Chereads / Jiwa Tiruan / Chapter 13 - Simulasi

Chapter 13 - Simulasi

Haru takkan kalah!"

Dia tersenyum dan kembali menghajar AI yang tiba tiba Spawn didepan wajahnya, sepertinya ini adalah bug dari simulasi yang mereka lakukan.

"Jujur saja, aku kurang menyukai latihan yang berlebihan ini, menggelikan, apakah AI akan benar benar menentang umat manusia seperti yang ada di simulasi ini? Meski ini hanya simulasi, menurutku ini terlalu berlebihan." Akira terus mengoceh ketika ia bertarung menghadapi AI yang brutal itu. Sudah berapa jam lama nya mereka berada di dunia simulasi ini, tubuh asli mereka akan diberi nutrisi sehinga mereka bisa berlatih seharian.

Kembali pada Akiyama, sudah berapa NPC yang sudah ia selamatkan kali ini? "Menjengkelkan sekali, aku sama sekali tidak mengerti dengan sistem yang ayah buat, tidak ada batasan sama sekali, mereka selalu spawn di depan wajahku!" Kesal Akiyama yang tengah bersembunyi dibalik sebuah tempat sampah yang mana saat ini ia sedang membalut tangannya yang terluka karena terkena serangan dari AI yang mengganas itu. "Baiklah, mulai serius, Sniper Kilat." Akiyama melemparkan pedangnya dan merubahnya menjai sebuah senapan dengan scope yang bisa melakukan Zoom In dan Zoom Out dengan menggunakan pikiran tuannya.

DAR!

1 AI tumbang.

2 AI tumbang.

3 AI tumbang.

Dia terus menembak ke arah depan karena memang didepannya terdapat banyak AI yang berjalan kearahnya dengan senjata seadanya. Namun ia tak sadar kalau dibelakangnya juga ada AI yang mengincarnya.

"HAAAT!!!" Namun untungnya Haru tiba tiba berada di sana dan menendang AI itu sampai hancur. "Master! Master baik-baik saja kan?!" Tanya Haru dengan suara yang cukup keras karena ia khawatir sekaligus kaget. Akiyama hanya tersenyum dan berdiri seolah-olah ia mengatakan kalau ia baik-baik saja sehingga membuat Haru ikut tersenyum dan menghela nafas dengan tenang. "Tidak ada NPC lain yang selamat disini, bagaimana dengan kawasan yang kamu sisir?"

"Totalnya ada 20 NPC yang Haru selamatkan, Rika menyelamatkan 32, nona Akira menyelamatkan 72 NPC, dengan begini misi kita akan selesai, Haru diminta oleh nona Akira untuk memberitahu master karena master tak bisa kami hubungi dengan menggunakan radio." Jelas Haru, mendengar kata menghubungi, lantas Akiyama menjelaskan kalau sebenarnya Perangkat Radio yang ia miliki terjatuh ketika ia mencoba menghindari serangan para AI dan meledak ketika AI yang terjatuh menimpanya. AI yang meledak adalah AI yang dijadikan bom bunuh diri oleh pemerintah sehingga mereka tak memiliki perasaan, sepertinya, ayah Akiyama tau kalau kemungkinan seperti ini akan terjadi sehingga dia telah menciptakan skenarionya supaya mereka bisa lebih waspada di masa depan nanti.

"Sekali lagi aku minta maaf, Haru."

"Master tak perlu minta maaf, tentang Radio itu kan cuma kecelakaan, kecelakaan akan terjadi kapan saja." Haru tak menyalahkan Akiyama tentang ini, meski dia harus repot-repot pergi mencari Akiyama, dengan senang hati ia akan melakukannya karena sosok yang ia cari bukan sembarang orang, dia adalah orang yang paling ia sayangi, Tanaka Akiyama. Mereka berdua berlari dengan hitungan mundur yang berada di pandangan mereka, itu adalah waktu berakhirnya misi, jika ia kehabisan waktu, maka misi akan diulangi lagi dari awal sehingga mereka harus berlari secepatnya, menuju bandara tentunya.

"Maste..r.." Haru menghentikan langkah kakinya, sepertinya tubuh Haru sudah mencapai batasnya, dia berlutut di belakang Akiyama, sehingga Akiyama tak memiliki pilihan lain selain menggendongnya meski itu akan membuat lari nya menjadi sedikit lambat, namun jika Haru tertinggal, maka misi ini akan berakhir dengan kegagalan dan Haru akan disalahkan oleh timnya.

