"Manusia, makhluk yang benar-benar menjadi perusak bagi alam ini, peperangan, iri, ketamakan, penebangan, pencemaran, semuanya disebabkan oleh makhluk perusak itu, namun sebentar lagi hal itu takkan terjadi lagi, aku akan menelan semuanya, aku akan menelan penderitaan bumi ini, sebentar lagi bumi ini akan dipenuhi oleh tumbuhan yang indah, yang bisa menciptakan kehidupan yang lebih baik, tanpa ada kerusakan, tanpa ada perusak rantai makanan bagi makhluk lain, tanpa ada peperangan, tanpa ada iri dan ketamakan!"
Sosok itu memandangi kota Tokyo yang ramai di awal bulan Mei ini, dia berdiri di atas gedung tinggi dengan wajah yang menampakan senyuman bengisnya, Codename : Planta, itulah dia. "Suatu saat akan tiba waktunya, waktu penghakiman, disaat itu, senyuman menjijikan dari manusia akan sirna, gelak tawa yang membuat telinga rusak akan sirna, dan tangisan penderitaan juga akan sirna, semuanya akan menjadi tanah, berubah menjadi tanaman parasit yang mematikan." Ucapan terakhirnya sebelum akhirnya ia berubah menjadi lembaran daun kecil yang tertiup angin, terbang entah kemana.
Hari yang cerah, semua orang melakukan aktifitas mereka seperti biasa, bekerja untuk memberi nafkah keluarga, pergi sekolah demi masa depan yang indah, bahkan ada juga preman jalanan yang selalu menunggu mangsa mereka di gang-gang kecil distrik Shibuya. "Satu.. Tiga.. mungkin segini cukup,yakan master?" Haru menunjukan beberapa pakaian yang ia beli pada Akiyama, 'Haru, kalau kamu pakai baju itu terus, nanti kesan imutnya hilang lho, bagaimana kalau kita beli baju baru?' Itulah yang Akiyama katakan pada Haru sehingga saat ini mereka berada di toko pakaian dan membeli beberapa pakaian untuk Haru, meski yang Haru pilih semuanya sweater.
"Haru, bagaimana kalau kamu pilih ini juga? Sepertinya ini cocok untukmu."
Akiyama berjalan menuju stelan pakaian yang membuat Haru mengerutkan jidatnya, "Dengan kata lain, master ingin Haru cosplay dengan kostum bunny itu..? Ternyata master pria yang mesum ya.."
"b-bukan bunny! maksudku yang ini, Maid, daripada kamu memasak dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja, bukannya lebih baik kamu pakai ini?"
"Master mesum."
"Oy.."
"hehe bercanda, benar sih, tak ada salahnya menggunakan pakaian Cosplay Maid ini jika di rumah, hanya master yang boleh melihatnya, lagipula, Haru adalah maidnya master." Haru mengambil pakaian itu, sebelum mengambil, ia menggesek kartu di samping pakaian maidnya sehingga langsung ia bawa pulang nanti. "Yosh, sudah cukup, sekarang kita kemana dulu? Mau langsung pulang?"
"Pulang saja, master, Haru ingin mencoba baju-baju ini, semoga cocok."
"Kenapa kamu tidak coba dulu di tokonya?" Tanya Akiyama, "Haru lupa kalau ada ruang ganti, tidak apa apa master, kalau di toko, master takkan bisa lihat Haru ganti pakaian, sedangkan kalau di rumah master B-E-B-A-S lho~" Godanya, "Anak mesum, apakah aku terlihat semesum itu, Haru?"
"Padahal Haru hanya bercanda."
Ketika ia mengatakan itu, tatapannya tiba-tiba tertuju pada satu sosok, 'mencurigakan.' Haru menatapnya dengan tajam, meskipun sosok yang ia tatap tidak menyadari akan tatapannya itu, "Haru, ada apa?"
"Itu." Ia menunjuk seorang pria yang perlahan menaikkan rok pendek seorang siswi sma, "Orang mesum, biar aku yang menanganinya."
"Baik, master."
Akiyama mendekati pria itu dan segera menepis tangan nakalnya sehingga membuat pria itu terkejut dan mengagetkan gadis yang ia jahili, "A-apa?!"
