"Ketika mencapai Overheat, Uzi ini akan menembakan laser yang lebih kuat, freya benar-benar bisa diandalkan, nah, selanjutnya, kita pergi ke lokasi Tuan Akiyama."
"Location found, go to location."
Ketika motor itu melaju dengan kecepatan tinggi, Rika menyempatkan diri untuk menembaki para monster yang menghadangnya. "Freya, Ciptakan senjata pada kedaraan dan tembaki para monster."
"Understood, invent automatic weapons, start shooting." Bukannya senjata yag menempel pada kendaraan, sistem bernama Freya itu malah menciptakan meriam laser yang mana meriam itu dikendalikan oleh drone sehingga dapat menembak dari udara dan tak mengganggu pergerakan motor yang dikendarai oleh Rika. "Bertahanlah sebentar lagi, Tuan Akiyama, kak Haru."
Dia melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, sesekali ia menembaki monster yang menghadangnya dengan menggunakan Uzi yang mana senjata itu sudah dimodifikasi sehingga tidak menggunakan peluru timah melainkan menggunakan peluru energi yang mana itu sangat menguntungkan baginya karena peluru energi tidak perlu melakukan reload melainkan Charging Energi yang membutuhkan waktu sedikit dan tak merepotkan.
***
"Hat!!" Haru menendang monster tumbuhan yang mencoba menerobos, "Andai saja ada Senapan Petir, aku takkan kerepotan seperti ini." Akiyama menembaki inti monster itu dengan menggunakan senapannya,
DAR
DAR
DAR
"Biar ku bantu! Freya, ciptakan Mecha untuk membasmi para monster itu, lalu ciptakan replika dari Senapan Petir untuk Tuan Akiyama!" Rika tiba tiba datang dengan Mecha yang ia kendarai, memang sebelumnya yang ia kendarai bukanlah Mecha melainkan motor besar, namun kini berubah menjadi sebuah Mecha. "Understood, created 10 destroying Mechas, creation completed, next, created a replica of the legendary Weapon : Lightning rifle, creating, please wait a moment, creation complete.'
Sebuah senapan yang 99,9% mirip dengan senapan legendaris 'Lightning Rifle' itu terbentuuk dan diberikan oleh Rika pada Akiyama, "Ini hanyalah replika, kekuatannya tak terlalu besar, berbeda dengan versi aslinya, namun ini masih bisa digunakan." Ujarnya sambil kembali mengambil Uzi kembarnya yang sebelumnya ia simpan di pinggang kecilnya. "Ini sudah cukup, selama bisa dipakai untuk pertarungan 2 jarak, sama sekali tidak masalah bagiku." Akiyama menggunakan metode pikiran untuk mengubah senapan itu menjadi sebuah pedang besar, "Ayo!"
Tanpa banyak bicara, ia segera berlari menuju kerumunan para monster yang sudah mulai familiar di pandangan mereka semua, "Haru, lakukan dengan benar, jangan mempermalukanku!"
"Tentu master!" Haru menghajar para monster dengan tendangan dan tembakan pistolnya, namun semakin banyak mereka dihabisi, maka mereka semakin bertambah banyak, satu-satunya cara untuk mengalahkan mereka hanyalah, "Dengan mencari biangkerok ini semua."
***
"Percuma, manusia, kalian semua takkan bisa menghadapi penghakiman ini, seberapa kuat dan seberapa hebatnya kalian, kalian takkan bisa menghadapi semua ini, takkan bisa, karena dunia ini sudah rusak!"
"HAA!!!"
Akiyama terus menebas para monster itu dengan pedangnya yang memancarkan cahaya merah dengan bara api yang membara di bilah pedangnya, "Meskipun ini semua sia-sia, bukan berarti kami harus menyerah begitu saja!"
Ujarnya seolah-olah menjawab ucapan dari Planta, "Dunia ini memang busuk, namun, tak ada yang menyangkal kalau dunia ini juga sangatlah indah! Keindahannya adalah alasan kami semua bertempur, semua orang selalu mengatakan kalau kita jangan pernah menyerah, pertempuran ini akan menjadi awal yang baru bagi kami semua, BAGI UMAT MANUSIA!!"
BRAK!!
