Kepala Desa menatap kearah Daddy Yan, meskipun orang ini terlihat lemah lembut dan penyayang. Dia sangat galak jika dia marah. Kepala Desa menatap kearah Yan Mao. "Ger Mao, bagaimana kamu akan menyelesaikan masalah ini? Lebih baik untuk tidak membawanya ke Yamen."
Yan Mao mengusap air mata diwajahnya, sepertinya kesedihannya sudah sepenuhnya hilang, sisa kenangan terakhir pria ini sepertinya hilang bersama kesedihannya. Dia segera berbicara. "Aku meminta perpisahan keluarga secara hukum."
Semua orang di sana terkejut, tidak mudah untuk memisahkan keluarga. Meskipun mereka berpisah rumah, bukan berarti mereka bisa berpisah keluarga. Kepala Desa langsung menatapnya, "Ger Mao, apakah kamu yakin?"
Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Kepala Desa, semua orang di desa ini tidak buta. Bagaimana keluarga suamiku memperlakukanku. Bahkan setelah kami menikah, mereka mengusir kami. Sejak saat itu seharusnya kami tidak ada hubungannya dengan keluarga Song, namun selama tiga tahun, keluarga Song terus memaksakan keinginannya pada kami. Bagaimana bisa aku tetap seperti ini? Aku takut kedepannya, aku tidak sabar untuk melakukan sesuatu."
Yan Mao kembali berbicara. "Kepala Desa, karena semua orang hadir disini, mereka akan menjadi bukti bahwa aku dan keluarga Song akan berpisah mulai sekarang. Mohon Kepala Desa untuk menulisnya."
Kepala Desa menghela napasnya dengan lembut, dia meminta seseorang untuk membawakan kuas dan kertas. Yan Mao menatap kearah Kepala Desa, pria separuh baya itu menatap kearah orang tua Song.
"Apakah kalian setuju dengan perpisahan keluarga?"
Daddy Song orang pertama yang bersemangat. "Aku meminta 1 mu tanah sebagai gantinya."
Semua orang yang menatapnya, mereka segera mencibir. Bahkan setelah Yan Mao mengatakan semuanya, dia masih meminta tanah. Sungguh tidak tahu malu. Semua orang di sini adalah orang jujur.
Mereka segera menjadi simpatik pada Yan Mao yang mendapatkan mertua seperti mereka. Ayah Song segera marah. Daddy Song mundur seperti burung puyuh. Yan Mao tersenyum. 1 Mu tanah tidak berarti apa-apa baginya.
"Baiklah, 1 mu tanah akan diberikan pada orang tua Song, setelah itu, kedua orang tua tidak ada hubungannya dengan keluargaku." Yan Mao berbicara, semua orang tercengang, termasuk kedua orang tua Song dan Yan.
Orang tua Yan segera mendekat, "A-Mao, apa yang kamu katakan? Memberikan 1 mu tanah pada Si gemuk tidak tahu malu itu, dimana kamu akan mencari makan?"
Daddy Yan sangat cemas, dia takut putra dan cucunya tidak bisa makan apapun setelah dia menyerahkan tanahnya. Segera Yan Mao tersenyum dan tidak mengatakan apapun. Kepala Desa menatapnya. "Ger Mao, apakah kamu yakin?"
"Ya, setelah itu apapun yang terjadi di keluarga Song dan keluargaku, masing-masing tidak bisa mencampurinya, jika salah satu dari kami melanggar ini. Kepala Desa akan menghukum mereka sesuai dengan peraturan desa." Yan Mao menganggukkan kepalanya. Ketika kedua orang tua Song melihat betapa percaya dirinya Yan Mao. Mereka menyesalinya. Daddy Song ingin meminta lebih namun Kepala Desa sudah menatapnya.
Seseorang kembali dengan kertas dan kuas. Kepala Desa menulis semua syarat perpisahan keluarga. Yan Mao dan Ayah Song menandatangani surat. Yan Mao masuk ke dalam rumah dan segera membawa akta tanah.
Dia menyerahkannya pada Ayah Song, segera Daddy Song merampas akta tanah itu. Melihat bagaimana dia begitu mencintai akta tanah, semua orang menjadi jijik padanya. Sekarang orang di sini tahu betapa tidak menyenangkannya kedua orang tua Song.
