"A-aku.."
"Ayah!!"
"Y-yoshino.." Seorang balita kecil terlihat riang memanggil sang ayah, serta seorang wanita yang menatap cemas pada pria itu.
"Master.. mereka.."
Akiyama mendekati 2 sosok perempuan yang berada tidak jauh dari tempatnya berada, ia menjelaskan apa yang terjadi pada wanita yang sepertinya dia adalah istri dari perampok itu, "T-tidak mungkin, setauku, Nagai-san adalah orang baik, tidak mungkin dia merampok bukan?" Dia mencoba membela pria bernama Nagai itu, namun tetap saja, bukti sudah menjelaskannya, tak perlu banyak bicara lagi. Namun Akiyama sangat memikirkan perasaan Anak dan Istrinya, "Sekali lagi aku minta maaf, suami anda akan dibawa ke kantor kepolisian, setelah itu, jika ia terbukti bersalah, maka ia akan diberi hukuman."
Meski begitu, hukuman yang akan diberikan hanyalah kurungan setidaknya 5 bulan-1 tahun saja.
"Aku... tak bisa menyangkalnya.. namun izinkan aku untuk berbicara dengan suamiku, kumohon." Akiyama tersenyum dan mempersilakan wanita itu, sementara gadis kecil yang tak mengerti apapun itu hanya menarik pelan pakaian Akiyama dengan senyuman lebarnya. "Kakak, Ayah kenapa?"
'Aku merasa kasihan pada anak ini, apa yang harus kukatakan padanya?' Batin Akiyama, ia merasa kebingungan, namun sepertinya ia harus berbohong, mana mungkin ia tega mengatakan kalau ayah dari gadis ini adalah seorang penjahat bukan? "Etto..."
"Dia ayahmu ya? Ha, Ayahmu sedang bermain-main, kamu tak perlu cemas oke?" Haru berjalan dengan senyuman lembutnya dan mengelus pucuk kepala gadis kecil itu, 'Haru.. Syukurlah, dia sudah belajar.'
***
Misi hari ini selesai, Haru dan Akiyama telah berada dirumah mereka. Malam hari telah tiba, tidak seperti biasanya, kali ini Haru meminta untuk Akiyama yang memasak, bukan dia. 'Mungkin Haru lelah.' Batin Akiyama, ia memasak menu kesukaan Haru, benar, Tempura. Sesuatu yang dilapisi dengan tepung.
"Apa sih maksudnya? Ini teka-teki ya? Haru benar benar tidak paham." Haruka menatap ponselnya dengan tatapan bingungnya, dalam game yang ia mainkan terdapat sebuah event yang membingungkan, bahkan sampai membuat Haru lupa waktu dan meminta Akiyama untuk memasak. "Haru, makanannya sudah siap lho, sini makan dulu." Akiyama menghidangkan beberapa menu tambahan di meja makan.
"Wah! Tempura!!!" Haruka menyimpan ponselnya dan menghampiri Akiyama yang tengah menyiapkan kursi, "M-Master.. maaf ya malah membuat master repot.. Haru bermain sampai lupa waktu.."
'Game ya, tidak ada salahnya sih, gadis ini tak boleh terlalu fokus bekerja, setidaknya dia juga bisa merasa lelah.'
'Tak apa bukan? Kamu juga harus beristirahat." Akiyam tersenyum dan duduk di kursi yang baru saja ia siapkan tadi.
***
"Begitu, Baik, akan kami laksanakan." Sambungan terputus, Akiyama melihat ke jendela sebelum akhirnya ia membangunkan Haru yang tertidur sambil memeluk tangan kanan milik Akiyama, "Misi mendadak..? Mengapa begitu master..?"
"Aku juga tidak tau, tapi katanya orang-orang di sekitar kota tiba-tiba berprilaku aneh, kita harus mengeceknya." Akiyama turun dari tempat tidurnya dengan wajah kesal dan menyalakan lampu, begitupula dengan Haru, "Haru, ganti pakaianmu."
"Baik, master, Haru sudah mengerti kok, masa Haru pakai baju tidur, hehe." Ujarnya sambil membuka satu persatu kancing pakaiannya dihadapan Akiyama, "Oh ada yang lupa, tolong ambilkan jaketku." Haru mengambil jaket abu-abu yang ada di atas ranjang dan memberikannya pada Akiyama, "Yaay! Couple!!" Senangnya ketika ia memakai jaketnya, "kamu sangat suka memakai celana pendek ya, aku tak mau ada orang yang berbuat mesum pada Haru kesayanganku ini tau."
