Chereads / Menjadi Kaya di Zaman Kuno / Chapter 9 - Chapter 9 : Kerja Sama

Chapter 9 - Chapter 9 : Kerja Sama

Lalu mereka mendengar suara pintu terbuka. Seorang pria tampan dengan penampilan anggun datang. Wu Nian berada dibelakangnya. Yan Mao berdiri dan membungkukkan sedikit tubuhnya.

"Aku menyapa boss besar."

Pria itu tersenyum lembut, "Jangan terlalu formal. Kita adalah orang yang akan berbisnis. Jangan terlalu kaku."

Yan Mao tersenyum. "Terima kasih atas keramah tamahannya Tuan Muda."

"Kamu bisa memanggilku Gong Jun."

"Kalau begitu Bos Besar Gong, aku dipanggil Yan Mao."

"Ger Yan, bagaimana dengan itu." Yan Mao menganggukkan kepalanya. Keduanya duduk dan Gong Jun adalah orang pertama yang berbicara. "Ger Yan, aku mendengar bahwa kamu memiliki sesuatu untuk dijual. Bisakah aku melihatnya?"

Yan Mao menganggukkan kepalanya. Dia mengeluarkan kain putih yang bersih, dia meletakkannya di depan meja. 10 botol pasta paprika tersusun, Gong Jun tanpa sengaja mencium aroma enak dari botol tersebut.

"Apa ini?"

"Ini disebut pasta paprika. Rasanya pedas karena bahan dasarnya adalah buah paprika, kamu bisa memanggilnya buah pedas."

Gong Jun menatap kearahnya. "Buah pedas? Buah pedas bisa dibuat seperti ini?"

Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Aku yang membuatnya sendiri."

"Bisakah aku mencobanya?"

"Tentu saja Bos Besar Gong, kamu bisa mencobanya."

Gong Jun meminta Wu Nian membawakan sumpit, Wu Nian menyerahkan sumpit. Ketika Gong Jun membuka penutup toples, dia segera mencium aroma kuat. Dia tanpa sadar menelan ludahnya.

Ketika dia mengambil saos merah itu, dia mencobanya. Matanya melebar. Ini.... sangat enak.

Ketika Yan Mao memperhatikan bagaimana ekpresi Gong Jun, dia tersenyum di dalam hatinya. Gong Jun menatap kearah benda merah itu, dia belum pernah merasakan makanan seenak ini.

Dia mengambil dengan sumpitnya sekali lagi, dia mencobanya. Semakin dia mencobanya semakin dia ketagihan. Dia menatap kearah Yan Mao yang menatapnya dengan ekpresi tidak bisa dibaca.

Orang ini tidak mudah di baca.

Gong Jun secara tidak sadar berpikir didalam hatinya. Ketika dia melihat penampilannya, orang ini seperti pandai berbisnis. Tapi masalahnya dia adalah Ger dan terlihat bahwa dia baru pertama kali ke restoran.

Gong Jun belum pernah melihatnya sebelumnya. Gong Jun menatapnya. "Ger Yan, bagaimana kita membicarakan ini?"

"300 Sen perbotol." Yan Mao langsung berbicara, Wu Nian sedikit melebarkan matanya, dia tidak berpikir bahwa Yan Mao akan mengatakan harga tinggi ini. Dia takut bahwa bosnya akan menolak.

Tidak hanya Wu Nian yang terkejut, bahkan Dabao dan Erbao juga, dia bahkan tidak bermimpi Daddynya akan menjual semahal itu.

Gong Jun tidak berpikir demikian, dia menatap kearahnya. "Jika aku membeli dengan harga segitu, apakah kamu akan menjualnya lebih banyak lagi."

Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Pastinya, jangan khawatir, selama harganya memuaskanku. Aku akan tetap berbisnis denganmu."

Gong Jun tersenyum. "Setuju. Apakah hanya ada 10 botol?"

"Untuk sekarang memang 10 botol, tapi 2 hari lagi aku akan menyiapkan 100 botol. Apakah kamu ingin mengambilnya?"

Gong Jun tentu saja tidak akan melewatkan bisnis ini. Dia menganggukkan kepalanya. "Aku akan mengambil semuanya. Tolong berikan saja padaku."

Yan Mao tersenyum. "Bos Besar Gong, senang berbisnis denganmu."

Gong Jun segera tersenyum. "Senang berbisnis denganmu juga."