"Jangan berlagak sok polos, semua orang melihatnya, kamu mengangkat rok gadis ini." Tatapan Akiyama benar-benar serius, membuat gadis yang dijahili langsung percaya pada perkataan Akiyama dan memukul pria itu dengan keras, "K-kamu melakukan hal mesum padaku?! benar benar!!" Ia tak bisa menahan amarahnya dan menendang benda keramat dari pria itu, membuatnya jatuh terkapar dengan wajah yang kesakitan.
"MESUUUM!!!"
'G-gadis yang mengerikan, untung Haru tidak seperti dia.' Batin Akiyama, ia benar-benar terlihat ketakutan ketika gadis ini menginjak berulang kali pria tadi. "A-anu nona, sebaiknya kamu hentikan itu, atau masalahnya akan lebih panjang, asistenku sudah memanggil polisi kok."
"T-terimakasih, Tuan Akiyama dan Nona Haruka, untung saja ada kalian, jika tidak, mungkin harga diriku akan hilang begitu saja." Gadis itu membungkukan badannya pada Akiyama dan Haru secara bergantian, "Tunggu, darimana kamu tau nama kami?"
"Semua orang mengenal kalian, Haruka sang AI spesial pertama dan Akiyama sebagai tuannya, siapa yang tak mengenal kalian?" Ujar gadis itu sambil menunjukan ponselnya yang penuh dengan gosipan tentang mereka berdua, bahkan ada juga gosip keterlaluan yang mengatakan kalau Haru sudah hamil gara-gara Akiyama, "Apa-apaan itu, rasanya jengkel sekali." Kesalnya.
***
"Nah.. Pertunjukannya akan dimulai, bersiaplah kalian, manusia, kehancuran kalian, keruntuhan kalian, AKAN SEGERA DIMULAI!!!!" Dari belakang sosok itu tumbuh tumbuhan yang asing dan berlarian mendekati perkotaan, menyerang orang yang tak tau apa-apa.
"Apa yang terjadi?! Segera evakuasi warga!!" Akira merasa terkejut dengan alarm darurat menandakan munculnya energi Senjata Biologis yang kuat secara tiba-tiba, "Akiyama, segera evakuasi warga, hancurkan para planta yang mencoba menerobos save point, ingat, kamu masih berada di kawasan Save point, jangan sampai para monster itu menerobos!"
Ia segera memberi kabar pada Akiyama tentang tragedi yang tiba-tiba ini, "Apa-apaan ini?! Haru! Pulanglah dan bawa senjata! Secepatnya! Kita akan melakukan Evakuasi!"
"Baik Master!"
Haru berlari dengan kencang, ia memegang erat kantong berisi pakaian yang baru ia beli itu, kebetulan jarak rumah mereka tak jauh dari lokasi awal sehingga untuk mengambil persenjataan tak membutuhkan waktu banyak, "Jangan panik! Masuk dan kunci rumah masing-masing! Jangan membuka jendela! Bersembunyi di tempat aman! Jangan keluar sebelum diberi kabar! Jangan berdesak-desakan! Utamakan anak-anak dan perempuan!" Akiyama melihat ke belakang, betapa terkejutnya ia ketika melihat tumbuhan aneh mulai merambat di bangunan-bangunan.
"Nah manusia, saatnya penghakiman tiba! Ini adalah waktunya! Waktunya penghakiman atas segala yang kalian perbuat, MANUSIA!!"
***
"Freya, berikan kendaraan bersenjata."
Rika berjalan dari gedung militer dan memberi perintah pada sistem yang melayaninya, "understand, creating a vehicle, Project Freya completed, next, creating firearms, Uzi with laser bullets, Uzi successfully created." Ia tersenyum dan berjalan mendekati motor besar yang diciptakan oleh kekuatannya dengan Uzi kembar di kedua tangannya, "Ketika mencapai Overheat, Uzi ini akan menembakan laser yang lebih kuat, freya benar-benar bisa diandalkan, nah, selanjutnya, kita pergi ke lokasi Tuan Akiyama."
"Location found, go to location."
Ketika motor itu melaju dengan kecepatan tinggi, Rika menyempatkan diri untuk menembaki para monster yang menghadangnya. "Freya, Ciptakan senjata pada kedaraan dan tembaki para monster."
"Understood, invent automatic weapons, start shooting." Bukannya senjata yag menempel pada kendaraan, sistem bernama Freya itu malah menciptakan meriam laser yang mana meriam itu dikendalikan oleh drone sehingga dapat menembak dari udara dan tak mengganggu pergerakan motor yang dikendarai oleh Rika. "Bertahanlah sebentar lagi, Tuan Akiyama, kak Haru."
Bersambung