Chereads / Kisah Cinta dan Luka Afrida / Chapter 6 - Dear Afrida

Chapter 6 - Dear Afrida

Bismillahirrahmanirrahim

Waktu pun telah menunjukkan pukul 03.00 WI, Alarm yang terletak di atas meja terdengar sangat keras. Afrida pun terbangun dan jarinya segera menjamah alarm yang sedari tadi berbunyi. Ia masih tidak berdaya di atas kasur, dan berusaha membuka matanya yang berat, karena semalaman ia menangis dan langsung terlelap dalam tidurnya.

"Afrida, sudah bangun nak?" Tanya Ayah sembari mengetuk pintu kamar Afrida.

" Sudah Ayah" jawab Afrida lesu.

"Ayo nak, sholat tahajjud bersama, kami tunggu diruang sholat ya?" ujar Ayah dibalik pintu kamar Afrida.

"Afrida izin untuk sholat tahajjud sendiri ya Ayah" kata Afrida

"Yasudah nak, tidak apa-apa" ujar Ayah sembari meninggalkan bilik kamar Afrida.

Afrida pun bergegas mengambil air wudhu untuk kemudian sholat tahajjud, kali ini ia sengaja sholat malam sendiri, dikarena ia ingin pula beristighoroh atas dua pilihan yang sedang dihadapinya itu.

Rakaat demi rakaat pun ia jalani, Afrida pun menangis atas apa yang ia alami saat ini, ia mengadu kepada Tuhan, dan memohon solusi terbaik yang Allah pilihkan serta memohon agar hatinya ditangguhkan atas pilihan Tuhan.

Air mata Afrida pun tak berhenti-henti berlinang, teringat kejadian saat Ayah seperti sangat berharap aku mau menerima perjodohan itu. Tiba tiba ia teringat sebuah surat yang diberikan Hafidz ketika Afrida hendak pulang. Ia pun segera mengambil surat itu yang ia taruh dilaci tempat penyimpanan.

Ketika ia telah mendapati surat itu, ia pun membukanya secara perlahan-lahan, sambil bergumam "Bismillahirrahmanirrahim", dan berlahan membaca surat dari Hafidz.

-Surat Cinta Untuk Afrida-

Dear Afrida

Assalamualaikum Wr. Wb.

Hai Afrida, Semoga kamu baik baik saja dan selalu dalam lindungan Allah Swt yah!

Mohon maaf, jika aku lancang menyuratimu. ini ada suatu bentuk penganggum rahasiamu, yang sedari dulu belum mampu melupakan mu dan masih tetap mendoakanmu dalam diamku.

Setelah sekian lama kita tidak bertemu, tidak saling berkomunikasi dan bahkan kamu telah memblokir semua sosial media aku. Tapi tak apa, Aku tau itu semua adalah sebuah wujud penjagaan kamu terhadap dirimu sendiri agar kamu tidak lagi memikirkan apa yang belum menjadi hakmu kan?.

Kalau boleh aku jujur, sejauh ini aku masih menyimpan perasaan yang sama seperti dulu Afrida. Aku tau ini belum saatnya aku berbicara kepadamu dan belum tentu juga perasaanmu masih sama seperti aku. Namun tak apa, Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang aku rasakan bertahun tahun lamanya aku pendam.

Dulu kamu sering bilang, bahwa tidak ada kejadian dimuka bumi ini melainkan atas izin Allah Swt, bahkan daun yang berguguran pun jatuh atas kehendak-Nya. Dari situ aku selalu berdoa, agar Allah Swt izinkan engkau menjadi takdirku dimasa depan.

Terima kasih Afrida telah melukiskan kenangan indah dimasa lalu, aku harap kamu adalah masa depanku dan aku akan terus berdoa akan hal itu. Aku izin meminjam namamu untuk aku sebut dalam doa doa disepertiga malamku yah, semoga jika Allah tidak izinkan kita bersama didunia, Allah akan menyatukan kita berdua di surga-Nya.

Dalam setiap kegelapan akan ada sebuah cahaya

Dalam setiap kesusahan akan ada kemudahan

Dalam setiap kejelekan akan ada keindahan

Dalam setiap cinta yang ditorehkan semoga akan ada balasan dan harapa dimasa depan.

Tunggu aku Afrida, meskipun aku tak mampu menggapaimu sekarang, aku akan tetap terus berusaha. Jaga dirimu baik-baik ya, hingga aku mampu meminangmu dikemudian hari dan akan ku jadikan engkau sebagai permaisuri agar engkau pun selalu bahagia.

Aku akan senantiasa memperbaiki diriku Afrida, akan aku tingkatkan ketaqwaanku dan ketaatanku kepada Allah Swt, aku berharap semoga kita diberikan takdir terindah dimasa depan. Anna uhibbuki Fillah Afrida :)

By : Muhammad Hafidz Alimron

Air mata pun tumpah kembali, tetesan demi tetesan kembali membasahi pipi Afrida. Bagaimana tidak, Hafidz adalah cinta pertama Afrida, ia baru saja mengatakan cintanya. Namun sayang mengapa ia hanya mengatakan cinta, tidak langsung datang kerumah untuk menemui kedua orang tuaku.