"Tenang saja master, jika ada orang mesum, maka Haru akan menginjak ehm nya, lagipula memakai celana pendek memudahkan Haru untuk bergerak ketika bertarung." Haru memeluk tangan Akiyama menandakan kalau dia memohon,"Iya iya, ayo kita harus bergegas." Akiyama berjalan menggandeng tangan Haru sampai kedalam mobil mewahnya.
"Haru, menurutmu ada apa yang terjadi di sekitar kita?"
"Jika semua orang bertindak aneh, maka Haru yakin, ini adalah ulah manusia modifikasi, mereka yang bisa memanipulasi pikiran manusia yang tengah lengah, pasti ada." Haru menatap serius ke depan, melihat orang-orang yang menjerit-jerit tidak jelas, berkelahi dan banyak hal-hal aneh lainnya. "Akiyama, syukurlah kau datang, akan kujelaskan langsung, ini adalah ulah Planta yang bisa memanipulasi tumbuhan yang dimakan, namun ada yang kebal akan reaksi nya, seperti kita." Tiba-tiba Akira datang dan menjelaskan, sepertinya dugaan Haru benar, meskipun tidak sepenuhnya benar.
Intinya, Planta adalah manusia modifikasi yang memiliki kemampuan memanipulasi tumbuhan, "Planta ya, lawan yang merepotkan."
"Kakak.. hehehe.. kakak mencintaiku.. jika iya.. kemarilah.."
"Yin."
"Seperti yang kau lihat, Yin juga terkena dampaknya, ia tak bisa berpikir jernih, karena itulah aku mengekangnya disana, abaikan dulu dia,Rika sedang memanggil tim medis." Akira tidak membawa katana nya karena ia merasa senjata masih belum diperlukan.
***
"Mari kita lihat, apakah mereka adalah orang yang merusak markas itu?"
Seorang pria dengan tongkat aneh ditangannya tersenyum, kedua pupil mata yang berwarna hijaunya menyala. Getaran kecil terjadi dan tumbuhan-tumbuhan mulai tumbuh di sembarang tempat. "Nah, tunjukan padaku, wahai teman!!"
KRAAAAKKHH!!!
Sosok aneh muncul dari buah tumbuhan itu dan berlari kearah Akiyama yang tengah lelah, "Ap-"
"MASTER!!"
Haru menendang kepala makhluk aneh itu dengan kaki kanannya dan segera memeluk Akiyama, "Kau oke Haru?!"
"M-makhluk apa itu..?"
"Ulahnya lagi, Code name: Planta, keluarlah!" Ini adalah kali pertamanya mereka menghadapi sosok aneh yang mengerikan ini, "Sepertinya Planta memanipulasi tanaman sehingga tanaman itu berubah menjadi monster dan spesies baru, ini tak bisa dibiarkan, segera cari keberadaan planta dimanapun ia berada, temukan dan bunuh!"
Akiyama berlari mendekati warga yang tengah berkelahi karena mereka masih dalam pengaruh Planta, "Percuma, kita harus mencari penawarnya!"
"Kakak.."
"Yin?! Bagaimana keadaanmu?"
"Buruk, Yin tak bisa mengendalikan diri, Yin ingin tidur tapi tubuh Yin bergerak sendiri dan mencoba menyerang Kak Rika.."
Yin tersenyum kecil dengan tatapan sendu, "Ayahku akan mencarikan penawarnya dengan segera, tenang saja oke?"
"Segera tutup jalur keluar masuk kota ini! Jangan sampai penyebaran wabah ini meluas!"
Kondisi di sekitar Shibuya benar-benar menjadi sangat tegang, ditambah kehadiran monster aneh yang jumlahnya tak sedikit membuat ketegangan semakin menjadi. "Akiyama! Hiraukan mereka yang berkelahi! Prioritaskan menghancurkan tumbuhan berlari ini! Jika dibiarkan mereka akan menghancurkan kota ini!"
"B-Baik bibi! Haru! Berhati-hatilah!"
"Dimengerti, Master! Mereka benar-benar mengerikan, ketika melihat wajah jelek mereka, Haru ingin menangis, tapi daripada menangis, bukannya lebih baik menghajar?!"
DAR!!
Haru menembak kepala dari sosok itu, Tanpa mereka sadari, tumbuhan kini merambat di bangunan-bangunan, ini benar-benar gawat.
"Kapten Akira! Kami tidak bisa mendeteksi reaksi dari Manusia Modifikasi, semua monster yang berlarian terdeteksi sebagai manusia modifikasi, tidak ada cara lain!"
"M-mereka terdeteksi.. jangan bercanda.. PLANTA!!"
BERSAMBUNG