Yan Mao dan Gong Jun tersenyum, keduanya tulus berbagi kebahagiaan. Wu Nian yang tidak pernah melihat Bos Besarnya tertawa. Sekarang Bos Besarnya sangat senang. Yan Mao menatap kearah Wu Nian.

Gong Jun memberikan 3 tael perak. Tiga tael perak, itu setara dengan gajinya perbulan, Yan Mao hanya mendapatkannya sehari. Tiba-tiba dia merasakan kagum.

"Saudara Wu, bisakah kamu membungkus kue-kue ini, aku ingin membawanya."

"Oh, tentu." Wu Nian kembali ke kesadarannya. Gong Jun menepuk bahunya. "Tolong bungkuskan padanya. Setiap masing-masing kue kering itu."

Wu Nian tercengang, segera dia tersenyum. "Ya bos."

Gong Jun tersenyum. "Ger Yan, kalau begitu aku akan kembali lebih dulu."

Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Terima kasih Bos Besar Gong."

Gong Jun menganggukkan kepalanya dan segera keluar dari ruangan pribadi. Yan Mao menatap kearahnya. Dia mengerutkan alisnya. Wu Nian menatap kearahnya. "Ger Mao, kamu benar-benar luar biasa. Bisa menentukan harga tanpa ragu-ragu."

Yan Mao tersenyum. "Saudara Wu, kamu terlalu memujiku. Kamu pernah mengatakan bahwa restoranmu kecil, namun cabang utamanya adalah di ibu kota. Aku pikir memberi harga yang masuk akal. Disini mungkin mahal, tapi di ibu kota harga kecil itu bukan apa-apa bagi mereka."

Wu Nian menatap kagum kearah Yan Mao. Dia menganggukkan setuju. "Ger Mao, aku tidak berpikir bahwa kamu benar-benar cerdas, dengan begini kamu bisa menghidupi kedua putramu dengan baik."

Yan Mao tersenyum. "Ya, kedua putraku akan tumbuh baik." Setelah menggosok kepala putranya, Yan Mao menatap kearah Wu Nian. "Saudara Wu, untuk masalah ini tolong jangan katakan apapun pada orang-orang desa, aku tidak ingin membuat keributan."

Wu Nian menganggukkan kepalanya. "Percayalah padaku. Aku tidak akan membuang waktuku hanya untuk bergosib."

Yan Mao sangat senang dengan penghasilannya sekarang. Dua hari lagi, dia akan mendapatkan lebih banyak uang. Sungguh senang menjadi orang yang punya uang. Dabao dan Erbao masih tercengang.

3 tael, 3 tael dalam sehari. Mereka seperti sedang bermimpi. Yan Mao menatap kearah keduanya. "Ayo kembali." Yan Mao tersenyum. "Saudara Wu, kami akan kembali lebih dulu."

Wu Nian menggoyangkan tangannya. "Ya, hati-hati di jalan. Jika kamu butuh sesuatu, katakan padaku. Atau istriku, dia pasti akan membantumu."

Yan Mao menganggukkan kepalanya. Sekarang dia memang butuh tenaga kerja. Dia akan meminta bantuan Ger Tong untuk membantunya. Memikirkan uang yang akan dia dapat, dia segera bersemangat.

Karena ini masih pagi, Yan Mao pergi ke toko pakaian. Dia mencoba melihat-lihat pakaian yang sudah jadi. Namun tidak ada yang membuatnya cocok. Yan Mao akhirnya memutuskan untuk membeli kain yang lembut.

Penjaga toko sangat ramah, dia menyapa Yan Mao. "Nyonya (Ger), apakah kamu ingin mencari pakaian jadi atau kain?"

Yan Mao menatap kearah kain lembut. Itu adalah sutra, dia mengarahkan jarinya. "Berapa kain itu?"

Penjaga toko sedikit tercengang, namun dia segera tersenyum. "Itu permeternya adalah 1 tael. Itu adalah sutra terbaik disini."

Yan Mao mengerutkan alisnya, segera dia merasa uangnya bahkan tidak cukup membeli pakaian. Penjaga toko melihatnya, dia segera mengarahkan ke kain yang lain. "Nyonya, sutra memang mahal, tapi kain ini juga bagus dan lembut. Meskipun tidak sebaik sutra, namun dia juga sangat nyaman dipakai."

Yan Mao akhirnya melirik kain itu dan menyentuhnya, dia sedikit bersinar, "Berapa untuk kain ini?"