Ia menebas secara horizontal, membuat energi panas yang ada dalam pedangnya terhempas dan menerbangkan sebagian dari para monster dan bangunan-bangunan yang sudah kosong.
TAP
Ia mendarat diatas puing-puing bangunan, dengan pedang besarnya yang ia tancapkan, "Planta, apapun yang kamu lakukan, itu semua takkan bisa mengubah kenyataan kalau kami, umat manusia selalu menang, kami saling bahu membahu untuk saling menyelamatkan, berbeda dengan dirimu yang hanya sendirian, menginginkan kehancuran yang menurutmu itu adalah keindahan, karena itulah, kami akan menemukan dan menghancurkanmu, Planta." Ia berdiri sambil menatap para monster yang tiba-tiba berjatuhan dengan tubuh terpotong-potong, benar, itu adalah ulah sang samurai kilat, Tanaka Akira.
"Maaf karena aku terlambat, Akiyama, kamu dilarang merusak bangunan, meskipun itu hanyalah replika senjata legendaris, namun kekuatannya tak kalah hebat dari senjata aslinya, jangan lengah."
"Aku minta maaf, bibi, baik selanjutnya, kapan ini akan berakhir?" Ia menatap gerombolan monster yang berdatangan seperti gelombang pasang. "Saat ini, Yin sedang melacak keberadaan dari sosok asli Planta, kita hanya perlu menahan monster-monster berbau busuk ini, Akiyama, kita mulai."
"Aku juga ikutan, Freya, ciptakan meriam laser dan hancurkan para monster itu seperti tadi!"
"Got it, prepared the materials, started the creation of the laser cannon, created the drone, the laser cannon was completed, then, set the coordinates of the cannon, done." beberapa puluh Meriam laser terbang berjajar menuju arah gerombolan para monster yang jumlahnya banyak itu, "Baik, kita juga, Haru, jaga bagian belakang, kamu belum boleh bertarung dibaris depan, mengerti?"
"Haru mengerti, berhati-hatilah, master, Haru akan membantu dari belakang."
Mereka bertiga langsung melesat menuju gerombolan monster yang datang seperti gelombang tsunami itu, Menghancurkan, menebas dan memotong, mereka bertiga bertarung dengan dibantu pasukan lain, "Freya, ciptakan Mecha penghancur untuk membantu penyerangan, lalu arahkan Mecha itu untuk menghancurkan para monster!"
"Got it!"Puluhan Mecha diciptakan oleh kekuatan yang dimiliki oleh Rika, "Thunder Slash, Storm conqueror slash." Akira menebas dengan cepat layaknya seorang samurai, mereka bertarung dengan sungguh-sungguh meskipun para monster selalu bermunculan tanpa henti.
***
"Ternyata kamu disini, Planta."
"Kamu bukan manusia ya, benar-benar merepotkan."
"Selagi master menahan mereka, aku akan membunuhmu, Planta."
"Jangan pernah bermimpi di siang bolong seperti ini." Wajahnya yang tertutup oleh topeng baja itu kini ia lepaskan dan terlihat lagi wajah seorang gadis cantik dengan senyuman menjijikannya, "Lalu, bagaimana caramu membunuhku?"
"TENTU SAJA DENGAN TINJU KU INI!!" Haru segera melesat dan mencoba memukul wajah Planta dengan kepalan tangannya, "Hanya itu?" Dengan mudahnya Planta menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh Haru, "Jika hanya begitu, kamu takkan bisa menyerangku tau." Dari punggung yang tak terlapisi oleh kain apapun itu, tumbuh tumbuhan aneh dari sana dan mencoba menyerang Haru, meski dengan mudahnya dihancurkan oleh Haru dengan pistolnya.
"Benar-benar gadis yang menarik, aku akan mulai serius." Planta berubah menjadi sosok monster tumbuhan raksasa dengan senyuman yang mengerikan, suara tawa nya yang menggema bisa didengar oleh kedua telinga Haru dengan jelas, bahkan saking kerasnya tawa dari Planta, bangunan yang mereka pijak mulai bergetar. "Sekarang bagaimana kau akan membunuhku? AHAHAHAHAHAHA!!!!!" Suara tawa itu membuat Haru sedikit ketakutan, namun rasa takut tidaklah penting saat ini, yang harus ia lakukan hanyalah satu, yaitu membunuh Planta.
Bersambung