Mereka semua tidak ingin memiliki hubungan dengan mereka. Setelah proses penyerahan, Ayah dan Daddy Song kembali ke rumahnya. Wajah Ayah Song sedikit gelap, namun wajah Daddy Song sedikit gembira. Ini adalah tanah miliknya.
Semua orang bubar setelah Daddy Song dan Ayah Song pergi. Orang tua Yan dan Ger Tong masih berada di halaman rumah Yan Mao. Kedua orang tua Yan sangat cemas untuk putra dan cucunya.
A-Mao, apakah kamu tidak menyesal menyerahkan 1 mu tanah pada mertuamu?" Ger Tong menatapnya dengan sedih, bagaimanapun1 mu tanah terlalu berharga. Yan Mao menatapnya tersenyum seperti dia tidak memikirkannya sama sekali.
"Tong Ge'Er, bagaimana kamu mengatakannya, sebenarnya 1 mu tanah cukup murah untuk membayar biaya perpisahan ini." Yan Mao tertawa senang, mudah sekali mendorong mereka. Mulai sekarang berapapun dia mendapatkan uang biarkan semua orang tahu.
Ger Tong segera marah, "Itu tanah subur, 16 tael per mu. Bagaimana kamu mengatakan itu murah?"
Yan Mao tersenyum. "Jika Saudara Wu kembali, mungkin kamu akan mengerti apa yang aku katakan."
Ger Tong hanya mendengus dan marah, dia sangat kesal dengan kelakuan orang tua Song yang tidak tahu malu seperti itu. Namun dia tidak bisa melakukan apapun. Kedua orang tua Yan menatapnya, tiba-tiba Ayah Yan batuk-batuk.
Yan Mao segera menatapnya, "Ayah, kamu sakit?"
Daddy Yan sedikit sedih, "Akhir-akhir ini ayahmu terlalu bekerja keras, dia akhirnya sedikit tidak sehat."
Yan Mao merajuk, "Meskipun begitu, Ayah dan Daddy masih bekerja di ladang?"
Daddy Yan tersenyum, "Untuk hidup, tentu saja ayahmu dan aku harus bekerja di ladang."
Yan Mao menatapnya, dia menggelengkan kepalanya. "Ayah, Daddy, aku ingat rumah kalian sudah sangat lusuh. Bagaimana jika kalian pindah ke sini, meskipun sedikit kecil, setidaknya lebih nyaman di sini."
Ayah Yan menggelengkan kepalanya, "Tidak... uhuk..."
Tiba-tiba batuk Ayah Yan semakin parah, lalu dia menutup dengan mulutnya. Setelah dia puas, darah muncul di tangannya. Daddy Yan sangat ketakutan. "Suami.. kamu berdarah."
Yan Mao melihat ini, dia segera kedinginan. Ini salah satu TBC kan? Dia segera cemas meminta kedua putranya untuk pergi. "Tolong panggil dokter Chen, kakek kalian batuk hingga berdarah."
Kedua anak itu segera berdiri dan berlari. Yan Mao dan Daddy Yan membantu Ayah Yan masuk ke dalam rumah dan duduk di kamar yang lain. Ini kamar yang tidak dipakai mereka. Ayah Yan berbaring disana.
Yan Mao pergi ke dapur untuk menuangkan air, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia mengambil air di dalam kolam biru. Dia menuangkan dua tetes air ke dalam gelas. Dia membawa air itu dan menyuruh Ayah Yan untuk meminumnya.
Ayah Yan tanpa ragu-ragu meminumnya. Ketika tubuhnya menyerap air ajaib itu, perlahan tubuhnya lebih ringan. Ayah Yan merasa bahwa sakitnya jauh berkurang. Membaca ekspresi Ayah Yan, Yan Mao menjadi tenang.
Air ajaib adalah air ajaib. Tidak hanya membuat makanan menjadi enak, bahkan bisa meredakan luka dalam. Sungguh harta yang berharga. Yan Mao menatap kearah Ayah dan Daddy Yan. Daddy Yan sangat cemas sehingga matanya memerah.
"Ayah, Daddy, aku akan ke dapur untuk memasak. Daddy kamu menjaga Ayah."
Daddy Yan ingin berbicara, namun Yan Mao meninggalkan kamar. Ger Tong segera datang. "A-Mao, aku akan membantumu memasak."
Yan Mao tersenyum senang, "Terima kasih, Tong Ge'Er."
"Sama-sama, jangan terlalu sopan."