Penjaga toko segera berbicara. "Satu meternya adalah 200 sen, apakah Nyonya ingin membungkusnya?"

Yan Mao masih mengerutkan alisnya. Meskipun ini cukup murah, namun dia merasa tidak cukup. Pada akhirnya dia hanya bisa membuat masing-masing satu pakaian untuk mereka.

Penjaga toko ingin mengatakan yang lain, Yan Mao segera berbicara. "Tolong bungkus yang ini."

Yan Mao memberikan satu tael perak, dia meminta dua meter berwarna berbeda dan 3 meter adalah warna yang sama, dia memilih warna hijau Muda. Setelah mendapatkan kain, mereka keluar.

Dabao menatap kearah Daddynya. Dia memegang tangannya. "Daddy, bukankah tidak baik menghambur-hamburkan uang, sebaiknya kita berhemat."

Yan Mao tersenyum. "Ini adalah barang yang kita perlukan juga. Dabao, kita tidak punya banyak pakaian di rumah."

Erbao menatap kearah Daddynya, dia juga setuju dengan saudaranya. "Daddy, apa yang Saudara katakan itu benar. Sebaiknya kita menghemat uang kita."

Yan Mao menatap keduanya, dia berjongkok dan sejajar dengan keduanya. Yan Mao memegang bahunya. "Dengarkan Daddy, mulai sekarang kita tidak perlu lagi menghemat sesuatu. Kita bisa membeli apapun yang ingin kita beli. Apakah kamu lupa? Bos Besar Gong akan membeli pasta paprika kita? Kita akan menjadi kaya lagi, jangan khawatir."

Dabao dan Erbao akhirnya menganggukkan kepalanya. Yan Mao berdiri. "Ayo, kalian bisa membeli apapun yang kalian inginkan."

Mata Dabao dan Erbao segera bersinar. Keduanya menganggukkan kepalanya. "Daddy, ayo pergi."

_____

Yan Mao tersenyum. "Sebelum itu, Daddy harus membeli daging dulu. Setelah itu kita akan kembali."

Keduanya mendengarkan daging, mereka segera bersemangat. Yan Mao sampai di toko daging. Dia menatap kearah tukang daging didepannya, dia memiliki tampang yang cukup menakutkan.

Namun Yan Mao tanpa sedikit keraguan segera bertanya. "Bos, berapa daging tanpa lemak?"

Bos menatap kearahnya. "Yang tidak berlemak adalah 10 sen perkati."

Yan Mao terkejut, daging disini sangat murah. Dia menatap yang berlemak. Dia ingat bahwa kedua putranya sangat kurus begitu juga tubuh ini, dia membutuhkan lebih banyak lemak. Dia mengarahkan ke daging yang berlemak.

Bos menatapnya, "Itu 15 sen perkati."

Yan Mao tercengang, bagaimana bisa? Daging berlemak lebih mahal dan tidak berlemak. Sungguh?

Bos menatapnya. "Apakah kamu akan membeli salah satu dari mereka? Aku tidak menerima setengah kati."

Yan Mao menatapnya, "Bos, aku ingin yang tidak berlemak 2 kati. Yang berlemak itu 2 kati. Boss bagaimana kamu menjual tulang ini?"

Pada akhirnya bos melihat pelanggan besar, dia segera berbicara. "Tulang adalah 4 sen, jika kamu membeli banyak, aku akan memberikan beberapa bonus untukmu. Ini adalah bagian ususnya, aku akan menjualnya 3 sen perkati, rusuk adalah 5 sen perkati, bagian Iganya adalah 7 sen perkati. Apakah kamu akan membeli lagi?"

Tentu saja, semua harga murah, sungguh siapa yang berani melepaskannya.

Yan Mao bersemangat, "Bos, tolong berikan masing-masing 2 kati."

Bos daging segera tersenyum. "Baiklah, aku akan memberimu bonus."

"Terima kasih bos."

Kedua anak yang mendengarkan ucapan Daddynya. Sungguh, mereka ingin mengatakan untuk menghemat uang, namun Daddy mereka sudah menyebutkan semuanya. Mereka tidak berani berbicara.

Yan Mao sangat senang sekarang, dia mendapatkan masing-masing setengah kati terkecuali daging tanpa lemak dan berlemak. Yan Mao menyerahkan 88 sen. Bos daging tersenyum ramah.