Mereka sudah hampir sampai di dekat bandara yang mereka tuju dengan waktu yang tersisa hanya 3 menit, dengan waktu 3 menit mereka pasti sempat untuk masuk kedalam kawasan zona evakuasi. 'Sedikit lagi!' Batin Akiyama. Ia melompat untuk mempercepat geraknya sehingga akhirnya ia sampai di tempat evakuasi dengan waktu tersisa 1 menit kurang. "Kalian lama sekali, dan Akiyama, jika kamu ceroboh lagi, aku akan menggantungmu dibawah lumut, oke?" Kesal Akira, meski sebenarnya ia tau kalau itu bukanlah kesengajaan, namun tidak ada salahnya untuk memberinya peringatan meski peringatannya benar benar konyol.

"Selamat, kalian menyelesaikan latihan simulasi pertama, latihan simulasi kedua akan dilaksanakan minggu depan, terimakasih karena sudah menyelesaikan latihan ini, selamat malam." Mereka berempat berlatih dari jam 7 malam sampai jam 1 malam, membutuhkan waktu 6 jam untuk menyelamatkan 1 kawasan saja, menjadi tim penyelamat benar benar berat. "Akhirnya bisa logout dan bisa menikmati masakan Haru ku!" Senang Akiyama, Akira melirik heran padanya seraya bertanya, "Ini sungguh keajaiban, apa yang terjadi padamu, Akiyama?"

"Hah?"

"Dulu kamu sangat tertutup dan tidak banyak bicara, namun sekarang kamu cukup terbuka, apakah Haru benar-benar sudah mengubahmu?" Akira terlihat cukup senang dengan diri Akiyama yang sekarang, menjadi diam bukan berarti sudah bersikap dewasa, namun dewasa adalah bisa kondisional. "Sepertinya bibi benar, lalu... apakah diriku yang dulu benar benar berbeda?"

"Haru tak tau, Master, karena sejak Haru diciptakan, Master langsung seperti ini pada Haru.. M-meski dulu master tak pernah.. m-mencium bibir Haru.." Wajah Haru tiba tiba memerah ketika mengingat kejadian waktu berada di lab.

"Hey aku mencium mu hanya 1x tau! begitu saja bangga."

"T-tentu saja bangga!"

Akhirnya mereka malah bercanda ringan saat mereka menunggu waktu logout dimulai, hitungan mundur dari angka 5 kini dimulai.

5

4

3

2

1

Akhirnya tubuh avatar mereka menghilang dan menyebabkan tubuh asli mereka terbangun dengan selang infus di tangan mereka karena itulah cara memberikan nutrisi. "Ayah, nanti ayah perbaiki simulasinya, AI tiba tiba spawn didepan wajah itu mana ada yang seperti itu tau." Kesal Akiyama karena dia sering dibuat kaget oleh AI yang tiba tiba muncul didepan wajahnya. "Benar, aku akan segera memperbaikinya, aku minta maaf atas kekurangannya."

"Tidak apa apa, ayahnya master, kesalahan akan menjadi pijakan."

"Oke ternyata kamu menjiplak ucapanku." Akiyama menggerutu yang membuat Haru kesal namun ia tetap harus menjaga sikap, dia tak boleh manja didepan sosok yang telah membuatnya karena dia tak mau karena manja itu Akiyama akan dimarahi karena Akiyama terlalu memanjakan asistennya sendiri meski sebenarnya Ayah Akiyama menciptakan Haru supaya Akiyama memiliki teman hidup. "Terimakasih, Haru, aku melihat perkembanganmu yang begitu memukau, Akiyama benar benar merawatmu dengan baik." Ayah Akiyama tersenyum sambil mengacungkan ibu jarinya pada Akiyama, "Hehe, Ayah, aku ingin pulang sekarang, rasanya aku lapar."

"Pulanglah, kapan-kapan kunjungi rumahku, putraku."

"Baik, ayah, Haru, ayo pulang." Mendengar ajakan dari majikannya itu Haru langsung tersenyum lebar seperti biasanya dan berlari kecil mengikuti Akiyama. "Mungkin ini akan menjadi sejarah bagi umat manusia."

'AI dan manusia yang saling mencintai, ya.' Batin Akira yang merasa kalau ini adalah sebuah pencapaian bagi manusia.

BERSAMBUNG