"Selamat atas kesembuhanmu, Haru." Akiyama membuka sebuah kotak berisi cincin yang mana itu adalah cincin yang diinginkan oleh Haru ketika ia pertama kali menginjakan kaki di toko perhiasan. Wajah Haru yang pucat itu kini berubah menjadi merah karena dia berpikir kalau tuannya itu sedang melamarnya, meski sebenarnya tujuan dari Akiyama bukanlah untuk melakukan itu. Dia terus mengoceh dengan mengatakan kalau dia tidak pantas dilamar oleh Akiyama, namun ekspresinya malah menjadi kesal setelah Akiyama berkata, "Hah? Aku bukan mau melamarmu, Haru. Ini hanya sebagai ucapan selamatku kepadamu tau."
'Duh, aku terlalu terbawa suasana.' Batin Haru, saat ini rasa malu tengah melandanya sehingga ia menutupi tubuhnya dengan selimut yang awalnya hanya menutupi setengah badannya, Akiyama yang tak paham pun mencoba membuka selimut itu, namun Haru yang enggan malah membuat Akiyama patah semangat. Namun ketika Akiyama hendak beranjak dari tempat itu, tangan kecil Haru malah menahan pakaiannya sehingga membuatnya terhenti. "K-katanya mau ngasih cincin.." Ujarnya dengan malu-malu, dia sengaja menutupi wajahnya yang memerah dengan selimut karena ia tak mau Akiyama melihatnya yang malu malu itu. 'Begitu ya, dia malu, aku ingin melihat wajahnya yang tengah merasa malu itu.'
"Aku akan memasangkannya sekarang juga, namun dengan 1 Syarat." Akiyama kembali duduk dengan senyuman yang selalu ia tunjukan khusus pada Haru, mendengar kata Syarat, tiba tiba sesuatu yang kotor malah terlintas di benar Haru, namun ketika itu pula dia mencoba berpikir positif dan bertanya pada Akiyama tentang Syarat apa yang harus ia lakukan, Akiyama menjawab dengan senyuman yang masih melekat di bibirnya, "Jangan bersembunyi, Haru, jika kamu bersembunyi, rasanya aku seperti dibenci."
"Mana ada! Haru gak pernah benci Master tau!" Mendengar perkataan Akiyama, ia langsung melempar asal kain yang sebelumnya menyelimuti tubuh kecil Haru. "Bagus, Sekarang aku lebih leluasa memandangimu." Akiyama mengambil kotak cincin yang sebelumnya sudah ia simpan didalam tas kecilnya. "Haru, Selamat atas kesembuhanmu, aku minta maaf karena tak bisa melindungimu waktu itu, dan aku minta maaf karena.. hanya ini yang bisa kuberikan padamu." Akiyama memasukan jari manis tangan kiri Haru kedalam cincin berhiaskan butiran berlian yang indah itu, "Lalu.." setelah memasukan jari manis Haru kedalam cincin itu, ia menariknya pelan dan mengecup lembut bibir dari gadis android itu. "Lalu, aku berjanji, aku akan selalu berada di sisi mu."
"M-master.." Dia tersipu ketika majikannya merebut ciuman pertamanya itu, seseorang yang selalu dan selalu ia cintai, kini telah membalas perasaan buatannya. "Aku kelepasan, sekarang aku sudah kehilangan ciuman pertama ku dan mencuri ciuman pertama mu, hadeh, tenang saja, aku akan bertanggung jawab, anggap saja itu sebagai bayaranku." Akiyama tersenyum lembut sebelum akhirnya kembali membaringkan tubuh Haru yang memang tubuhnya belum pulih sebelumnya, "Beristirahatlah, Haru, aku ingin melihatmu kembali sehat dan memasak Kari lagi." Ujarnya sebelum keluar dari ruangan itu untuk menemui ayahnya yang tengah berada di lab.
Beralih pada markas rahasia A.A Organization.
"Hah, dia benar benar anak yang bodoh." Arya menatap kesal ke jalanan yang berada di bawah gedung ini. "Bagaimana dengan mayatnya?"
"Mayat dari Glacies kini telah diamankan oleh pihak lain, sepertinya mereka berniat untuk meneliti mayat Glacies." Jelas dari pria dengan jas Hitam berperawakan besar itu. "Cih, baiklah,kau boleh pergi sekarang." Arya terlihat menahan rasa kesalnya pada Aira yang cukup gegabah, dia malah menunjukan kekuatannya didepan publik sehingga pemerintah jepang kini telah menegur pemerintah indonesia sehingga membuat pemerintah akan mengambil tindakan tegas tentang ini. Mereka takut kalau mereka akan ketahuan jika mereka bersembunyi di sini. Jika ketahuan, bisa saja mereka akan diserang oleh 2 pihak yang mana pihak itu benar benar ingin menemukan keberadaan dari organisasi Illegal ini.
**
Beberapa hari kemudian, Akhirnya Haru sudah kembali pulih dan sudah bisa pulang. Saat ini, Haru tengah berada di halaman rumah yang masih terlapisi salju tipis karena ini masih tanggal 8 Januari. Ia benar benar menyukai salju, bermain dengan seseorang yang dicintainya, tertawa bersama, itu adalah hal yang diinginkan olehnya selama ini. Akhirnya keinginan itu terwujud, Haru kini dapat bermain dengan Akiyama sepuasnya, meski sebenarnya rasa canggung masih menyelimuti dirinya, namun kini rasa itu sudah terlupakan karena tawa nya yang begitu bahagia. Ketika itu, Haru bertanya pada Akiyama tentang perasaan Akiyama padanya, dia takut kalau Akiyama hanya menganggapnya sebagai alat belaka, namun dengan penuh kepastian Akiyama menjawab kalau Haru adalah orang pertama dan terakhir yang ia cintai.
BERSAMBUNG
Note : Maaf pendek karena ada urusan yang cukup penting ya ><