Chereads / Jiwa Tiruan / Chapter 17 - Akhir dari Organisasi Anti AI (Bagian 3)

Chapter 17 - Akhir dari Organisasi Anti AI (Bagian 3)

(Preview Chapter Sebelumnya)

'Tebasan kilat, cakaran naga halilintar.'

Dia membuat imajinasi tentang seekor naga dan menciptakannya di realita dengan menggunakan kekuatan petir yang ia peroleh dari pedangnya itu, "kau akan menyesal, Fulgur." Benda raksasa itu menggeram keras menggambarkan amarah yang dikeluarkan oleh Akira. Katana Kilat yang awalnya berwarna ungu muda, kini berubah menjadi merah bercahaya yang mana ini juga menggambarkan emosi dari Akira sang Pengguna Katana Kilat.

"Ini yang kutunggu, Sudah lama sekali, aku tak pernah bertarung melawan sesama pengguna petir dengan serius seperti ini." Entah bagaimana bisa, Fulgur malah merasakan puas ketika melihat amarah dari Akira, seolah-olah ia sudah menunggu momen ini sejak lama.

DAAR!\

Naga raksasa itu menyambar Akira ketika ia mengacungkan pedangnya seolah-olah naga itu merasuki tubuh Akira, kedua mata biru muda nya kini berubah menjadi ungu menyala karena pengaruh dari kekuatan yang besar itu. "Sekarang giliranku, Fulgur..!" Nafas Akira terengah-engah karena tubuhnya mendapatkan kekuatan langit, "Ini akan semakin menyenangkan, nah, sekarang kita akan lihat, siapa yang paling kuat, dengan bertarung.. sampai, salah satu dari kita berdua, MATI." Ujar Fulgur dengan senyuman yang benar-benar tak bisa dijelaskan.

***-

Kembali pada Akiyama dan Haru, yang mana kini mereka tengah melakukan penyisiran terhadap markas rahasia A.A Organization yang berbahaya ini. "Jadi selama ini perkiraan kita salah ya." Ujarnya sambil tersenyum miris melihat banyak manusia yang dijadikan objek eksperimental senjata Biologis. "Kalian akan berakhir disini, serangga."

Suara itu terdengar dari pengeras suara yang ada di sudut ruangan yang megah dan khas ini, dan benar saja, ketika nitrogen cair yang ada di tabung itu surut, orang orang yang ada di dalam tabung itu keluar dengan memecahkan tabungnya seolah-olah mereka tengah dikuasai oleh hawa membunuh. "T-tunggu, apa yang terjadi?"

Haru benar-benar panik ketika tabung yang banyak itu pecah satu persatu dan menampakan sosok manusia modifikasi yang banyak. Di ruangan yang besar itu, terdapat setidaknya 30 tabung berisi manusia modifikasi yang siap menyerang mereka kapan saja. "Ini perangkap, sial kita malah memakan umpannya dengan memasuki ruangan yang mencolok, tidak ada waktu, Haru, bersiap bertarung!" Tegas Akiyama sambil mengubah mode senjatanya menjadi senjata api berjenis smg tepatnya Ump yang memiliki kapasitas 35 peluru per magazine nya.

"Baik, Master." Kuda-kuda khas petarung tangan kosong haru pasangkan, ia menarik nafas perlahan untuk menenangkan dirinya, '1 manusia modifikasi saja sudah membuatku kewalahan, 30.. apakah aku bisa melakukannya?'

Senjata Biologis memiliki kemampuan mereka masing-masing yang beragam, ini benar-benar kondisi yang tak menguntungkan, melihat jumlah mereka yang sangat banyak sementara Akiyama dan Haru hanya berdua. Selain itu perbedaan kekuatan juga sangat jauh, sehingga mereka hanya memiliki sedikit peluang untuk menyelesaikan ini semua.

"Sekarang."

DRRRD!!

Akiyama menembaki manusia modifikasi yang tengah mengumpulkan energi alam untuk dilesatkan. Meski begitu peluru nya benar benar tak mempan karena mereka memiliki penghalang tak terlihat yang terbuat dari energi angin, benar, ini adalah ulah manusia modifikasi berjenis Ventus yang bisa mengendalikan angin. "Memuakan."

"Maaf menunggu lama, aku sempat tersesat!"