Dalam hatinya ia berkata " Tentu saja, aku juga masih sama Kak Hafidz, masih mencintaimu seperti dulu, namun aku tak mau jika harus menyimpan perasaan ini lebih dalam, maka aku putuskan untuk tidak mencari tahu tentangmu. Aku ingin hubunganku dengan Allah menjadi lebih baik dan aku tak mampu untuk menyebutmu dalam doa-doaku, karena aku tau jika aku terus menerus berharap dan berdoa agar dijodohkan denganmu, begitu lancangnya aku sangat sok tahu jika pilihanku lebih baik dibandingkan pilihan Rabbku".

Setelah beberapa jam lalu ia menangis, kini ia berusaha untuk bersikap tenang, Afrida sedang berusaha menyerahkan seluruh hidupnya kepada Allah. "Keikhlasan adalah kunci dari kebahagian, maka dari itu kamu juga berhak bahagia Afrida, meskipun jalan yang engkau tempuh seperti batu karang yang senantisa diombang ambingkan ombak, namun kamu harus tetap tegar ya" gumamnya dengan menghadap kecermin menyemangati dirinya.

"Allahu Akbar Allahu Akbar"

"Allahu Akbar Allahu Akbar"

Terdengar suara Adzan yang terdengar ditelinga Afrida, membuatnya bergegas menuju kekamar mandi untuk berwudhu kembali, lalu menunaikan ibadah sholat qobliyah Shubuh dan kemudian keruang sholat untuk berjama'ah bersama Bunda dan para adik-adiknya.

**********

"Kak Afrida, tadi kenapa tidak ikut sholat jama'ah tahajud bareng kita?" Ujar Keyla kepada kakakanya.

"Tidak apa-apa dik, tadi kakak sedang ingin sholat sendiri saja hehe" Jawab Afrida sembari tersenyum.

"Kakak abis nangis ya kak, kok mata kaka kayak bengkak gitu?" balas keyla menimpali jawaban dari kakaknya.

"Hehe, kaka hanya kecapean saja dek, makanya matanya bengkak begini" Ujar Afrida sembari mengedipkan kedua matanya.

"Hehe sudah yuk kita sholat Shubuh dulu, nanti takutnya sudah tidak masuk waktu shubuh loh, hehe" balas bunda menimpali percakapan kedua anaknya.

Setelah selesai melaksanakan sholat Shubuh berjama'ah, Afrida dan adik-adiknya saling menyimak hafalan mereka. Ayah dan Bunda hari ini ada keperluan diluar, sehingga tidak bisa menyimak hafalan adik adik. Selepas menyelesaikan hafalan, mereka segera bersiap-siap untuk menuju kesekolah. Karena Ayah dan Bunda hari ini pergi, kami berangkat sekolah dengan taxi online.

Sebelum berangkat kesekolah kami pun sarapan terlebih dahulu, hari ini Bunda hanya masak nasi goreng tanpa lauk, sehingga aku harus menggoreng telur untuk penyempurna makan lagi hari ini, Afrida pun menuju kedapur untuk menggorengkan lauk untuk adik adiknya.

"Astagfirullah, hampir saja gosong, karena beban pikiran ini terlalu berat jadi aku gampang tidak fokus sekarang, Allah ampunilah aku yang kurang mensyukuri nikmat dari-Mu" gumam Afrida sembari mengangkat telur yang hampir gosong.

Waktu telah menunjukkan pukul 07.00, mereka pun makan bersama-sama dan langsung bergegas menuju kesekolah. Afrida yang terlihat kurang bersemangat hari ini keluar dari taxi online yang ditumpanginya, kemudian disambut oleh kedua teman karibnya yakni Salma dan Syifa.

"Assalamualaikum Afridaa cantik" sapa Syifa dengan mencubit gemas pipi Afrida.

"Wa'alaikumussalam Wr. Wb" jawab Afrida sambil tersenyum.

"Afrida, keliatannya kamu abis nangis ya? soalnya keliatan sembab gitu mata kamu" ucap Salma sambil mengoyak tubuh Afrida.

"Tidak kenapa-kenapa kok, semalam ada problem dikit, tapi aku aja yang terlalu baper, jadi ya gini hehe" sanggah Afrida bersikap biasa saja.

"Beneran nih ngga papa? kalau kamu ada apa apa boleh kok curhat sama kiga, barangkali kita bisa ngasih solusi" ucap Salma kepada sahabatnya Afrida.

"Siap ciwi-ciwi aku, tapi aku sekarang nggak papa kok" pembelaan Afrida terhadap dirinya.

"Yasudah, ayok kita menuju gedung Fakultas" Ucap Syifa kepada kedua sahabatnya.

"Hayukk" Sahut Afrida dan juga Salma.

-BERSAMBUNG-