Keyla sama Ziddan sudah pulang Bunda?" Tanya Afrida sambil menenteng tas menuju kekamar.
"Sudah nak, Oiya sekalian panggilkan mereka untuk makan siang ya" jawab bunda menimpali pertanyaan Afrida.
"Okhay Bunda" Jawab Afrida sambil manaiki tangga.
.
Afrida yang segera mengganti pakaian dan merapihkan tasnya bergegas memanggil Keyla dan Ziddan untuk menuju ke meja makan. Waktu pun terus berjalan, dalam waktu 15 menit mereka telah menyelesaikan makan siang. Setelah selesai makan, masing-masing dari mereka bergegas menuju keruang sholat, untuk menghafal atau murojaah Al-Quran.
Afrida merupakan anak pertama, maka sudah menjadi kewajiban untuk memberikan sikap teladan. Ia pun memandu para adik-adiknya dan membantu menyimak hafalan yang telah dihafalkan ketika Ayah dan Bunda tidak dapat menemani mereka bersama Al-Quran. Afrida telah menghafalkan Al-Quran mutqin 30 Juz sejak ia duduk dibangku SMA dengan predikat Mumtaz, dan juga lulusan pondok pesantren ternama sehingganya tidak dapat diragukan lagi prestasinya dalam menghafalkan Al-Quran, bahkan ia telah beberapa kali memenangkan lomba MTQ tingkat Kabupaten dan Provinsi. Yang lebih kerennya lagi, ia masuk Universitas dengan jalur beasiswa Tahfidz.
.
Setelah menyelesaikan kewajiban mereka dalam menghafal Al-Quran, mereka kembali ke kamar masing-masing untuk tidur siang.
Afrida pun kembali kekamar untuk merebahkan tubuhnya. Baru beberapa menit ia pun mendapati ponselnya berbunyi. Ternyata nomor baru, Afrida pun beranggapan bahwa itu adalah Salma atau Syifa.
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" ucap suara lelaki.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh, Mohon maaf anda siapa ya?" jawab Afrida dengan rasa penasaran
"Hai Afrida, Kamu tidak mengenali suaraku kah?, Aku Hafidz, kakak senior kamu dikampus" ucap lelaki tersebut.
"Dari mana mendapat nomor handphoneku? dari Salma atau Syifa?" ucapan tegas dari Afrida.
"Bukan, dari absensi peserta mahasiswa baru" jawabnya dengan sambil meringis..
Mengetahui bahwa Hafidz yang menghubunginya Afrida pun cemas dan takut akan perasaan yang dulu bertumbuh lagi, sehingganya iya menyudahi pembicaraan mereka.
"Mohon maaf saya sedang tidak bisa diganggu, Assalamualaikum Wr. Wb" pernyataan Afrida kepada Hafidz sambil mematikan panggilannya.
"Ta tapi Rida, Waalaikumussalam Wr Wb" ucapan Hafidz seolah-oleh tidak ingin menyudahi percakapannya sambil bermuka masam
Tuuut Tuuut Tuuut....
Afrida pun mematikan telepon tanpa berpamitan
-BERSAMBUNG-