"Target locked, Prepare missile, Fire!" Tiba-tiba Rika datang dengan sebuah mesin aneh yang ia kendarai menerobos masuk meski tubuhnya terlalu besar. "Sialan, misil!" Terlalu terburu buru, bukan karena Akiyama takut terhadap misil, namun sosok yang penting baginya berada di tengah kerumunan para manusia biologis yang hendak diledakan itu, benar, Haru kini tengah fokus bertarung meski ada kerusakan kecil di tubuhnya. "Maaf, Holographic Shield!"

Rika langsung membuat perisai untuk melindungi Haru yang masih saja tidak mendengar panggilan dari masternya itu. "Benar-benar ceroboh." Singkatnya sebelum kembali berjalan mendekati Haru yang sedikit syok karena ledakan kecil tadi. namun berkatnya, Senjata biologis yang berada di lab itu kini telah benar-benar sirna dan mungkin sudah tidak tersisa lagi, mungkin. "kau oke, Haru?"

"Umh, hanya sedikit terkejut, tidak ada kerusakan sedikitpun pada tubuh Haru berkat perisai aneh itu." Jelas Haru, ia menatap ke sekeliling, ruangan mewah itu kini berubah menjadi ruangan dengan puing-puing yang berserakan, mereka yakin kalau ledakan tadi berdampak ke bangunan sekolah yang tepat diatas mereka semua. "Ini Akiyama, bagaimana kondisi di luar?"

"Sedikit getaran terasa, apa yang terjadi, Akiyama?" Suara dari Radio itu terdengar kurang jelas karena memang koneksi terganggu, dari bawah tanah menuju luar ruangan harus melewati banyak ruangan, sehingga hubungan koneksi radio akan sedikit terganggu, namun itu takkan mengganggu, setidaknya suara yang mereka dengar masih bisa dimengerti. "Ledakan kecil yang disebabkan oleh Rika, apakah ada kerusakan karenanya?"

"Tidak ada, bahkan kami tidak mendengar suara ledakan apapun, mungkin warga sekitar hanya akan menganggap gempa bumi biasa, lanjutkan misi." Radio itu ditutup dan kini tidak lagi mengeluarkan suara sedikit pun, keheningan terjadi sebelum akhirnya Haru memecahkan keheningan itu dengan suara bersinnya yang tak nyaring namun masih bisa didengar. "Rasanya.. suasana ini tiba-tiba menjadi canggung." Ujar Haru dengan nada lembut. "Baik, cukup istirahatnya, kita lanjutkan, target, Arya berada di ruangan depan, jangan lengah, dia adalah manusia dengan 1000 akal." Akiyama mengambil senapan yang selalu menemaninya dari lantai dan berjalan meninggalkan mereka berdua tanpa ekspresi sedikitpun.

Dalam hati ia berkata, 'Pria bajingan itu... dia hampir saja membunuh jiwa yang kucintai, takkan kumaafkan.' Dalam langkah kakinya yang tak bersuara itu, ia sedikit merasakan hawa membunuh dari dalam dirinya sendiri, 'Begitu, ya.. aku kembali menjadi diriku yang dulu, mengapa..' Batinnya lagi. "Master, Haru mendeteksi perasaan benci yang berlebihan pada diri master, Haru mohon, hilangkan itu, master sendiri yang berkata kalau dalam pertarungan, kita tak boleh egois dan harus tetap berkepala dingin, jadi karena itu, bertarunglah dengan tenang, Master." Ucapan Haru berhasil meluluhkan hati kecil Akiyama yang dingin itu.

"Aku.. minta maaf, kau benar." Meskipun demikian, ia tetap saja berjalan dengan perlahan, tanpa bersuara. "Dia meloloskan diri, segera kejar dia, Sistem, lakukan scanning, pindai seluruh area dan cari target."

"Dimengerti, melakukan scanning, laoding... hasil, nihil."

"Cih, bagaimana bisa?!" Kesal Rika karena target yang mereka cari tiba-tiba tak bisa terdeteksi. "Sialan, dia meloloskan diri." Kesal Akiyama. "Ini Akiyama, Segera blokir semua penjuru kota ini, target tidak dapat dideteksi, kemungkinan besar, target berhasil meloloskan diri."

"Dimengerti, tetap lakukan penyisiran."

"Baik."

Akiyama Point of View

Apa apaan itu, dia meloloskan diri dengan menjadikan objek eksperimentalnya sebagai umpan? Benar benar bajingan, akan kucari dia. Haru sama sekali tidak terluka, aku bisa lebih tenang karena itu. Dengan begini, kami masih bisa melanjutkan penyisiran, semoga saja,a Bibi Akira dapat mengalahkan Fulgur dan mencegat Arya.

BERSAMBUNG